Chapter 26 - Utara

982 136 19
                                    

•••

Matahari kembali terlihat dari ufuk timur, perlahan memancarkan cahayanya yang kini mengubah warna langit gelap menjadi terang, dengan warna biru khasnya serta beberapa bintang yang masih terlihat bersinar diatas sana.
Namun iris berwarna emas itu kini menatap kosong kearah luar jendela yang satu-satunya tidak tertutup tirai dengan helaan nafas gusar dan mata monolid itu terlihat membengkak.

Entahlah, mungkin sang pangeran tidak dapat memejamkan matanya semalam karena suara ringisan yang terdengar menyakitkan dari seorang gadis pemilik iris hitam mengkilap, yang kini masih terlelap damai dalam tidurnya. Namun tak bisa dipungkiri--wajahnya terlihat sangat pucat bahkan kedua bibir itu hampir membiru, membuat taehyung tidak dapat tenang walau hanya sebentar.

Kemarin, setelah taehyung berbicara pada petinggi magis dan tabib, ia memberikan suatu mantra pada jungkook agar tubuhnya bisa bertahan. Karena sihir itu secara perlahan menyerap tenaganya dan sihir itu bisa semakin cepat melakukannya, karena jungkook tidak memiliki magis—ia hanya seorang manusia biasa dan tubuhnya tidak akan bisa bertahan lebih lama jika penawar belum juga ditemukan.

Helaan nafas kembali terdengar dengan iris yang masih setia menatap kosong, namun pikirannya saat ini dipenuhi bagaimana cara agar ia bisa mendapatkan air mata Phoenix secepatnya. Taehyung juga tidak mengerti—kenapa ia begitu ketakutan dan merasa sangat gelisah saat gadis itu dalam keadaan seperti ini. Dadanya bergemuruh bahkan ia menangis saat melihat iris hitam yang menatapnya begitu sayu.

Taehyung berbalik membelakangi jendela saat mendengar suara lenguhan dari jungkook yang kini masih enggan memperlihatkan irisnya. Membuat taehyung melangkah kemudian duduk dipinggir tempat tidur, dengan irisnya menatap lekat pada wajah pucat itu—sebelum tangannya terulur untuk merapikan helaian rambut yang hampir mengenai mata kemudian mengusap keringat yang ada dipelipis itu.

Dan perlahan mata monolid itu mengerjap pelan—mencoba menyesuaikan cahaya yang masuk serta penglihatan yang memburam, membuat jungkook kembali memejamkan matanya—disusul dengan suara ringisan pelan dan nafas bergemuruh, saat jungkook merasakan tubuhnya yang begitu lemas dan sakit.

Perlahan jungkook kembali membuka kelopak matanya—membuat dahinya sedikit mengerenyit saat merasa ada yang sedang memperhatikannya. Dan jungkook tersentak saat mengetahui Sang Pangeran yang kini sedang menatapnya dengan iris berwarna emas itu. Jungkook baru ingin bangkit—namun taehyung segera menahan tubuhnya lembut dan kembali membuatnya berbaring disana.

"Tetaplah berbaring—tubuhmu sangat lemah saat ini" ucap taehyung dengan suara lembut membuat jungkook tertegun dengan jantung yang kembali berdegup kencang—bahkan saat ini taehyung sedang mengenggam tangannya dan memberikan usapan kecil disana, sedikit membuat rasa sakit ditubuhnya menghilang.

"Bagaimana keadaanmu?, dan jangan coba untuk menyembunyikan atau menutupi apapun—" ucap taehyung dengan suara lembut namun penuh penekanan membuat jungkook mengangguk sambil tersenyum kacil. "Aku merasa sangat lemas, Prince. Dan kenapa terasa sangat sakit—" lirih jungkook diakhir namun ia masih berusaha untuk tersenyum—membuat taehyung terdiam kemudian semakin mengenggam tangan jungkook dengan kedua tangannya.

Hingga sebuah cahaya emas muncul—membuat jungkook berjengit, namun kemudian ia bisa merasakan rasa sakit ditubuhnya menghilang secara perlahan. Jungkook beralih menatap lekat pada taehyung yang kini sedang memejamkan matanya—kemudian iris emas itu kembali terlihat dengan tatapan lembut, serta senyum tipis disana.

"Itu akan mengurangi rasa sakitnya. bertahanlah, kau akan baik-baik saja—" ucap taehyung membuat jungkook tertegun bahkan ia tidak menyadari air mata yang menetes dari sudut matanya "M-maaf Prince—" ucap jungkook dengan suara isakan tertahan membuat taehyung tersentak saat gadis dihadapannya menangis dan meminta maaf padanya.

The Wizarding World || Secret of the pastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang