06 [Hera's identity]

3.5K 474 3
                                    

"Selamat datang di Starbucks, Tuan. Silahkan! Mau pesan minuman apa?" tanya karyawan Starbucks dengan senyum ramah.

"Si Pirang?"

Karyawan itu mengernyit. "Maaf, maksud Anda, Tuan?"

"Si Pirang di mana?" tanya pria itu lagi

"Ahh mungkinkah yang Anda maksud Hera?"

"Ya."

"Maaf, tuan. Saya belum melihat Hera hari ini," ucapnya.

"Yasudah, pergi sana!" usir pria itu.

"Anda bisa mengatakan kepadaku, Tuan. Pasti aku akan mengatakan pada Hera jika bertemu dengannya," tawar karyawan itu.

"Tidak perlu," pria itu menolak mentah-mentah tawarannya.

Karyawan itu tersenyum kikuk ketika mata para pengunjung mulai memperhatikan mereka. "E-eum ba-baiklah, saya permisi dulu," ucapnya.

Setelah berlalu dari sana, karyawan tadi mendengus kesal dengan umpatan kecil keluar dari mulutnya. "Shit! Selalu Hera, apa yang istimewa dari anak pungut itu?! Jelas aku lebih unggul darinya! Menyebalkan!" gerutunya.

"Kenapa?" tanya seseorang yang memakai seragam yang sama seperti wanita tadi.

"Tidak bisakah satu hari saja si Jalang itu tidak dicari laki-laki? Tadi pria jelek, sekarang pria tampan! Nanti pria apa lagi?!" kesalnya.

"Haha, bilang saja kau iri,"

"Jelas aku iri, bodoh! Dia selalu jadi primadona di sini. Aku muak sekali melihat muka sok polosnya itu! Tidak tau saja dia itu jalang,"

"Shutt, kecilkan suaramu. Kenapa kau bicara seperti itu? Kau bisa dipecat jika terdengar oleh bos, dia kan karyawan kesayangannya,"

"Cuih, biar saja! Aku berbicara sesuai fakta, coba kau fikir dengan baik, mana ada gadis yatim piatu bisa berkuliah di kampus elit seperti itu. Dan lagi kenapa setiap hari para pria selalu mencarinya kalau bukan untuk bermain ranjang?"

"Ah kau benar, dia pasti menjual tubuhya pada orang tua berdompet tebal," si temannya itu terkikik kecil membenarkan

"Nah aku bilang juga apa," kemudian mereka melanjutkan kembali aktivitasnya dengan sedikit menggosipkan siapa saja yang menurut mereka bisa menjadi bahan gosip. Yang pastinya nama Hera selalu menjadi yang pertama dalam topik gosip mereka.

Tanpa mereka sadari seseorang menguping pembicaraan mereka dengan mata tertuju pada pria yang mencari Hera itu, mata dan mulutnya terbuka lebar. Tangannya mencengkram erat apron hijau yang di kenakannya.

'Bukankah dia pria yang meminta Hera mengantarkan minuman kemarin? Pria itu pria yang di takuti Hera, mengapa dia mencari Hera? Hera bukan wanita jalang! Aku tau itu, Pasti ada yang tidak beres disini,' batin orang itu, ia segera berlalu dari sana sebelum dia kepergok oleh karyawan yang mengatai Hera itu.

∆∆∆

Hera membulatkan mata ketika dia tiba-tiba berada di ruangan seperti rumah sakit. Seingat Hera, dia tadi berada di kamarnya tetapi mengapa dia berada disini? Aneh.

Di ruangan itu dia tidak sendiri, melainkan ada seorang wanita yang sedang mempertaruhkan nyawanya untuk melahirkan bayi dalam perutnya. Ia juga bisa melihat dokter dan suster yang membantu proses persalinan itu. Di samping wanita itu ada seorang pria yang tampan yang senantiasa mengelap keringat wanita itu dan tak henti-hentinya mengucapkan kalimat cinta.

Dapat Hera pastikan mereka adalah sepasang suami istri yang sedang menantikan kehadiran buah hati mereka. Di sana ada juga dua orang bocah laki-laki lucu yang sedang duduk anteng memakan permen tanpa menghiraukan jeritan wanita melahirkan itu. Tanpa Hera sadari setetes air matanya jatuh ketika melihat perjuangan seorang ibu melahirkan anaknya. Hera rasanya mengenal sepasang suami istri itu, tapi siapa?

HERA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang