07 [Hera's identity 2]

3.2K 448 0
                                    

Jauh di dalam hutan Black Forest, Jerman, ada sebuah portal yang menghubungkan antara dunia manusia dan dunia makhluk immortal. Hanya makhluk terpilih saja bisa masuk ke dalam portal dua dunia itu secara cuma-cuma. Karena portal tersebut dilapisi oleh kekuatan dari para Fairy juga para penyihir tingkat tinggi, jadi tidak mungkin jika manusia biasa atau makhluk lemah bisa menembus portal tersebut.

Jika kita masuk ke dalam portal tersebut maka yang pertama kali kita lihat adalah hutan yang gersang. Tanaman di sana seakan mati, dan tempat itu dinamakan wilayah netral karena bukan teritorial makhluk manapun.

Jika sedikit masuk ke dalam maka kalian akan menemukan sebuah kastil berumur ribuan tahun yang berdiri dengan kokoh. Dari luar, kastil tersebut terlihat menyeramkan karena banyaknya percikan darah pekat yang mengotori tempat itu. Suasana yang gelap gulita, tidak ada kata siang di daerah ini. Matahari di sana seolah-olah mati akibat campur tangan makhluk-makhluk yang memiliki kekuatan besar di sana. Ya, wilayah ini adalah wilayah kekuasaan sang penghisap darah, Vampire.

Tidak seperti di luar, di dalamnya kastil ini nampak sebuah istana megah dengan campuran gaya kuno dan modern. Terdapat banyak barang-barang kuno yang tak mungkin bisa kita temui di dunia manusia. Percayalah harga satu barang kuno di dalam istana ini jika di nominalkan dengan uang manusia maka akan dapat membeli sebuah pulau, namun uang bukanlah segalanya di sana melainkan sebuah kekuasaan.

Di atas singgasana mewah, seorang pria tampan berkulit putih pucat sedang duduk di sana. Jemarinya memegang gelas yang berisikan cairan kehidupan bagi kaumnya. Di depan pria itu ada juga seorang pemuda yang juga memiliki wajah rupawan sedang berbungkuk hormat, nampak sekali bahwa pria tadi sangat berpengaruh di kastil ini.

"Bagaimana?" tanya pria yang duduk di singgasana seraya mengetuk-ngetuk gelas di tangannya menggunakan kuku jari telunjuknya yang runcing.

"Hari ini saya sudah pergi ke tempat biasa dia bekerja, namun dia tidak berada di sana. Saya juga sudah pergi ke tempat dia belajar namun hasilnya pun sama, Yang Mulia," ucap pemuda itu patuh.

Prang!!

Orang yang di sebut 'Yang Mulia' itu melemparkan gelas di tangannya ke dinding kastil sehingga gelas tersebut menjadi butiran debu yang tak berharga. "Bodoh! Mencari wanita seperti itu saja kau tidak becus!"

"Ampun, Yang Mulia. Ketika saya pergi ke tempat gadis itu tinggal, saya di hadang oleh beberapa Green Fairy yang sepertinya Guardian gadis itu-"

Crashh..

"Akhh." Darah keluar dari leher pemuda tadi. Sebenarnya tidak sakit hanya saja dia berteriak karena terkejut terkena serangan mendadak itu.

"Aku tidak butuh alasan menjijikan itu!" desisnya.

"Baiklah, saya yakin Anda akan senang mendengar alasan yang satu ini," pemuda itu tersenyum miring penuh kejahatan. "Harapan hidup Alpha lemah itu tinggal 10 persen saja." Lanjutnya.

"Ha ha ha, aku sudah tau. Alpha sialan itu pasti lenyap di tanganku ini, dasar lemah!" ucap Yang Mulia dengan tawa mengerikan miliknya. "Cepat cari dan bawa gadis itu ke hadapanku! Jangan sampai sumber kekuatanku bertemu dengan Alpha sekarat itu!"

"Baik, Yang Mulia Peeter."

∆∆∆

"Hei kenapa kau marah padaku? Aku kan tidak mengataimu," elak Hera, dia juga heran bagaimana suara itu mengetahui apa isi hatinya. Eh, bukankah suara itu bilang dia mengetahui apa saja yang di fikiran Hera? Oh ya ampun, Hera semakin pusing dibuatnya. Bagaimana ini? Apakah ia harus percaya kebenaran tentang dirinya? Tentang siapa dirinya sebenarnya?

Flashback on

"Jadi, aku memiliki tujuh kekuatan?"

'Bukan tujuh tetapi delapan'

HERA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang