"Salam, Luna," ucap Joselyn membungkuk hormat diikuti Hera di sampingnya.
Luna Meghan tersenyum. "Hera, Jose, ini adalah suamiku, Alpha Zeus. Dia lah yang telah menemukan kalian," ucap Luna Meghan memperkenalkan lelaki matang yang duduk tegap di sampingnya itu.
Jose langsung membungkuk hormat. "Salam, Alpha. Terimakasih sudah menyelamatkan kami, jika Anda tidak datang mungkin kami sudah tinggal nama saja sekarang," ucap Jose, Hera hanya mengikuti apa yang dilakukan Jose.
Alpha Zeus berdehem. "Sudahlah, aku hanya tak sengaja lewat kemarin," ucapnya.
"Tetap saja, Anda sudah menyelamatkan kami. Mungkin ini agak tidak masuk akal, tapi jika Anda membutuhkan bantuan kami, maka kami akan membantu Anda sebisa yang kami mampu," kata Jose. Alpha Zeus hanya bisa mengangguk.
"Sudahlah, ayo makan, jangan segan karena kami, anggap saja makan bersama teman atau keluarga kalian. Wajah suamiku memang seperti ini, datar. Tapi dia baik," ucap Luna Meghan dan mendapatkan colekan kecil dari suaminya.
Hera dan Jose hanya mengangguk tak enak hati, kemudian memakan makanan yang tersedia. Selama makan siang berlangsung, Hera selalu melihat kearah kursi kosong yang berbeda dari kursi lainnya. Entahlah hanya saja matanya selalu ingin memandang ke sana, dan rasa penasaran nya pun seakan naik begitu saja.
Seakan sadar apa yang diperhatikan oleh Hera, Luna Meghan langsung menjawab. "Itu adalah kursi dari Alpha pack ini, Alpha Ares," ucapnya.
Hera mengernyit bingung. "Alpha Ares? Siapa dia? Dan di mana dia? Kenapa tidak ikut bergabung?" menyadari sikapnya yang tidak sopan Hera dengan cepat menunduk dan meminta maaf. "Mohon maafkan saya, Luna."
Luna Meghan tersenyum maklum. "Tak apa, Alpha Ares, putra kami sedang dalam masa pemulihan," jawab Luna Meghan lagi.
Hera hanya ber'oh' saja, sebenarnya ia masih penasaran akan sosok Alpha Ares ini. Namun rasanya tidak akan sopan jika ia bertanya terus, sedangkan ia hanya sekedar tamu di sini.
Setelah makan siang selesai, Hera dan Jose berpamitan pada Luna Meghan dan Alpha Zeus, mereka pergi ke tempat pelatihan warrior.
"Ah aku ingin latihan lagi, sudah lama aku tidak mengasah ilmu bela diriku," ucap Jose seraya meregangkan tubuhnya, "aku akan ke sana, kau mau ikut?" ajak Jose. Hera menggeleng.
Jose mengangguk. "Baiklah," kemudian ia langsung turun ke arena latihan.
Hera menggeleng melihat kelakuan asli dari Joselyn, siapa menyangka Joselyn yang dulunya anggun ternyata sosok aslinya seperti ini?
Hera lalu ia melihat-lihat lagi mansion yang super duper megah ini. Siapa yang menyangka kalau di dalam hutan lebat terdapat mansion super megah seperti ini? Pastinya sangat mustahil jika kita berfikiran bahwa ada ada mansion di tengah hutan belantara, tetapi faktanya adalah memang ada mansion yang berdiri di tengah-tengah hutan.
Langkah kaki Hera terhenti pada sebuah rumah yang dikelilingi oleh cahaya berwarna putih dan hijau. Rumah itu dijaga ketat oleh beberapa warrior yang berpakaian hitam, persis ninja-ninja di dalam film Jepang. Hera semakin penasaran dengan tempat itu, entah mengapa ia merasakan ada sebuah magnet yang menariknya mendekat ke tempat itu.
"Apa yang kau lakukan, Nona?" tanya salah satu warrior ketika melihat Hera yang mendekat ke arahnya.
"Tempat apa ini?" tanya Hera balik.
"Sebaiknya Anda pergi, Nona. Disini bukan tempat untuk bermain." Usir warrior itu.
'Ck, andai saja mereka melihat Luna Meghan bersamaku pasti mereka akan mengijinkanku masuk,' pikir Hera. Tanpa ia sadari cahaya berwarna ungu mulai melingkupi tubuhnya.
"Silahkan masuk, Luna Meghan," ucap warrior itu seraya membungkuk hormat.
"Hah?" Hera melongo, lalu menoleh ke kiri dan ke kanan. Tidak ada orang, berbicara dengan siapa mereka? Atau mereka berfikir aku mirip Luna Meghan? Aneh, pikirnya.
Lagi-lagi Hera mengernyit bingung ketika mendapati ada seorang wanita mengenakan baju yang aneh namun sekaligus indah, tubuh wanita itu diselimuti oleh cahaya berwarna ungu. Waktu disekitar Hera terasa seakan berhenti.
'Kapan wanita itu ada di sini?' tanya dewi batinnya. Seingat Hera, tadi ia tidak melihat seorang wanita, ia hanya melihat beberapa warrior yang berjaga di sini.
'Mungkinkah para warrior itu menjaga wanita ini?' lagi-lagi Hera berperang dengan pikirannya.
Wanita itu tersenyum, lalu membungkuk hormat. "Salam, My Queen," ucap wanita itu.
Hera mengernyit bingung. 'Mungkinkah dia juga berfikir bahwa aku Luna Meghan?' batinnya lagi.
'Tidak Hera, aku rasa dia tau kau adalah Hera,' jawab Berry.
'Lalu, mengapa dia memanggilku My Queen?'
"Perkenalkan, hamba adalah Mina Controller, kekuatan Anda. Hamba adalah kekuatan yang bisa memanipulasi pikiran seseorang namun hanya bertahan lima menit saja," ucap Mina Controller itu.
Hera masih terdiam, ia mencerna apa yang dikatakan wanita ini. Baiklah, kemarin ia mendapati Natthy Controller, dan sekarang ia mendapatkan Mina Controller, nanti apalagi? Mungkin ia akan mendapatkan banyak kejutan-kejutan tak terduga lagi.
"Lalu, kapan aku bisa menggunakanmu?" tanya Hera, sekarang ia mulai bisa menerima keadaannya. Mau bagaimana lagi, bukankah hal tersebut mau tidak mau harus ia terima?
Mina Controller itu tersenyum, ia tidak menjawab pertanyaan Hera. Namun sedetik kemudian ia berubah menjadi kabut asap berwarna ungu yang berangsur-angsur menjadi cahaya. Lalu cahaya itu masuk ke dalam liontin yang Hera kenakan dan berubah menjadi permata Amethyst Ungu yang indah. Dan sekarang, sudah ada dua permata yang masuk ke dalam Liontin Hera, Emerald (Hijau) dan Amethyst (Ungu).
Hera memandang takjub liontinnya yang sudah terisi dua buah permata itu, masih ada lima lagi dan Hera tidak sabar menantikannya.
Waktu kembali seperti biasa, langsung saja ia melewati para warrior itu dengan langkah santai. Hera tak sadar bahwa dia sudah melewati cahaya putih dan hijau yang mengelilingi rumah tersebut, dan anehnya cahaya hijau itu juga mulai melingkupi dirinya.
Langkah kaki Hera rasanya semakin berat dan lemas, keringatnya bercucuran. Entahlah, ia merasakan bahwa tubuhnya melemas seperti mengeluarkan energi yang sangat banyak padahal dia hanya berjalan kaki saja, lalu kenapa tenaganya seperti terkuras habis?
Hera sudah hampir sampai di gagang pintu rumah tersebut, namun sebelum ia menggapai gagang itu, pintu tersebut sudah terbuka terlebih dahulu. Harum citrus bercampur aroma mint yang dipadukan dengan aroma harum buah apel tiba-tiba langsung menyerbu indera penciumannya. Tiba-tiba kepala Hera dihantam rasa nyeri karena Berry yang sedang berjingkrak girang dan mengaung di dalam kepalanya.
Hera tidak tau mengapa Berry bertingkah seperti ini, warna bola mata Hera pun berubah-ubah tanda Berry ingin berganti shift namun tidak bisa. Hera memegang kepalanya, pemandangannya terasa berputar. Tubuhnya semakin lemas, kepalanya semakin sakit, dan matanya semakin memburam.
Dalam pemandangan berputar, Hera dapat melihat bayangan seorang pria berdiri tegap dihadapannya, dan anehnya bau itu berasal dari pria dihadapannya ini. Bau harum itu semakin menyengat membuat kepala Hera semakin lama semakin memberat.
Hera tak kuasa lagi menahan sakitnya, tubuhnya yang sudah sangat lemas pun mendukungnya untuk memejamkan mata. Hal yang terakhir ia ingat adalah pria di hadapannya ini membungkuk lalu mengangkatnya dengan mengucapkan kata yang selalu menjadi penutup mimpinya.
"Sas periméno, Sweety Mate ... "
![](https://img.wattpad.com/cover/267884312-288-k656625.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
HERA [END]
FantasyAwalnya Hera Athena Demeter hanya seorang manusia biasa yang mendapat beasiswa di Universitas Johannes Gutenberg Mainz, Jerman. Namun semua itu berubah ketika ia mendapati fakta bahwa ternyata ia merupakan manusia serigala. Objek yang selama ini ia...