29 [Traitor]

2.1K 287 0
                                    

"Luna, kalian harus membawa penyamar aroma agar darah Anda tidak akan tercium,"

"Ya, aku akan selalu mengingat ucapanmu, Mariana."

"Hati-hati, Luna."

Hera mengangguk. "Lindungi Ayah dan Ibu,"

"Pasti," jawab Mariana.

"Ayah, Ibu. Aku pergi, doakan agar aku dapat melalui semua ini," pamit Hera pada Alpha Zeus dan Luna Meghan.

Luna Meghan menitikkan air matanya. "Ibu percaya padamu, berhati-hati lah dan jaga dirimu baik-baik,"

Hera mengangguk. "Tolong ambil alih kepemimpinan selama aku dan Ares tidak ada, Ayah. Aku percaya kalian,"

"Tentu saja, pulanglah dengan selamat. Kami akan dengan sekuat tenaga menjaga pack ini," jawab Alpha Zeus, ia mengelus surai mate anaknya ini.

"Sampaikan salamku pada Ares, aku pergi."

Luna Meghan mengangguk, ia melamabaikan tangannya pada Hera.

Joselyn dan Manuwella membungkuk hormat. "Hamba pamit, Luna, Alpha."

"Berhati-hatilah, tolong lindungi Hera,"

Mereka mengangguk, lalu tubuh mereka perlahan menghilang ditelan pohon-pohon besar.

∆∆∆

"Jose, bukankah kita harus membuka portal dulu?" tanya Hera ketika mereka sudah berada di kawasan netral.

Jose menggeleng. "Tidak perlu,"

Hera mengernyit bingung. "Bukankah gunung Everest berada di dunia manusia?"

"Tentu, tetapi kita tidak akan melewati dunia manusia. Gunung Everest juga bisa kita lewati dari sini, dan lebih cepat lagi. Tapi," Jose menggantung ucapannya.

"Tapi apa?"

Joselyn memandang Manuwella, lalu beralih menatap Hera. "Tapi banyak rintangan yang harus kita hadapi."

Hera mengangguk mengerti. "Sekarang kita kemana lagi?"

"Ke arah timur," jawab Jose.

"Apakah kalian pernah pergi sebelumnya?" tanya Hera penasaran karena jika tidak pernah pergi siapa yang akan menunjukkan jalan? Lucu saja jika diantara mereka tidak ada yang tau.

"Kau tau, penyihir api akan dikatakan berhasil jika mereka mampu menaklukkan gunung es itu," ucap Jose.

"Artinya, kau sudah sering ke sana?"

Jose memutar bola matanya. "Tentu saja! Maka dari itu kau harus mengikuti, Luna." Kekeh Joselyn.

Hera mencebik. "Jose,"

"Bagaimana denganmu, Wella?"

"Wella?" ulang Jose.

"Manuwella terasa panjang di lidahku," kata Hera.

"Baiklah aku juga akan memanggilmu Wella,"

Manuwella hanya tersenyum menanggapi. "Saya belum pernah ke sana, Luna." Jawab Manuwella.

Hera mengangguk angguk kan kepalanya.

Baru beberapa jam perjalanan mereka dikejutkan dengan seekor merak putih yang tiba-tiba muncul dihadapan mereka. Hera rasanya pernah bertemu dengan merak itu, tapi di mana?

Merak itu tiba-tiba berubah menjadi seorang pria yang sangat tampan. Pria itu tersenyum ke arah mereka, atau lebih tepatnya ke arah Hera.

Seketika Hera mengingatnya. Guardian, ya itu adalah guardian pertamanya.

HERA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang