51 [Batu semedi]

1.8K 299 3
                                    

Di balik tudung yang menutupi hampir sebagian wajahnya itu, ia tersenyum miring. "Untuk memenangkan penduduknya saja sang Gamma tidak bisa," ia membuka tudung yang menutupi kepalanya. Masih dengan senyum miring yang ia perlihatkan, makhluk itu berucap, "apalagi menenangkan big war yang sebentar lagi akan terjadi?"

"Peeter?!"

Peeter tersenyum. "Hai, Eric. Di mana Alpha-mu? Apakah masih sekarat?" tanyanya remeh.

"Jangan sekali-kali kau merendahkan Alpha kami!" desis Eric. "Mau apa kau kemari, pulanglah! Di sini bukan tempat penghisap darah sepertimu!" desisnya lagi.

"Kau mengusirku?!"

"Apakah aku terlihat menjamu mu?" tantang Eric.

Peeter geram, ia langsung mencekik leher Eric. Gerakan vampir sangat cepat, sehingga membuat Eric tak bisa mengelak.

"Sombong sekali kau Gamma rendah, aku ingin melihat, apakah kau bisa berkata seperti ini lagi ketika melihat packmu hancur!" kata Peeter.

"Lepas, sialan!"

Peeter langsung melepaskan cekikan di leher Eric.

'Gamma, bagian timur pack sudah terserang oleh vampir, para warrior sudah kewalahan mengingat banyaknya vampir liat dan juga rogue, harap Anda datang ke sini. Beta Jack sudah mengurus bagian Barat dan selatan yang juga di serang,'

Tiba-tiba salah satu warrior yang berjaga di bagian timur pack me-mindlink Gamma Eric.

Eric memandang Peeter sinis. "Apa yang sudah kau buat, Peeter?! Kau ingin menghancurkan pack Alpha Ares yang notabenenya sahabatmu sendiri?! Sadar vampir sialan! Kau dibutakan oleh dendam!" seru Eric.

"Siapa kau berani menggurui ku?" tanya Peeter. "Oh? Alpha Zeus sudah datang ternyata, hormat saya Alpha," ucap Peeter, ia menyeringai ketika melihat Alpha Zeus.

"Peeter, aku sudah menunggu kedatangan mu," ucap Alpha Zeus.

'Pergilah ke timur, mereka membutuhkan bantuanmu, aku disini bersama Orlando. Pergilah.'

Alpha Zeus me-mindlink Gamma Eric.

Dengan patuh Gamma Eric mengangguk, lalu meninggalkan gerbang.

"Wow aku sangat tersanjung mendengar itu, Alpha. Ternyata kehadiran ku di sini di sambut baik oleh kalian," ucapnya. "Jadi, bisakah kita memulainya sekarang?"

Splash!

Arghhh!

∆∆∆

"Sekarang apa lagi? Kita harus membelah gunung sekarang?" tanya Jose.

"Aku akan melihat peta," Hera mengambil peta dalam saku miliknya.

Peta itu berubah, tidak ada lagi peta yang menunjukkan mereka harus bagaimana. Peta itu hanya berisi sebuah gambar burung Phoenix yang menyala.

"Apa maksud ini?" tanya Hera. "Bukankah ini Photranostios?" katanya lagi.

Hera menyentuh gambar itu lalu sebuah cahaya keluar dari sana, dan benar Photranostios yang keluar dari sana.

Photranostios tidak berbicara, burung itu membesar layaknya Phoenix raksasa.

"Saya akan membantu Anda, My Queen," ucap Photranostios. "Naiklah ke punggung saya," lanjutnya.

Hera mengernyit, apakah guardiannya ini akan membantunya untuk membelah gunung?

"Lalu bagaimana dengan teman-temanku?" tanya Hera.

Photranostios mengeluarkan suaranya, suara itu sangat melengking hingga membuat Hera dan teman-teman menutup telinganya.

Dua ekor kuda putih bertanduk datang dari arah barat gunung Everest dan berhenti di hadapan Hera. Kuda atau unicorn itu menekukkan kedua kakinya seperti sedang memberi salam kepada Hera.

HERA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang