Chapter 15 - Grey

997 138 26
                                    


•••

Angin berhembus dari arah timur--membawa serta daun-daun yang berguguran--melayang berterbangan mengikuti kemana arah angin kali ini membawanya--kemudian jatuh disuatu tempat ketika angin berhenti berhembus--begitu juga dengan bunga kecil yang tubuh dipadang rumput luas--angin berhembus membawa bunga itu pergi lalu meninggalkannya untuk tumbuh menjadi bunga baru.

Daun-daun saling bergesekan saat angin menerpanya--membuat suara yang menenangkan berlatar langit biru yang kini mulai menampakkan warna ke orenan di ujung garis katulistiwa--terlihat sangat indah namun tidak mampu membuat ribuan pasang mata untuk mengalihkan pandangannya.

Ribuan pasang mata itu lebih memilih memusatkan pandangannya pada seorang yang memiliki surai emas yang senada dengan iris emas mengkilapnya--iris yang sangat indah namun mustahil untuk ribuan pasang mata itu untuk menatapnya--mereka terdiam saat merasakan aura yang menegangkan bahkan hampir menahan nafas--saat mereka tahu sang calon Raja kini mencoba menahan emosi yang kapan saja bisa meledak--dan itu bukanlah hal baik bahkan ribuan pasang mata itu rela memilih buta dari pada melihat hal mengerikan itu.

Hingga suara keras dari bebatuan yang hancur membuat serpihan batuan terlempar kemana-mana membuat ribuan pasang mata itu terkejut dengan nafas tercekat--kemudian diikuti ledakan angin yang membuat angin semakin berseru kencang dengan suara geraman yang kini mampu membuat mereka meneguk ludah dengan susah payah.

Hingga satu ledakan lagi dengan serpihan yang diselimuti api terhempas kemana-mana--lalu dengan cepat api yang berada diantara retakan dan bebatuan merayap seperti terhisap masuk kedalam tubuh serigala hitam besar yang berhasil bebas--dengan mata serigala yang kini dipenuhi api.

Ketiga serigala besar itu menggeram keras--dengan api yamg mulai menyelimuti tubuh mereka setelah berhasil keluar dari jeratan yang dibuat oleh para partner--namun sepertinya ke enam bangsawan dengan gelar royal menatap santai pada ketiga serigala hitam yang berbaris siap menyerang mereka.

"Hyung--sepertinya serigala tua itu lebih kuat dari 50 tahun sebelumnya" ujar mingyu membuat hoseok mengangguk masih menatap ketiga serigala besar yang sepertinya akan berkerja sama menyerang mereka.

"Hey jim!" pekik hoseok membuat jimin menoleh dengan sebelah alis terangkat "haruskan kita berkerja sama?--sepertinya ketiga serigala hitam itu akan melawan bersamaan!"
Jimin mengangguk membenarkan--beralih menatap ketiga serigala itu lalu menatap pendampingnya yang berseringai kecil membuat jimin mengerti--kemudian melirik namjoon dan seokjin yang juga mengangguk.

"Baiklah--ayo kita mulai pestanya"

Jimin langsung berlari kearah serigala   yang menggeram kemudian ikut berlari kearahnya--membuat jimin menyeringai lalu dengan cepat memunculkan tongkatnya dan menghentakkan kuat ke atas tanah--hingga menciptakan ledakan angin yang membuat serigala yang berlari kearahnya terhempas jauh kebelakang dua serigala yang semakin menggeram keras.

Kedua serigala itu langsung berlari kearah jimin yang berdiri santai menatap kedua serigala besar yang siap melompat kearahnya--sebelum deburan air menghantam kedua serigala yang baru saja melompat membuat mereka terhempas dengan api yang padam disekitar tubuh kedua serigala itu.

Jimin menyeringai senang kemudian melirik ke arah seokjin dan namjoon yang berada tidak jauh disebelahnya--lalu memberikan jempol dibalas anggukan oleh keduanya. Namun jimin membulatkan matanya saat seekor serigala siap melompat menerkam hoseok dan mingyu dari arah belakang.

"Hyung!! Mingyu!!--di belakang kalian!!" teriak jimin--membuat hoseok dan mingyu tersentak langsung berbalik--namun serigala itu sudah melompat dan kini berhasil mengores lengan keduanya sebelum sempat menghindar dengan kuku yang diselimuti api.

The Wizarding World || Secret of the pastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang