Hari ini adalah hari ke dua puluh empat perjalanan Hera dan teman-teman. Tidak terasa hampir sebulan mereka bergelantung dengan alam. Tubuh Jose dan Manuwella pun mengurus karena sedikitnya asupan yang mereka konsumsi. Namun tidak bagi Hera, wanita itu masih saja seperti sedia kala sebelum perjalanan ini dimulai. Bahkan tubuh wanita itu makin bugar saja.
"Kita sudah sampai Nepal, tetapi hari sudah larut, sebaiknya kita beristirahat terlebih dahulu. Mendaki akan lebih baik kita lakukan disaat dini hari," ucap Joselyn. Berhubung Joselyn pernah ke sini maka ia yang akan menunjukkan jalan.
"Apakah aman beristirahat diperkampungan ini?" tanya Hera, ia takut saja kejadian beberapa minggu di kampung manusia akan terjadi lagi di sini.
"Tenang saja, aku memiliki kenalan di sini dan dia juga merupakan penyihir api," ucap Jose. "Ayo kita akan ke rumah temanku saja," ucapnya lagi.
Merekapun menelusuri jalan setapak, hanya ada hewan malam yang terdengar di sini serta hiasan obor yang berdiri tertancap di tepi jalan sebagai alat penerangan.
"Jose, apakah ini klan fire witch? Karena aku tidak pernah menemukan daerah kekuasaan klan penyihir api seperti dirimu," ucap Manuwella.
Selama ini ia tidak pernah menemukan dimana tempat tinggal klan fire witch berada, tetapi ia selalu menemukan para penyihir api dan salah satunya orang yang sudah menjadi temannya ini, Joselyn.
Wella memperhatikan keadaan sekitar, rumah-rumah penduduk disini dominan dengan api yang mengelilingi gubuknya. Tidak ada perumahan mewah seperti di pack, semuanya hanya gubuk.
"Kau benar Wella, kampung ini merupakan daerah klan fire witch. Sebenarnya dulu kampung ini bukan kepemilikan klan penyihir api, dulunya kampung ini hanyalah sebagai tempat penginapan mereka jika sedang menguji sihir api di gunung Everest," jelas Joselyn. "Karena mereka banyak yang malas untuk pulang ke rumahnya jadilah mereka menetap di sini, memiliki keturunan, dan membentuk keluarga,"
"Mengapa mereka malas untuk pulang? Bukankah mereka juga memiliki keluarga yang lain? Seperti di pack kita," kata Hera bingung.
"Dulunya kami tidak hidup bersama membentuk sebuah pack, kami hidup terpisah. Makanya sulit untuk menemukan klan fire witch, mereka hanya bisa menemukan klan white witch dan black witch yang memiliki tempat tinggal yang jelas," jelas Jose lagi. "Namun karena mereka ingin menguji kekuatan api harus di gunung Everest maka dari itu mereka membutuhkan penginapan, dan lama kelamaan mereka menetapkan penginapan ini sebagai daerah teritorial mereka," lanjutnya.
Hera dan Wella mengangguk, mereka baru tahu apalagi Hera.
"Siapa yang memimpin klan ini?" tanya Hera lagi.
"Yang pastinya orang yang mampu mengurus sebuah daerah dan memiliki level api yang tertinggi, namun meskipun memiliki level tertinggi orang itu harus cerdas dan bijaksana," ungkap Jose. "Nanti kita akan bertemu dengan sang pemimpin, tapi sebelum itu kita harus ke tempat temanku dulu," sambungnya.
"Apakah masih jauh?" tanya Hera.
"Tidak, hanya tiga rumah lagi dari sini, itu yang memiliki obor apinya biru," tunjuk Jose.
Mereka melihat arah tunjuk Jose dan benar. Mereka melihat api berwarna biru mulai dari rumah itu, tidak tau mengapa apinya berwarna biru, Hera akan menanyakannya lagi nanti.
Setelah sampai, Jose langsung mengetuk pintu tersebut.
"Marion! Ini aku, Joselyn! Buka pintunya," teriak Joselyn.
Hera menggeleng, mengapa Jose sangat bar-bar seperti itu. Bukankah menggedor dengan keras akan membuat penghuni lain juga terganggu.
"Marion!" teriak Jose lagi. Joselyn berdecak kesal. "Aku akan menghancurkan rumahmu jika kua tidak keluar!" ancam Jose.

KAMU SEDANG MEMBACA
HERA [END]
Viễn tưởngAwalnya Hera Athena Demeter hanya seorang manusia biasa yang mendapat beasiswa di Universitas Johannes Gutenberg Mainz, Jerman. Namun semua itu berubah ketika ia mendapati fakta bahwa ternyata ia merupakan manusia serigala. Objek yang selama ini ia...