Chapter 18 - New Thing

937 128 10
                                    

•••

Mentari pagi ini terlihat begitu indah dengan awan tipisnya serta rembulan yang masih terlihat samar diatas garis katulistiwa--dengan mentari yang kini memberikan sinar nya pada Negeri bernama Teshuoland. Namun keindahan Teshuoland dan sinar mentari yang menerobos masuk pada sebuah kaca besar--tidak membuat iris hitam mengkilap seperti langit malam itu berpaling yang kini menatap lurus dengan pandangan kosong.

Jungkook terdiam dengan tubuh duduk bersandar pada headboard dan memeluk erat kedua kakinya--posisi yang sama seperti semalam bahkan ketika udara dingin mencubit kulit putih nya tetap tidak membuatnya bergeming.

Pikiran nya kalut setelah pria beriris emas tajam itu mengatakan ia harus menjadi pendamping nya dan Calon Ratu Negeri dongeng ini--meninggalkan jungkook yang menangis dengan isakan yang terdengar menyakitkan-- bahkan jungkook melarang penjaga atau pelayan yang akan kembali masuk.

Jungkook mengurung diri seharian bahkan menolak makanan dan minuman yang dibawa oleh para pelayan--yang selalu berganti dengan makanan baru setiap waktu makan datang--yang dilekatan diatas nakas sebelah tempat tidur. Namun jungkook tetap tidak bergeming bahkan para pelayan tidak berani berbicara atau menegur nya.

Suara ketukan pintu terdengar sebelum pintu besar berwarna emas dengan ukiran naga putih itu terbuka--menampilkan seorang wanita tua menggunakan pakaian putih dan syal biru tua yang melilit longgar pada leher nya. Melangkah masuk yang kini menatap pada seorang gadis yang duduk bersandar diatas ranjang dengan wajah pucat dan iris hitam mengkilap seperti langit malam yang menunjukkan tatapan kosong.

"Your highness--"

Jungkook tersentak yang menyadarkan diri nya dari lamunannya kemudian melirik pada wanita tua yang membungkuk hormat padanya membuat jungkook merasa tidak nyaman--jungkook mencoba bangkit namun seketika kepala nya terasa sangat pening dengan tubuh yang sangat sakit. Mungkin--karena jungkook tidak menyentuh makanan atau meminum apa pun dan posisi duduk yang ia pertahankan sejak semalam--padahal ia baru sadar setelah 4 hari lama nya setelah menyembunyikan iris hitam mengkilap miliknya.

Wanita tua itu tersentak melihat gadis yang tiba-tiba bangkit namun tubuh nya hampir terjatuh--membuat nya menahan tubuh kecil itu dan kembali mendudukan nya diatas ranjang. Jungkook menyentuh kening nya dengan mata memejam dan nafas bergemuruh--menahan rasa pening yang seperti menghantam kepalanya.

Jungkook mengatur nafas nya dengan iris hitam yang perlahan terlihat kemudian melirik pada wanita tua yang berdiri cukup jauh dari nya dengan kepala menunduk. Membuat jungkook menghela nafas dan menatap seduh pada wanita itu.

"T-terima kasih" ucap jungkook dengan senyum kecil--membuat wanira tua itu tersentak menatap dirinya dengan mata membulat, namun kemudian kembali menundukkan kepala nya. Wanita itu terkejut saat seorang bangsawan--terlebih lagi seorang pendamping Calon Raja, berterima kasih dengan rendah hati bahkan memberikan senyuman dan perkataan yang sangat lembut, hanya untuk seseorang seperti nya--seorang Tabib kerajaan.

"Hmm--nyonya?. Anda baik-baik saja?"

Suara lembut itu kembali beralun membuat wanita itu tersentak dengan pandangan terangkat--menatap pada jungkook yang kini mengernyit dahi heran.

"M-maaf kan a-aku, Your highness--"

Jungkook menghela nafas saat wanita tua itu kembali membungkuk hormat padanya bahkan menunduk kan kepalanya dan sama sekali tidak berani menatap mata nya.

"Tidak apa-apa. Tapi, bisakah nyonya tidak memanggil ku seperti itu?-- aku tidak nyaman dengan panggilan itu." ucap jungkook menatap pada wanita tua itu yang kini kembali terlihat terkejut bahkan lagi-lagi membungkuk padanya.

The Wizarding World || Secret of the pastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang