50 [Big war]

1.8K 278 0
                                    

"Membelah gunung?!" tanya Hera kaget. "Ba-bagaimana bisa? Itu lebih sulit daripada harus berkeliling!" katanya lagi.

Yang benar saja, membelah gunung adalah hal yang sangat mustahil. Untuk membelah batu saja rasanya ia tidak akan bisa apalagi gunung? Itu hanyalah pekerjaan yang sia-sia.

"My Queen, membelah gunung adalah jalan satu-satunya untuk bertemu dan melakukan pertukaran darah dengan Queen of the Earth sebelumnya," jawab Photranostios.

"Membelah gunung adalah hal yang tidak masuk akal! Bagaimana bisa aku melakukan hal itu?! Meskipun aku memiliki kekuatan tetapi tetap saja akan sia-sia!" kata Hera bercampur emosi, untuk mendengar ia harus membelah gunung saja ia sudah emosi, mungkin karena emosional yang ia miliki sedang tidak stabil makanya ia mudah marah.

"Hanya dengan pedang Qufeerth Anda bisa membelah gunung ini dengan sekali tebasan," ucap Photranostios. "Semua keturunan Queen of the Earth pasti memiliki pedang tersebut," lanjutnya.

"Tapi aku tidak memiliki pedang--" Hera mengentikan ucapannya, pedang? Lalu ia meraba liontin pedang miliknya. Bukankah ia juga memiliki pedang, tetapi berbentuk liontin.

Hera melepaskan liontin itu. "Apa yang kau maksud adalah pedang ini?" tanya Hera.

"Benar, My Queen pedang itu bukan hanya liontin pedang biasa, tetapi liontin itu merupakan pedang Qufeerth," jelas Photranostios.

"Bagaimana aku menggunakannya?" tanya Hera lagi.

Photranostios hanya tersenyum, lalu Mark dan Owlye mendekati Photranostios. Mereka berjejer dengan Mark di samping kanan dan Owlye di samping kiri.

Mereka membungkuk kepada Hera, lalu mereka berubah menjadi sebuah cahaya putih, cahaya api keemasan, serta cahaya gelap. Kemudian cahaya tersebut menyatu hingga menjadi sebuah ledakan cahaya.

DUAR!!!

Perlahan ledakan itu membentuk sebuah pusaran, lalu masuk ke dalam liontin Hera. Seketika itu pula liontin itu berubah menjadi sebuah pedang perak dengan tujuh permata menghiasi sarung pedang tersebut. Pada gagangnya terdapat tiga buah permata, yaitu: putih, merah dengan emas di dalamnya, serta permata berwarna hitam pekat.

Hera membuka sarungnya lalu nampaklah sebuah pedang yang berkilauan, di lihat saja pedang itu sangat tajam. Sehelai rambut yang entah dari mana datangnya hinggap di pedang itu dan rambut tersebut langsung terbelah menjadi dua, yang secara langsung menunjukkan betapa tajamnya pedang perak tersebut.

Jose dan Wella berdecak kagum, mereka tidak pernah melihat pedang yang sangat indah dan tajam seperti pedang Qufeerth ini. Benar-benar menakjubkan!

"Wow!" decaknya. Sungguh indah, tetapi jangan coba-coba untuk menyentuhnya jika tidak ingin terluka. Karena sesungguhnya jika sesuatu semakin indah semakin berbahaya pula bisanya sesuatu itu.

My Queen, guardian Anda telah bersatu dan membentuk sebuah kekuatan yang amat sangat langka,

Tiba-tiba Hera mendengar suara orang yang tak kasat mata. Suara itu ibaratkan suara guntur dan petir yang saling bersautan, menggema di atas lapisan langit dan dibawah lapisan tanah.

Kekuatan yang dapat melindungi diri sendiri beserta orang yang Anda cintai, dengan kekuatan ini Anda bisa membuat sebuah perisai untuk melindungi sebuah tempat tinggal,

Suara itu bergema lagi. Pedang yang tadinya masih berada di tangan Hera kini pedang itu terlepas lalu mengambang dan menyusut kembali menjadi liontin pedang yang terpasang cantik di leher jenjang Hera bersamaan dengan kalungnya. Liontin itu semakin cantik dengan tambahan tiga buah permata pada gagangnya.

"Benar-benar spektakuler! Berkatmu aku seperti melihat emas yang berkilauan atau bahkan aku lebih beruntung dari itu," ucap Jose. Ia menggeleng lalu menepuk bahu Hera. "Hera aku bahkan tidak menyangka gadis polos sepertimu akan menjadi makhluk yang luar biasa seperti ini," katanya lagi.

"Kau terlalu memujiku, Jose. Aku tetaplah Hera yang kau kenal, ini semua hanyalah jalan takdirku yang telah digariskan," ucapnya.

"Tetap saja aku beruntung memiliki kesempatan untuk menjaga dan melindungimu," ungkapnya.

"Joselyn benar, Luna. Saya juga merasa sangat beruntung mendapatkan tugas untuk menjaga dan melindungi Anda," kata Manuwella membenarkan ungkapan Jose. "Saya berjanji, saya akan selalu menjaga dan melindungi Anda beserta keturunan Anda," janji Manuwella.

"Wella, jangan berjanji seperti itu. Aku juga ingin melihatmu memiliki keluarga, tidak terus menjadi pengawal ku seperti ini,"

"Ini sudah menjadi sumpah saya, Luna."

Hera menggeleng. "Aku tidak ingin kau bersumpah, tarik kembali sumpahmu! Jangan membantahku karena aku adalah Luna-mu!" jawab Hera, dadanya sudah mulai membusung yang artinya sisi gelap Hera mulai menguasai nya.

Wella nampak ingin menyanggah ucapan Hera namun ia urungkan karena sudah melihat aura yang dikeluarkan Hera sudah berbeda.

"Baik, Luna. Saya akan menarik sumpah itu,"

Hera tersenyum miring. "Karena memang seharusnya kau menaati perintahku. Ingat, statusmu lebih rendah dibandingkan denganku,"

∆∆∆

"KAMI INGIN MENEMUI ALPHA ZEUS DAN LUNA MEGHAN!" teriak salah satu penduduk pack. Ada sekitar lima puluh orang yang berkumpul di depan gerbang mansion utama. Mereka ingin masuk ke dalam tetapi terhalang oleh warrior tingkat tinggi di gerbang itu.

"Jangan pernah kalian menyebut Alpha dan Luna dengan nada tinggi!" desis salah satu warrior penjaga itu. "Jika kalian tidak mau menjadi seekor rogue," katanya lagi.

"Lebih baik kami menjadi seekor Rogue, dari pada harus menjadi seekor serigala yang diinjak oleh pemimpinnya sendiri!" jawab penduduk pack itu.

"Berani-beraninya kau?!"

"Ada apa ini? Mengapa kalian membuat keributan di mansion utama?" tanya Eric, kebetulan ia baru saja memantau daerah perbatasan. (Kalau kalian lupa, Eric adalah Gamma pack Blood Dark)

"Hormat kami Gamma," warrior penjaga gerbang membungkuk hormat, tidak seperti para penduduk yang memandang sang Gamma dengan pandangan marah.

"Apa kalian mau tombak ini melayang ke arah kalian?!" sentak warrior penjaga. "Tunjukkan rasa hormat kalian pada Gamma!"

"Cih, Gamma yang sama busuknya dengan Alpha, untuk apa dihormati?"

"Apa maksudmu? Beraninya kau menghina Alpha-mu sendiri?!" kata Eric.

"Dia tidak pantas menjadi Alpha. Seorang Alpha tidak akan pernah mengelabui penduduknya dan memanfaatkan situasi itu untuk dirinya sendiri!"

Situasi semakin memanas, Eric memang Gamma di sini tapi tidak mungkin ia langsung membantai penduduk pack karena hal yang ia saja tidak mengerti. Pasti ada alasan yang membuat penduduk pack yang terkenal akan kesetiaannya itu sekarang memberontak.

Tidak ada cara lain ia harus memberi tahukan ini pada Beta Jack.

Beta, datanglah ke gerbang mansion utama. Para penduduk pack sedang berkumpul di sana,

"Kami ingin bertemu dengan Alpha dan Luna! Kami ingin meminta penjelasan atas semua ini!"

"Apa kalian pikir dengan cara seperti ini aku akan membiarkan nya?" tanya Eric.

"Kalau begitu dengan terpaksa kami akan memberontak dan melawan Anda, Gamma yang terhormat! Serang!"

Lalu para penduduk pack bergerak untuk menyerang, tetapi sebelum itu gerakan mereka terhenti karena dua makhluk berjubah tiba-tiba muncul di hadapannya dengan membelakangi mereka.

Makhluk itu tertawa mengerikan, seakan-akan mengejek sang Gamma yang berada di sana.

Di balik tudung yang menutupi hampir sebagian wajahnya itu, ia tersenyum miring. "Untuk menenangkan penduduknya saja sang Gamma tidak bisa," ia membuka tudung yang menutupi kepalanya. Masih dengan senyum miring yang ia perlihatkan, makhluk itu berucap, "apalagi menenangkan big war yang sebentar lagi akan terjadi?"

∆∆∆

HERA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang