Dua makluk berjubah sedang mengintai dari kejauhan pack. Mereka mengamati perubahan perisai itu. Orang awam mungkin tidak akan melihat, berbeda dengan dua makhluk yang sudah bermain sihir ini. Mereka menggunakan jubah hitam yang menutupi kepala hingga yang dapat terlihat hanyalah bagian bawah hidung saja.
"Para malaikat berada dipihak lawan, aku khawatir kita tidak bisa menyerang karena adanya bantuan dari para angel itu," ucap seorang pria pada seorang wanita yang berada di sampingnya.
"Mereka tidak bisa berbuat banyak, peperangan adalah hal yang paling dihindari para malaikat karena merupakan dosa besar bagi makhluk yang berhati putih itu," jawab wanita itu. "Perisainya sebentar lagi akan hancur, mengingat malaikat itu menyamar sebagai Ares, bukankah itu sebuah kebohongan?" tercetak sebuah seringaian di bibir wanita itu. "Akan sangat mudah mengalahkan klan malaikat, membuat mereka terlibat dalam peperangan saja akan menghancurkan mereka secara perlahan."
"Kau benar, kita akan bertindak begitu perisainya hancur,"
"Tidak, Peeter. Kita akan melancarkan serangan ketika satu serangan lagi yang akan menghancurkan perisainya, dengan begitu mereka akan terkejut dengan serangan tiba-tiba ini," lagi-lagi wanita itu menyeringai.
Sudah banyak rencana yang ia siapkan dikepala cantiknya untuk menghancurkan semuanya.
"Dimana Luna itu?"
"Aku mendengar dari mata-mata ia pergi ke gunung Everest untuk melakukan perjanjian darah, selebihnya mereka tidak tau lagi," ucap Peeter, mereka memiliki mata-mata yang berhasil masuk ke dalam pack, dan tentu saja mereka tidak tau siapa yang menjadi mata-mata Peeter.
"Rexi, aku berharap kita bisa memenangkan peperangan ini, dan balas dendamku akan terwujud," ucap Peeter lagi.
Rexi tersenyum meskipun tidak terlihat karena tudung yang mereka pakai. "Percayalah padaku, aku akan menang. Jika itu terjadi kau harus menepati janjimu,"
Peeter terdiam, ya konsekuensi jika peperangan ini mereka yang menang adalah, ia harus menikahi Rexi dan mengangkatnya sebagai ratu. Hatinya berat untuk mengatakan itu karena bagaimanapun ia masih mencintai matenya yang sudah tiada.
"Aku tidak akan lupa," ucap Peeter.
Mereka kembali mengirimkan sihir guna mengikis perisai itu. Lalu mereka berlalu dari tempat dimana mereka mengintai tadi.
∆∆∆
Di Gurun,
Makhluk itu tertawa, semakin ia tertawa semakin besar pula badai yang ia ciptakan hingga membuat serigala Jose dan Wella terpental ke belakang.
"Aku adalah Twistireepthine, penguasa seluruh tornado dan seluruh gurun yang ada di dunia!" ucap makhluk itu, suaranya menggelegar hingga menyebabkab petir datang secara tiba-tiba.
"Mengapa kau menyerang kami? Padahal kami tidak mengganggumu!" teriak Hera lagi. Petir yang tadi itu sekarang sudah tidk ada lagi.
"Aku tidak pernah menyerang siapapun! Aku hanya membersihkan makhluk yang berani beraktifitas dimalam hari," jawab Twistireepthine.
"Kami hanya sekedar lewat saja, maafkan kami," ucap Hera.
Twistireepthine tertawa. "Maaf? Kau meminta maaf setelah membangunkanku?" makhluk itu tertawa lagi yang semakin membuat badai membesar.
"Hentikan tawamu! Kau akan membuat gurun ini hancur!" teriak Hera.
"Aku tidak peduli, aku akan menghisapmu!"
"Terbanglah lebih tinggi," perintah Hera. Mark dan Owlye langsung terbang tinggi guna menghindari tornado yang semakin membesar. Tornado itu hanya bisa membesar tanpa bisa terbang mendekati Hera. Karena jika tidak ada dataran maka ia tidak bisa berputar kuat, begitulah yang ada dalam fikiran Hera.
Hera yang melihat serigala Wella dan Jose berusaha melawan badai itu, mengeluarkan Nesoilterry Controller guna memberikan perlindungan kepada Wella dan Jose, ia membuat perisai dari tanah. Lalu seketika itu pula Wella dan Jose terperangkap dalam perisai yang dibuat Hera.
Twistireepthine semakin membesar, hingga membuat pemandangan Hera mengabur akibat debu. Tak habis akal Hera juga membuat perisai besar yang mengelilingi makhluk itu agar ia tidak bisa bergerak jauh.
"Bagaimana caranya kita menemukan air?" ucap Hera, ia yakin tornado pasir akan hilang jika berlawanan dengan tornado air.
"Bumi banyak mengandung air, dan saya yakin dibawah lapisan gurun ini terdapat sumber air, My Queen."
Hera membenarkan, lalu ia mengeluarkan tangan tanah raksasa guna menggali gurun ini. Sudah hampir lima belas meter menggali tetapi sumber air tidak bisa mereka temukan.
"Sepertinya kurang dalam," gumam Hera. Lalu ia menambahkan kekuatannya agar bisa menggali lebih dalan lagi.
Hingga ia tidak bisa menggali lagi dikeranakan lapisan itu terganti dengan benda keras, yang mereka perkirakan adalah lapisan batu.
Tepat sekali! Hera yakin dibawah lapisan batu tersebut tersembunyi sumber air.
Perlahan Hera mencongkel lapisan batu tersebut, meskipun susah Hera tetap berusaha hingga akhirnya sebuah percikan air keluar dari permukaan batu itu.
Hera tersenyum kemudian ia memerintahkan Mark dan Owlye keluar dari lubang yang ia buat. Sekarang ia akan menggunakan Watroftaght Controller guna mengumpulkan air dan membuat sebuah tornado air.
Lama kelamaan tornado air Hera membesar menyamai besar tornado pasir itu.
Hera mengeluarkan Timmy Controller guna memperlambat waktu, karena pergerakan tornado pasir sangat cepat, jadi Hera harus memperlambat waktu dengan tingkatan yang lebih lambat lagi sehingga membuat pergerakan tornado pasir sangat lambat.
Hera langsung mengarahkan tornado air miliknya ke tornado pasir, pusaran air itu mengelilingi tornado pasir untuk menyerap pasir yang bertebaran. Setelah itu Hera langsung menabrakan tornado air miliknya ke tornado pasir, namun sebelum itu ia sudah berada di tempat paling tinggi guna menghindari kemungkinan ledakan yang terjadi.
Boommm!
Dan benar setelah tabrakan antar tornado yang berbeda itu terjadi suatu ledakan yang dahsyat. Ledakan itu menyisakan sebuah pusaran angin.
Hera memejamkan matanya, ia menyamakan bahwa pusaran angin ini sama seperti pusaran air miliknya sehingga ia merasa mengendalikan air dengan Watroftaght Controller. Tubuh Hera yang awalnya dikelilingi cahaya biru dan orange itu sekarang cahaya tersebut hilang digantikan dengan cahaya yang juga biru namun agak lebih ke warna putih, persis seperti warna batu angin.
Makluk yang awalnya seperti jin Aladin itu berubah menjadi wanita yang sangat cantik masih dengan pusaran angin dari pinggang sampai bawahannya. Di kening wanita itu terdapat tato berbentuk anak panah yng menurun ke bawah berwarna biru, ujung anak panah tersebut juga terdapat tato seperti pusaran angin persis seperti simbol yang terdapat dalam peta milik Hera.
Wanita itu terbang mendekati Hera, ia menyatukan kedua tangannya. "Salam, My Queen. Hamba adalah Toftairox Controller, pengendali udara. Sebenarnya Twistireepthine adalah hamba, namun sisi gelap kekuatan Anda."
Lalu Toftairox itu berubah menjadi sebuah tongkat yng terbang ke arah Hera. Hera mengambil tongkat tersebut lalu mencullah sebuah tulisan,
"Pengendali udara mampu menggunakan tongkat ini untuk menghasilkan kemampuan terbang melampaui tempat yang jauh dengan bantuan udara. Sebagai tongkat biasa, bisa digunakan sebagai senjata dalam pertempuran, untuk mengendalikan udara, dan bahkan sebagai baling-baling bila diputar di atas kepala."
∆∆∆
![](https://img.wattpad.com/cover/267884312-288-k656625.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
HERA [END]
FantasiAwalnya Hera Athena Demeter hanya seorang manusia biasa yang mendapat beasiswa di Universitas Johannes Gutenberg Mainz, Jerman. Namun semua itu berubah ketika ia mendapati fakta bahwa ternyata ia merupakan manusia serigala. Objek yang selama ini ia...