"Tenanglah, Hera. Kita hanya bisa terdiam tidak ada yang bisa menolong Manuwella selain dirinya sendiri," ucap Jose. Lumpur itu sangat berbahaya, jika ada pergerakan lain maka Wella akan semakin terhisap.
Tidak! Bagaimana ia hanya bisa terdiam? Sedangkan sudah hampir setengah tubuh Manuwella terhisap lumpur itu.
Oh ayolah Hera, berfikir!
'Natthy Controller!' seru Berry.
Hera membulatkan matanya. Ya! Benar, Natthy Controller.
"Jose menjauhlah sebentar aku akan mencoba menolong Wella,"
"Kau gila?! Kau akan terhisap juga Hera!"
Tiba-tiba mata Hera berubah menjadi hitam, dadanya membusung.
Gawat!
Jose langsung membungkukkan tubuhnya. "Maafkan hamba, My Queen."
Hera menggelengkan matanya, tiba-tiba ia merasa kehilangan kendali akan tubuhnya. Kenapa si Gelap itu sulit dikendalikan?
Hera tidak memikirkan hal itu, sekarang saatnya untuk membantu Manuwella. Ia langsung memfokuskan fikirannya. Tubuh Hera memancarkan cahaya hijau.
Lalu sebuah akar yang lumayan besar langsung menjalar mengelilingi tubuh Wella, wanita berambut pendek itu dengan sigap menangkap akar tersebut.
Hera mengendalikan akar dengan perlahan, karena penanganan jika terperangkap lumpur ini adalah dengan tenang dan pelan.
Dan bravo! Wella keluar dengan selamat.
"Wella!" seru Hera dan Jose.
"Terima kasih, Luna." Jose membungkuk, meskipun tubuhnya sangat lemah ia berusaha tersenyum untuk Luna-nya itu.
"Kau tidak apa-apa?" tanya Hera khawatir.
Wella tersenyum lemah. "Saya baik, Luna. Mari kita lanjutkan perjalanan ini," ucap Wella.
Hera mengangguk, sebenarnya ia tau tubuh Wella masih lemah, tetapi jika beristirahat wanita itu pasti akan memaksanya untuk melanjutkan perjalanan mengingat sifat dari wanita itu. Ngomong-ngomong, waktu Hera tinggal dua belas hari lagi, berdoalah agar mereka bisa tepat waktu mencapai gunung Everest.
"Mengapa kau mengambil mangsaku?!"
Mereka terkejut, dengan cepat mereka melihat ke belakang siapa yang berbicara itu.
Di sana, makhluk raksasa dari tanah sedang menatap mereka tajam.
Hera sudah gemetaran melihat raksasa itu, salah-salah jika mereka terinjak maka mereka akan mati seketika.
"Apa maksudmu?!" teriak Jose. Wanita itu dengan beraninya maju menantang raksasa itu.
"Kalian membuat mangsaku lepas!" katanya, suaranya itu seperti suara alam yang terdengar dari seluruh penjuru hutan ini.
"Dia adalah teman kami, wajar saja kami menolongnya!" teriak Jose. Enak saja raksasa jelek ini ingin memakan Wella.
"Diam kau makhluk kecil!"
Tap
Tap
"Akh!"
Jose berteriak kala tubuhnya seketika sudah berada di atas ketinggian. Tubuhnya digenggam raksasa itu.
Sial! Kepalanya pusing! Jangan lupakan Joselyn phobia terhadap ketinggian.
"Ha ha ha meskipun badanmu kurus tetapi sepertinya kau sangat enak,"
"Tutup mulutmu! Sepertinya kau tidak pernah gosok gigi!" ucap Jose, dia menutup hidungnya.
"Sebentar lagi kau akan berada dalam mulut yang tidak pernah gosok gigi ini, Manis,"
KAMU SEDANG MEMBACA
HERA [END]
FantasíaAwalnya Hera Athena Demeter hanya seorang manusia biasa yang mendapat beasiswa di Universitas Johannes Gutenberg Mainz, Jerman. Namun semua itu berubah ketika ia mendapati fakta bahwa ternyata ia merupakan manusia serigala. Objek yang selama ini ia...