“HERA!!!”
Ares langsung mengangkat tubuh Hera yang terbaring dengan keadaan kejang-kejang itu. Laki-laki itu teramat sangat khawatir, rasanya ia ingin mati melihat mate tergeletak tak sadarkan diri dengan tubuh mengejang seperti itu.
Untung saja Ares meninggalkan pekerjaannya karena ia ingin menemani Hera, siapa tau ada laki-laki lain lagi yang berani mendekatinya, namun kenyataan yang ia terima sekarang ini adalah hal yang lebih dari itu.
Ares marah, tentu saja. Siapa yang berani-berani membuat matenya begini. Ia akan menghukum para penduduk pack karena tidak becus dalam menjaga calon Luna mereka.
“KENDRICH!!” suara Ares yang menggelegar membuat para penduduk pack merasa malaikat pencabut nyawa sebentar lagi akan mendatangi mereka.
Seorang pria paruh baya tergopoh-gopoh mendatangi asal suara ketika namanya dipanggil, disusul Jack Thompson—Beta Blood Dark pack. “Salam, Alpha,” ucap mereka serempak.
“CEPAT OBATI MATEKU! JIKA SAMPAI TERJADI SESUATU PADANYA KALIAN AKAN MENANGGUNG AKIBATNYA!!”
Dengan cepat Kendrich memeriksa keadaan Hera, ia mengernyit bingung. Tubuh Hera masih kejang-kejang, namun setelah diperiksa tidak terdapat kesalahan dari tubuhnya. Semuanya normal, tapi aneh sekali melihat kondisi Hera yang masih mengejang. Bahkan keringat Hera yang keluar sudah sebesar biji jagung.
Kendrich kembali memeriksa Hera, takutnya ia keliru dalam memeriksa calon Luna itu.
Namun meskipun sudah diperiksa kembali, masih tidak terdapat kesalahan dalam tubuh Hera. Dan hal itu membuat Kendrich cukup menguras fikirannya untuk berfikir kejadian apa yang serupa dialami Hera ini.
Kendrich belum bisa menarik kesimpulan, ia masih memeriksanya hingga ia melihat jari telunjuk Hera yang mengeluarkan darah serta cahaya. Aneh, batinnya. Kendrich sama sekali tidak pernah melihat darah yang bisa mengeluarkan cahaya seperti kasus Hera ini.
“Apa kau tidak bisa cepat?!” geram Ares, “mateku kesakitan!” Lanjutnya.
Namun ucapan Ares diabaikan olehnya, ia masih fokus memeriksa keadaan Hera. Kendrich semakin terkejut melihat liontin Hera yang bersinar. Dia pernah membaca sebuah buku tentang ciri-ciri seperti ini, tetapi ia membaca buku tersebut sudah beratus tahun lalu. Mungkinkah mereka masih ada? Jika perkiraannya benar maka hanya satu orang yang bisa menjawab semua ini.
“Maafkan saya, Alpha. Saya tidak bisa menyembuhkan Luna,” ucap Kendrich membungkuk hormat, ia sudah siap jika menjadi amukan sang Alpha.
“Apa maksudmu?” itu bukan suara Ares melainkan suara iblis dalam tubuhnya, Blacky.
Mata Kendrich melotot ketika tangan Ares atau lebih tepatnya Blacky sudah mencekik lehernya. “Katakan!” sentak Blacky.
“Ha-hanya Ma-Maria—Mariana yang bi-bisa memeriksa Luna, A-Alpha,” ucap Kendrich terbata menahan rasa sakit dilehernya. Wajah Kendrich pun perlahan berubah menjadi biru. Memang dia adalah manusia serigala, tetapi jika aluran nafas dicekat, kaum manapun akan merasakan hal yang sama.
Ares melepaskan cekikannya. Seketika itu Kendrich lngsung menghirup rakus udara yang ada. “HUBUNGI MARIANA!!” beta Jack langsung bergegas menghubungi Mariana si White Witch yang sudah berumur ribuan tahun itu.
Mariana merupakan sesepuh yang bisa mengetahui masa lalu, dan meramal masa depan. Tidak sepenuhnya ramalan Mariana benar, ada kalanya ramalannya tentang masa depan bisa meleset karena biar bagaimana pun dia bukan sang pencipta. Hanya Mariana saja penyihir putih dengan kekuatan tinggi di atas tertinggi yang masih ada di galaksi bima sakti ini. Dan lebih untungnya Mariana tinggal di Blood Dark Pack karena Mariana merupakan nenek buyut dari kakek Ares.
Tak berapa lama, datanglah Luna Meghan dengan raut khawatirnya di ikuti seorang wanita cantik dengan rambut putih. Ia membungkuk hormat. “Salam, Alpha.” Ia sudah tau bahwa dirinya akan dipanggil ke sini.
Wajah rupawan itu tersenyum kala melihat tubuh Hera yang masih mengejang.
“Kenapa kau tersenyum? Apakah kau buta mateku kesakitan? Aku tidak memanggilmu untuk mentertawakan keadaan mate ku!” desis Blacky tajam. Jika saja ia bisa membunuh wanita di depannya ini maka sudah sedari tadi ia membunuhnya. Enak saja dia mentertawakan matenya yang sedang kesakitan.
“Tenanglah, Alpha. Luna akan sembuh dengan sendirinya,” ucap wanita itu, masih dengan senyum yang tak pernah luntur diwajahnya. Meskipun sudah berumur ribuan tahun wajahnya masih sama saat ia berusia dua puluh empat tahun.
Semua makhluk immortal memiliki penghentian penuaan. Maksudnya, mereka akan mengalami fase pertumbuhan sampai penghentian penuaan. Misalnya penghentian penuaannya terjadi pada umur dua puluh tahun, maka wajahnya akan tetap seperti umur dua puluh tahun itu meskipun umurnya sudah tiga ratus tahun.
“Apa maksudmu?”
“Luna telah melakukan perjanjian darah dengan salah satu guardiannya,” jawab Mariana.
Melihat raut bingung Ares, wanita itu tersenyum lagi lalu menatap Luna Meghan yang juga menampilkan raut bingung. “Queen Of The Earth."
Seketika orang di sana menampilkan raut tak percaya, Luna Meghan sampai mengeluarkan air mata tak kuasa menahan harunya.
Ares terdiam, matanya menerawang apa yang akan terjadi selanjutnya nanti. Sebenarnya ia tidak tau menau tentang seperti apa Queen Of The Earth itu, tapi ia pernah mendengar sedikit cerita dari kakek buyutnya tentang Queen of the Earth. “Lanjutkan, Mariana.” Titah nya.
“Seharusnya Luna melakukan perjanjian tersebut setelah Anda menandainya, karena rasa sakit Luna akan terbagi bersama Anda, atau bahkan Luna bisa tidak merasakan sakitnya berkat tanda yang Anda buat,”
“Tapi sayangnya, guardian datang dengan sendirinya kita tidak bisa menentukan kapan ia harus datang dan melakukan perjanjian darah. Dan Anda juga tidak boleh menandai Luna sebelum Purnama." Lanjut wanita itu, Mariana.
“Seorang Alpha hanya bisa menandai Luna di malam purnama saja." Lanjutnya lagi.
Memang benar, seorang Alpha hanya bisa melakukan ritual penandaan pada malam bulan purnama saja. Itu memang sudah perjanjian dari pasangan manusia serigala pertama dengan Moon Goddess.
“Kapan Purnama akan terjadi?”
“Lima belas hari lagi, dan purnama nanti adalah purnama Redmoon, malam yang sangat ditunggu-tunggu seluruh Alpha didunia ini untuk menadai matenya.”
“Kapan mateku akan sadar?”
“Tidak akan lama lagi, Luna hanya perlu istirahat, kehadiran Anda di sisinya juga membantunya dalam proses penyembuhan,” jawab Mariana.
“Keluar," dengan patuh mereka pun meninggalkan kamar Ares.
Setelah mereka berlalu, Ares memandang wajah Hera yang pucat. Hatinya sakit melihat mate menderita, jika saja bulan purnama sudah berlalu maka ia bersedia jika hanya dia yang akan merasakan sakitnya seperti ini. Tapi apa boleh buat, semuanya sudah takdir yang Moon Goddess buat.
“Cepatlah sadar, sweety mate,” ucapnya disertai kecupan di pelipis Hera. “Kau membuatku khawatir ... " lanjutnya lirih.
“Aku ingin upacara mengangkatan Luna di adakan dua minggu lagi, siapkan semuanya. Undang siapapun kecuali musuh, perketat keamanan. Aku tidak mau terjadi hal yang tidak aku inginkan. Lakukan dengan baik jika tidak maka kepala kalian menjadi jaminannya!” perintah Ares kepada Beta Jack dan Gamma Eric.
“Baik, Alpha.”
ΔΔΔ
KAMU SEDANG MEMBACA
HERA [END]
FantasíaAwalnya Hera Athena Demeter hanya seorang manusia biasa yang mendapat beasiswa di Universitas Johannes Gutenberg Mainz, Jerman. Namun semua itu berubah ketika ia mendapati fakta bahwa ternyata ia merupakan manusia serigala. Objek yang selama ini ia...