Chapter 33 - Destiny

972 140 60
                                    

•••

Ballroom itu begitu megah—perlahan dipenuhi oleh beberapa orang yang berasal dari berbagai bangsawan serta klan. Lantunan instrumen didalam sana begitu mendayu, menyamarkan  suara bisik dari beberapa orang yang saling bicara. Serta mengiring penyambutan yang dilakukan oleh para pangeran Bangsawan Kim yang kini berdiri tidak jauh dari pintu utama ballroom.

Meyusuri satu persatu tamu bangsawan yang turut hadir untuk menyambut teman lama atau bangsawan yang baru pertama kali berkenalan. Pesta itu selalu diadakan begitu mewah dan megah setiap tahunnya—dengan makanan mewah serta fasilitas yang tidak main-main, diberikan pada tamu undangan yang hadir.

Hingga suara nyaring dari terompet yang ditiup  oleh salah satu pengawal—membuat seluruh atensi mengarah pada pintu besar yang terbuka kemudian memperlihatkan Sang Raja bersama Ratunya—berjalan begitu berwibawa dan anggun, membuat semua orang disana membungkuk penuh hormat—menyambut kehadiran sosok tertinggi diNegeri ini.

Kembali membuat seluruh atensi mereka terpusat ketika mendengar suara langkah kaki begitu tegas milik Pangeran Mahkota—yang kini melangkah memasuki ballroom penuh wibawa serta ketampanan bak dewa yunani mampu membuat semua orang terpaku pada sosok pangeran itu.

Taehyung mengehela nafas saat ia telah berdiri didepan tempat duduknya—iris emasnya mengedar keseluruh penjuru ballroom menatap begitu banyaknya bangsawan yang hadir dalam pesta ini. Namun membuat dahinya mengkerut saat tidak menemukan satu sosok yang sedari tadi ia cari.

Jungkook, dimana gadis itu—

Iris hitam mengkilap segelap langit malam Teshuoland itu menatap lurus dengan pandangan kosong pada jendela didepannya. Tubuh kecilnya semakin meringkuk dengan kedua tangan yang memeluk erat kedua kakinya serta kepala yang ia tumpuhkan pada kedua lutut—saat angin malam begitu berani menyentuh kulit putihnya.

Jungkook terdiam dengan helaan nafas pelan ketika irisnya melirik kearah gerbang istana—terdapat banyak kereta kencana yang datang, membawa berbagai bangsawan untuk hadir dipesta malam ini. Jungkook kembali mengalihkan irisnya untuk menatap langit malam yang dipenuhi ribuan bintang serta rembulan bersinar terang diatas sana.

Begitu cantik, namun tidak mampu membuat jungkook mengukir senyumam—ketika pikirannya begitu berkecamuk dan hatinya yang terasa sangat gelisah. Entahlah, jungkook merasa tidak ingin hadir dipesta itu—bahkan ia mengabaikan gaun putih yang begitu cantik disana. Gaun yang seharusnya jungkook kenakan untuk malam ini.

Suara pintu terbuka—tidak juga membuat jungkook melirik atau bergeming ditempatnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suara pintu terbuka—tidak juga membuat jungkook melirik atau bergeming ditempatnya. Elora perlahan masuk kedalam sambil membawa beberapa perhiasan yang mungkin akan jungkook gunakan. Namun dirinya tersentak saat gaun putih itu masih ada ditempat yang sama sebelum ia keluar tadi—membuat elora melirik kearah jendela lalu menghela nafas pasrah saat melihat jungkook duduk diam disana.

"Kook, kenapa belum bersiap. Kau bisa terlambat—" ucap elora menatap pasrah pada jungkook yang tidak menyahuti ucapannya. Elora meletakan perhiasan yang dibawanya tadi diatas tempat tidur—lalu beralih duduk dihadapan jungkook kemudian meraih sebelah tangan jungkook untuk digenggam, dan berhasil membuat jungkook melirik kearahnya.

The Wizarding World || Secret of the pastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang