Chapter 42 - White Rose

972 130 21
                                    

•••

Mentari kembali memperlihatkan sinarnya dari ufuk timur Teshuoland—bersamaan ribuan bintang yang kini menghilang lalu digantikan dengan kabut serta awan tipis yang menghiasi langit—begitu juga dengan rembulan yang kinI masih terlihat diatas sana walau mentari sudah berada diatas garis cakrawala.

Namun pagi hari di Teshuoland kini tampak berbeda—karena sejak dua tahun terakhir, hanya akan ada awan mendung menghiasi langit Teshuoland serta cahaya mentari yang selalu tertutup oleh tumpukan berton-ton awan diatas sana.

Dan pagi ini, langit Teshuoland tampak begitu cerah dengan sisa warna oren yang masih terlihat menghiasi langit. Bersama suara kicauan merdu dari sekelompok burung serta hembusan angin yang mendayu pelan.

Namun mata monolid itu masih setia terpejam begitu erat, dengan wajah tampan yang terlihat begitu damai dalam tidurnya. Hembusan nafas terdengar teratur—setelah berhari-hari atau semenjak gadis itu menghilang,  sosok pangeran itu tidak pernah bisa memejamkan mata atau pun tidur dengan nyenyak setiap malamnya.

Setiap ia menutup mata, perasaan khawatir langsung memenuhi pikiran dan hatinya. ketakutan akan kehilangan gadis yang berhasil mengisi seluruh relung kosong dihatinya. Setiap hari yang berlalu, mampu membuat hatinya teramat gelisah saat gadis itu tidak ada dalam jarak pandang nya. Untuk pertama kalinya—taehyung merasakan ketakutan yang teramat besar dalam dirinya.

Hanya karena gadis itu, pemilik iris hitam mengkilap yang kini telah digantikan dengan iris biru safir yang tidak kalah indah. Dan semakin membuat taehyung jatuh, sekaligus takut akan kehilangan sosok gadis itu.

Hingga perlahan mata mata monolid itu mengerjap pelan dengan kelopak mata terbuka—kemudian kembali memperlihatkan iris emas mengkilap yang memperlihatkan sorot mata sayu.

Namun seketika tubuhnya menengang dengan rasa kantuk yang kini total menghilang—ketika merasa tempat tidur disebelahnya kosong. Taehyung segera bangkit dengan iris emas kini bergerak gusar menatap seluruh penjuru kamarnya—dengan sorot mata ketakutan, menyakinkan dirinya sendiri jika pelukkan serta suara yang begitu lembut semalam adalah nyata.

Tidak mungkin semua hal yang taehyung alami kemarin,  bahkan saat gadis itu memeluknya begitu hangat semalam—hanya sekedar mimpi atau imajinasinya saja. Tidak—taehyung yakin jika ia bersama jungkooknya semalam, jungkooknya sudah kembali padanya—bahkan taehyung bisa mencium sisa aroma madu dan stawberry pada bantalnya.

Taehyung segera bangkit dan langsung mengambil longcoat miliknya yang tersampir pada sandaran kursi—kemudian ia melangkah keluar dan mendapati jack yang tersentak ketika melihat sosok taehyung yang langsung pergi begitu saja, namun membuat jack terdiam saat sekilas melihat wajah khawatir dari sosok pangeran itu.

Taehyung berjalan cepat menyusuri lorong dengan raut wajah datar terkesan dingin serta rahang yang tampak begitu tegas—membuat semua orang yang bertemu dengannya langsung membungkuk hormat. Namun taehyung tidak mengindahkan mereka semua—pikirannya saat ini hanya dipenuhi tentang jungkook, bahwa gadis itu memang ada didekatnya dan bersamanya semalam. Taehyung tidak akan kehilangan atau melepas jungkook untuk kedua kalinya—tidak akan pernah.

Sekali hentak taehyung membuka pintu kamar jungkook dan membuat tubuhnya membeku saat mendapati suasana kamar yang begitu sepi bahkan para pengawal tidak berada ditempatnya. Jantungnya berdegup kencang dengan nafas yang bergumuruh. Tidak!—tidak mungkin jika semua yang ia alami kemarin hanyalah sebuah mimpi.

Bahkan taehyung tidak menyadari ketika kakinya melangkah masuk dengan iris emas menatap kosong bersama air mata yang menetes. Taehyung merasa dadanya seperti dihimpit dua bebatuan besar, terasa begitu sesak bahkan ia ingin sekali berteriak melampiaskan seluruh emosinya.

The Wizarding World || Secret of the pastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang