[Completed!]
Dunia itu tersembunyi di dimensi lain, hanya diketahui sebagai mitos dan dongeng sebelum tidur.
Namun, terjebak atau takdirlah yang membawanya. Ketika sebuah portal terbuka ditengah gelapnya malam dan membawa masuk seorang gadis pemilik...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Untukmu—yang kini telah menjadi dunia ku.
Aku menulis ini, saat kau sedang tertidur begitu damai tempat disampingku. bahkan iris ku berulang kali teralihkan untuk menatap wajah cantik mu—yang terkena sinar bulan malam ini.
Aku ingat saat pertama kali bertemu denganmu. Saat pertama kali iris ku bersitatap dengan iris hitam mengkilap seperti langit malam kesukaan ku.
Aku merasa desiran hangat menjalar keseluruh tubuh ku pada saat itu. Saat kau menyelamatkan ku untuk pertama kalinya. Dan disitu aku langsung berharap bisa bertemu dengan dirimu—lagi.
Namun, takdir seakan mempermainkan ku pada saat itu. Disatu sisi aku merasa marah—namun disisi lain ada letupan kebahagiaan saat kita kembali bertemu.
Hari demi hari berlalu, mungkin pada awalnya aku tidak terbiasa akan kehadirannmu. Namun hati ku merasa kosong saat tidak mendapati dirimu disisiku. Nafasku terasa sesak setiap kali melihat mu terluka.
Kau yang begitu sederhana dan kau yang memiliki sorot mata lembut. Kau berbeda dari sekian banyak orang yang kutemui dan kau yang begitu berharga untuk ku—hingga saat ini.
Kau yang ku cinta dan kau yang membuatku menatap dunia dengan pandangan berbeda. Kau yang menumbuhkan perasaan ini dan aku tidak ingin kehilangan dirimu.
Aku berterima kasih—pada takdir karena mempertemukan kita. Namun, aku juga membenci takdir karena pernah memisahkan kita.
dan untuk sekian kalinya, aku tidak akan pernah bosan mengatakan—bahwa aku mencintaimu. Berulang kali jatuh karena dirimu.
Perasaan yang pada awalnya tidak mungkin untuk bersatu. Kau yang begitu ketakutan karena mencintaiku. Dan tepat pada malam ini—kita membuktikan bahwa cinta kita tidak pernah salah. Bahkan tanpa kita sadari—benang merah itu sudah mengikat kita sejak awal.
Terima kasih karena sudah datang dalam kehidupan ku, mewarnai hari-hari ku—dan membuatku mencintamu.
