11 [Blood Dark Pack]

2.6K 412 4
                                    

Senyum Hera luntur ketika mendapati bukan pohon Raspberry yang ia lihat namun sebuah tempat menyeramkan dengan pohon-pohon yang seakan layu. Tanah yang gersang serta tiada sinar mentari di sini, yang ada hanya kegelapan dengan yang aura menyeramkan saja.

"Jose!!" teriak Hera saat menyadari Jose tidak ada dibelakangnya, tidak ada anak sungai yang mereka temui tadi, tidak ada pohon apel yang banyak buahnya tadi, yang ada hanya hutan dengan kegersangan saja. Hera ketakutan setengah mati, sungguh di sini gelap, ia sendirian. Mungkinkah sinar matahari tidak bisa masuk?

'Tempat apa ini, Berry?' Tanya Hera ketakutan.

'Aku juga tidak tau, bagaimana ini? Aku merasa tidak nyaman, Hera.'

'Aku juga,'

Hera tersentak saat melihat sebuah bayangan yang sangat cepat melintasinya.

'A-apa itu?' tanya Hera gemetar. Mengapa hidupnya selalu mendapati hal aneh? Tidak bisakah hidupnya berjalan lancar seperti keinginannya?

"Siapa? Tolong keluar!" teriak Hera. Namun tidak ada sesosok makhluk pun yang keluar.

Tiba-tiba ada sebuah bayangan lagi melintasinya dengan sangat cepat.

'Berry, aku takut.'

Lama kelamaan bayangan itu berubah menjadi rupa manusia namun lebih terlihat seperti zombie dengan taring mencuat.

Hera ketakutan, sangat ketakutan. Ia berlari sekencang mungkin namun tetap saja makhluk itu dengan mudah mengejarnya. Hera tersungkur ketika tangan makhluk itu menarik tangannya. Dengan tangisan yang sudah pecah ia masih berusaha berteriak meminta pertolongan.

"TOLONG!" namun tidak ada yang merespon ucapannya.

"JOSE!!" teriak Hera lagi, tapi percuma saja. Semuanya hanya kegelapan yang ada.

Makhuk itu menyeringai lalu mulai menancapkan taringnya ke leher Hera. "Akh!!" Hera dapat merasakan sesuatu mengalir dari lehernya.

Srakkkkk ...

Akhh ...

"Huh huh huh apa itu tadi? Akh sakit sekali," Hera memegang lehernya yang ia rasakan berair. Ah bukan air melainkan  darah.

"Kau tak apa-apa, Hera?"

"Jose!" seru Hera saat mengetahui bahwa Jose lagi orang yang telah menolongnya. Hera memeluk Jose yang juga memeluk Hera dengan raut khawatir. Jose merobek pakaiannya untuk menutupi luka di leher Hera.

"Kita harus pergi dari sini, darahmu sudah memancing makhluk lain, Hera," ucap Jose menarik tangan Hera.

"Apa maksudmu? Kau darimana saja? Aku ketakutan, Jose."

"Kau fikir membuka portal itu mudah? Aku harus mengumpulkan kekuatanku dahulu untuk bisa membuka portal itu, aku saja bingung bagaimana kau dengan mudah bisa masuk sedangkan kau hanya manusia biasa."

"Maksudmu? Apa maksudmu, Jose? Kau bukan manusia?" Tanya Hera.

"Nanti saja aku menjelaskan! Sekarang kita harus lari, Hera. Ini wilayah netral! Vampir liar maupun rogue berkeliaran di sini, darahmu tadi sudah mengundang banyak makhluk penghisap darah yang lainnya, Hera!" Hera mengangguk, mereka harus pergi daripada mati konyol kehabisan darah.

Namun baru saja mereka melangkah, segerombolan zombie atau vampir liar kah itu tadi menghalangi mereka. "Tetap berada di belakangku, Hera," ucap Jose yang mulai menyerang mereka menggunakan samurainya, Hera tidak tau samurai itu apakah perak atau hanya besi saja. Tapi, melihat vampir itu tewas ia sudah bisa menebak bahwa samurai itu terbuat dari perak.

Hera yang tidak tau harus berbuat apa hanya bisa menerjang, menendang dan memukul apa yang bisa ia terjang dengan mata tertutup. Hera membayangkan jika vampir ini terikat oleh akar-akar gantung. Dan ya mereka semua sekarang sudah terbelit akar-akar pohon itu.

Hera terduduk lemas, tenaganya sudah habis ia tak bertenaga lagi, rasanya untuk membuka mata pun sangat sulit. Wajahnya semakin pucat darah darah yang terus mengalir keluar akibat taring vampir liar yang sempat menghisap darahnya tadi.

Jose yang melihat keadaan Hera yang sudah akan pingsan itu langsung menghampirinya. "Hera!" teriak Jose.

"Hera! Bertahanlah, kumohon!" teriak Jose, namun tetap saja mata Hera sudah seperempat tertutup.

Ketika Jose berdiri ingin menghabisi kawanan vampir itu, ternyata sudah ada empat vampir lain yang datang menyerang Jose secara tiba-tiba. Jose yang terkejut akan serangan tiba-tiba itu hanya bisa meraung kesakitan. Hera tak kuasa membuka matanya lagi, matanya yang masih seperempat menutup itu sekarang sudah tertutup sempurna. Hal yang terakhir kali ia dengar adalah suara teriakan kesakitan milik Jose dan suara auman serigala.

***

Seorang wanita berlari tergesa-gesa saat mendengar bahwa suaminya membawa pulang dua orang gadis yang terserang oleh kawanan vampir liar di daerah netral saat melakukan perjalanan bisnis. Ia hanya berharap bahwa salah satu dari gadis itu adalah jawaban dari Moon Goddes yang ia nanti-natikan.

"Salam, Luna." Hormat seorang dokter pack yang menangani gadis-gadis tersebut.

"Dimana gadis-gadis itu?" Tanya Luna tersebut tanpa membalas salam dari sang dokter

"Mereka masih di dalam, Luna. Mari saya antar," kata dokter itu.

Sesampainya di kamar ruangan. Sang Luna terpaku dengan seorang gadis berambut pirang, gadis itu mengingatkannya akan seseorang. Tapi siapa?, batinnya. "Berapa lama lagi mereka akan sadar?"

"Gadis berambut coklat mungkin sebentar lagi, tapi gadis berambut pirang saya tidak yakin, Luna. Dia kehabisan banyak darah dan energi," jawab dokter.

Luna mengangguk, lalu memperhatikan wajah gadis berambut pirang itu dan berusaha mengingat sesuatu.

"Tapi, Luna Meghan. Saya merasakan sesuatu yang aneh di sini," ucap dokter.

"Apa itu?"

"Gadis berambut coklat merupakan Half werewolf, Fire witch dan werewolf, sedangkan gadis berambut pirang hanya manusia biasa. Aneh maksud saya adalah, bagaimana seorang mausia biasa bisa masuk ke dalam portal? Sedangkan untuk makhluk di sini saja butuh kekuatan tingkat tinggi agar bisa membuka portal tersebut," kata dokter.

"Mungkinkah gadis berambut coklat itu yang membukakannya?"

"Jika gadis itu bisa membuka portal ia tidak akan bisa membukakan untuk orang lain, saya rasa untuk dirinya sendiripun akan terasa sangat sulit," kata dokter itu.

"Bukankah hanya Alpha Ares dan King of Demon saja yang mampu membuka portal untuk orang lain? Jadi akan sangat mustahil bahwa gadis half werewolf itu membukakan pintu untuknya," lanjutnya. Luna Meghan mengangguk, ia juga bingung. Mungkinkah gadis manusia ini memiliki kekuatan lain? Tapi, ia tidak bisa mencium aroma yang dikeluarkan gadis manusia itu selain aroma manusia.

"Hera," suara serak seseorang memotong pembicaraan mereka.

"Kau sudah sadar ternyata. Bagian mana yang masih terasa sakit?" tanya dokter pada gadis berambut coklat yng baru sadar itu.

"Tidak ada, di mana temanku?" tanya gadis itu lemah.

"Di sampingmu," jawab Luna Meghan.

"Apakah dia baik-baik saja?" tanyanya lagi.

"Ya, tubuhnya hanya perlu perlu istirahat," jawab dokter

"Ah syukurulah, tapi siapa kalian? Mengapa kami bisa berada di sini? Apakah kalian yang menyelamatkan kami? Di mana ini?" tanya gadis itu beruntun.

Dokter itu tersenyum lalu menjawab pertanyaan gadis tersebut, "Saya dokter Kendrich, dan perkenalkan beliau adalah Luna di sini, Luna Meghan Asklepios. Dan kalian sedang berada di rumah sakit pack, Blood Dark Pack,"

HERA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang