Chapter 2 - Hukuman

1.4K 133 11
                                    


•••

Angin musim semi bertiup dengan daun-daun yang berguguran mengikuti arah angin yang membawanya. Udara menjadi sedikit lebih dingin membuat orang - orang perlu mengenakan pakaian yang lebih hangat meski matahari masih bersinar terik diatas sana.

Suasana riuh terdengar dari arah kantin--yang kini dipenuhi oleh mahasiswa guna mengisi perut pada jam makan siang setelah suara bel berbunyi beberapa saat lalu.

Namun lain hal dengan seorang gadis, yang kini mengedarkan penglihatannya--mencari seseorang di tengah kerumunan kantin berharap dapat memenukannya disana.

Hingga hembusan nafas pasrah terdengar ketika gadis itu tidak menemukan seseorang yang dicarinya--dan mampi membuatnya merasa khawatir, karena sejak kelas kedua dimulai ia tidak melihat seseorang yang sedari tadi dicarinya.

Berhenti sejenak--bertanya-tanya apakah ada tempat yang terlewatkan olehnya karena dia hampir menggeledah seluruh tempat di universitas. Seketika matanya membulatkan saat mengingat satu tempat yang belum ia datangi.

Melangkahkan kakinya meninggalkan suasana kantin yang ramai menuju tempat itu dengan harapan dapat menemukannya disana.

_

Gadis itu melangkah kan kakinya, sambil menghirup udara yang bercampur dengan angin musim semi yang bertiup membawa daun daun yang berguguran. Aroma khas musim semi yang selalu bisa menenangkannya.

Kakinya terus melangkah, dengan kedua tangan yang ia masukkan ke dalam saku celana--mencoba mencari kehangatan saat udara terasa sedikit lebih dingin siang hari ini.

Kemudian memdudukan bokong nya di salah satu kursi kosong yang berada di bawah pohon sakura. Irisnya menatap lurus kearah langit yang tertutupi oleh awan tipis, dengan kedua mata monolid yang kini terpejam ketika bunga bunga sakura itu berguguran hingga menyentuh wajahnya, bersamaan dengan angin sejuk menerpa surai hitamnya.

Kembali membuka kedua matanya, memperlihatkan iris hitam bulat mengkilap--lalu menghembuskan nafas sambil membenarkan posisi duduknya dan mencoba mempersiapkan pendengaran nya, ketika irisnya melihat seorang gadis tinggi berponi yang sangat ia kenal--

Melangkah kan kakinya cepat kearahnya bersama seorang gadis yang kini berceloteh pada gadis perponi yang sepertinya tidak mendengarkannya.

"Kau tahu?!, dari tadi aku memcarimu diseluruh tempat universitas ini!"

Melirik sekilas pada kedua gadis yang memperlihatkan wajah kesal, tapi dia bisa melihat dari matanya ada rasa kekhawatiran di sana. Membuat jungkook merasa bersalah karena membuat kedua sahabatnya khawatir karena dirinya.

Sebenarnya--jungkook sengaja membolos di kelas kedua setelah dirinya bertemu dengan dosen dan melewatkan sarapannya. Dirinnya terlalu kesal karena hukuman yang diberikan oleh dosen itu.

Jungkook kembali menghela nafas, kemudian menatap kedua gadis yang masih memperlihatkan wajah kesal. Hingga jungkook tersenyum manis dengan gigi kelinci yang kini mengintip dari kedua belah bibir cherry nya. Menarik lengan kedua sahabatnya agar duduk diantar dirinya.

"Maaf--"

Lisa dan bambam masih enggan menatap jungkook. Berpura-pura tidak memdengarkan, karena mereka terlalu kesal dan khawatir pada jungkook. Karena kebiasaan yang tiba-tiba saja menghilang dan tidak ada kabar.

Bahkan jungkook pernah tidak ada kabar dan tidak masuk kuliah selama 3 hari lamanya, berakhir mereka mencarinya dan menemukan jungkook didalam apartemen miliknya--sedang tertidur dengan nyenyak nya, beralasan dirinya terlalu lelah dan ponsel miliknya yang tiba-tiba hilang padahal berada dibawah ranjang miliknya.

The Wizarding World || Secret of the pastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang