14 [Mate]

2.9K 417 0
                                    

Kelopak mata pria itu terbuka, pandangan matanya menyipit lalu iris hijau itu menajam. Sudah tiga ratus tahun lebih ia terbaring dengan mata tertutup dan pada akhirnya ia bisa membuka mata lagi.

Pria itu bisa merasakan tubuhnya berangsur-angsur bugar, dia juga tidak tau apa penyebabnya. Dia mencium aroma harum mawar yang sangat memabukkan yang menyegarkan dan menenangkan fikirannya, serigala dalam tubuhnya meronta ingin keluar. Kepala yang tadinya masih pusing, tambah pusing lagi mendengar auman serigala di dalam kepalanya itu.

'Auuuuuuuuuu!!!'

'Diamlah!' katanya sudah sangat pusing mendengar auman serigala itu.

Dia menghirup kembali asal aroma tersebut, matanya berubah ubah dari hijau ke hitam pekat ketika merasakan aroma itu semakin dekat. Sungguh aroma ini sangat memabukkan, rasanya ia ingin terus-terusan mencium aroma ini. Dia memejamkan matanya guna menetralkan serigala dalam tubuhnya itu.

Pria itu membuka matanya. "Sweety mate," gumamnya. Matanya mulai berangsur-angsur normal, lalu dengan perlahan ia bangkit dari tempat yang selama ini ia dibaringkan.

Ia memandang sekelilingnya, kemudian meraih gagang pintu itu, lalu membukanya. Di sana berdiri seorang gadis berambut pirang yang selalu menemani tidur panjangnya walau hanya dalam mimpi. Aroma tersebut semakin memabukkan, dan aroma itu berasal dari gadis dihadapannya ini, rasanya ia ingin merengkuh tubuh mungil itu ke dalam dekapan hangatnya, menghirup sebanyak-banyaknya aroma tubuh yang sangat memabukkan itu.

Ia langsung menghampiri dan mengangkat gadis mungil dihadapannya ketika tubuh mungilnya mulai tergeletak tak berdaya.

"Sas periméno, Sweety Mate ... "

ΔΔΔ

"Alpha sudah kembali!" teriak salah satu warrior kepada para penduduk pack.

Semua penduduk pack heboh ketika mendengar kabar bahwa sang Alpha King sudah kembali, sang Alpha sudah bangun dari tidur panjangnya. Mereka mengucap syukur pada Moon Goddess bahwa pemimpin mereka sudah kembali.

Namun ada hal yang paling membuat heboh, yaitu adalah sang Alpha berjalan dengan seorang gadis berada digendongannya dalam keadaan pingsan. Gadis itu adalah gadis manusia yang ditolong oleh Alpha Zeus. Banyak yang bertanya-tanya mengapa gadis itu bisa berada di gendongan sang Alpha King, Alpha Ares.

"Ya aku mendengar kabar itu dari temanku yang merupakan salah satu omega di mansion utama," kata penduduk pack yang sedang berkumpul.

"Benarkah? Apakah mungkin gadis itu mate Alpha?" kata penduduk yang lain menanggapi ucapan itu.

"Aku tidak tau, kemungkinan besar 'iya' mengingat Alpha tidak pernah menggandeng wanita, Alpha adalah tipe pria setia. Aku bangga padanya."

Memang benar, selama ini Alpha Ares adalah lelaki yang sekalipun tidak pernah menyentuh wanita, tak terkecuali Luna sebelumnya, Luna Meghan yang notabenenya ibunya sendiri pun sangat jarang para penduduk melihat mereka berdua berinteraksi. Hubungan apa yang terjadi di antara Alpha dan gadis pirang itu?

Para penduduk lain pun mengangguk bahwa mereka sepemikiran. "Jika benar gadis itu adalah calon Luna, maka kita hanya bisa mendoakan semoga calon Luna adalah pendamping terbaik untuk Alpha kita, dan menjadi calon Luna yang selalu mengayomi rakyatnya."

"Ya kau benar,"

"Bukankah gadis yang di tolong Alpha Zeus ada gadis manusia?"

"Kau tau dari mana?"

"Sudah ku bilang temanku omega di sana, tetapi gadis yang satunya adalah penyihir api,"

"Hah? Yang benar saja? Kira kira siapa gadis yang di gendong Alpha?"

"Sudah sudah, berhenti membicarakan Alpha, intinya kita berdoa saja yng terbaik buat Alpha Ares." lalu percakapan mereka beralih ke masalah ekonomi maupun yang lainnya.

∆∆∆

Luna Meghan Asklepios berlari tergopoh-gopoh mencari keberadaan putranya, Zeus Ares Asklepios. Di susul oleh Alpha Zeus dibelakangnya. Sungguh ia sangat merindukan duplikat dari suaminya itu, meskipun Ares sangat dingin tetap saja Ares adalah putranya, putra tunggalnya.

"Oh Moon Goddes, Ares!" seru Luna Meghan dengan mata berkaca-kaca.

"Kamu kembali, Nak," isaknya. Alpha Zeus dengan sabar menenangkan istri tercintanya itu, ia juga sangat senang mendengar putranya sudah kembali. Tiga ratus tahun bukan waktu yang sebentar, ia dan istrinya harus menunggu waktu selama itu agar bisa melihat mata hijau itu kembali terbuka.

Sebenarnya Luna Meghan ingin sekali memeluk putranya namun ia harus menahannya karena Ares sedang menggendong Hera yang entah pingsan atau tertidur.

"Ya, ibu," jawab Alpha Ares, ia tersenyum tipis lalu wajahnya kembali datar. "Kamarku masih sama 'kan?" sudah tiga ratus tahun berlalu akankah kamarnya masih sama, mengingat ia tidak menempati kamar itu lagi.

Luna Meghan mengangguk. "Ibu selalu merawatnya, karena Ibu yakin kau akan kembali," lalu pandangan Kuna Meghan jatuh pada Hera yng masih setia memejamkan matanya, "Hera kenapa?" tanyanya masih dengan isakan.

Ares menggeleng. "Aku pergi dulu, Ayah, Ibu." Lalu ia berlalu meninggalkan Alpha dan Luna itu.

"Kenapa kau membawa gadis itu ke kamarmu?" Tanya Alpha Zeus, ia tidak menyangka bahwa Ares akan membawa wanita asing masuk kedalam kamarnya yang hanya boleh dimasuki Alpha Zeus dan Luna Meghan serta beberapa orang yang sangat penting saja.

"Mate," gumamnya. Meskipun jaraknya jauh namun pendengaran seorang werewolf yang sangat tajam dapat menangkapnya. Alpha Ares pun berlalu tanpa repot menoleh.

Luna Meghan menutup mulutnya tak percaya, dugaannya ternyata benar. Hera adalah mate dari putranya. Jika saja ia yakin pada instingnya maka ia akan dengan cepat membawa Hera pada putranya itu. Bolehkah ia berterima kasih pada suaminya?

ΔΔΔ

Seorang pria berdiri di tempat paling tertinggi di kastilnya. Ia selalu memandang ke gerbang kastil berharap orang yang ditunggunya selama ini akan datang menghampirinya. Ia tidak akan pernah bisn untuk menunggu kekasih hatinya itu.

Hal tersebut sudah ia lakukan selama beratus-ratus tahun lalu, ia berharap belahan jiwanya, kekasih hatinya, hidupnya, akan kembali ke pelukannya lagi. Namun rasanya itu sangat mustahil mengingat selama ini tidak pernah ada tanda tanda dia akan datang. Namun ia takkan pernah menyerah, ia akan tetap menunggu dan mencari meskipun hanya abunya saja.

"Kau dimana, sayang?" lirihnya.

"Tidakkah kau merindukanku?" katanya lagi, sungguh jika ada makhluk lain melihatnya dalam keadaan seperti ini mungkin ia akan menjadi pembicaraan mereka. "Aku teramat sangat rindu padamu, rasanya hari-hariku semakin suram tanpa kehadiranmu,"

"Jika kau tidak pergi, mungkin kita sudah memiliki aku dan kau versi kecil," monolognya, "bukankah kau menginginkan anak yang banyak? Lantas kenapa ku pergi meninggalkan ku? Kembali lah, lalu kita hidup bahagia bersama anak-anak kita,"

Tiba-tiba kilasan kejadian beberapa ratus tahun lalu hinggap dikepalanya, awal ia kehilangan semuanya. Keluarga satu-satunya dan juga belahan jiwanya.

Pria itu mengetatkan rahangnya, matanya berkilat merah. "Jika bukan karna Alpha sialan itu, mungkin kau masih berada di sisiku!!"

Tangan pria itu terkepal kuat. "Aku bersumpah, akan menghancurkan keluargamu Ares Zeus Asklepios!!" ya itu adalah sumpahnya, sumpah seseorang yang kehilangan harta yang paling berharga baginya.

∆∆∆

HERA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang