Sudah dua hari Akhtar dan Ayra menginap dirumah orangtua Akhtar. Bukan tanpa alasan mereka menginap disana, ini adalah permintaan Faiza. Karena ia tidak ingin menantunya kelelahan akibat mengerjakan pekerjaan rumah.
Terlebih lagi, usia kandungan Ayra masih sangat mudah dan rentan. Faiza tidak ingin terjadi apa-apa dengan Ayra dan calon cucunya.
Sebenarnya Ayra juga tidak enak hati berlama-lama disini. Bukan karena apa, selama ia disini semua orang selalu melayani Ayra 24 jam. Jadi Ayra merasakan kalau dirinya merepotkan orang-orang yang ada didalam rumah ini.
Hari ini Ayra harus pulang kerumah. Apapun alasannya dan tidak boleh ada yang melarangnya.
"Bun, Ayra hari ini pulang ya?"
"Tidak sayang. Kamu tetap disini,"
"Ayra tidak enak bu, merepotkan semua orang yang ada disini. Ayra janji deh sabtu dan minggu Ayra main, atau ibu sama Rumi yang kerumah Ayra, bagaimana?" tawarnya agar ia bisa pulang.
"Hm...." Faiza berpikir sejenak. Kemudian senyumnya mengembang. "Ya sudah. Kamu kayaknya sudah rindu dengan suasana rumahmu ya?"
"Iya bu hehe. Ya sudah Ayra beres-beres ya bu,"
"Iya sayang,"
♡♡♡♡
Alhamdulillah hari ini Ayra sudah sampai dirumahnya. Sudah dua hari ia menginap dirumah mertuanya, entah bagaimana kondisi rumahnya saat ini. Pasti sudah banyak debu dan kotoran lainnya.
Setelah turun dari mobil, Ayra tersenyum bahagia karena bisa menginjak halaman rumahnya lagi. Walauapun hanya dua hari ia meninggalkan rumahnya serasa dua tahun tidak pernah kerumah ini lagi.
Ia mulai membuka gerbang rumahnya dan anehnya gerbangnya tidak dikunci. Ayra membuang pikiran negatifnya, kemudian ia menelusuri taman bunga miliknya. Ia mencium satu per satu aroma bunga favoritnya yaitu bunga mawar.
Setelah puas mencium aroma bunga Ayra masuk ke pintu utama rumahnya. Dan pintunya juga tidak terkunci. Kali ini Ayra benar-benar khawatir, ia takut rumahnya dirampok.
"Assalamu'alaikum,"
"Wa'alaikumsalam,"
Suara siapa itu?
Hati Ayra ketar-ketir. Itu bukan suara suaminya.
"Ayra!!" pekik laki-laki itu dari kejauhan kemudian berlari ke arah Ayra sembari merentangkan tangannya hendak memeluk Ayra.
"Mas Affran?" Ayra tidak menyangka kakak tersayangnya ada dirumahnya saat ini. Lebih anehnya lagi Affran berlari kearah Ayra sambil membawa sapu.
Brukk
Affran terpeleset.
"Aw!!" rintihnya.
"Mas ih hati-hati makanya. Ayo bangun," titah Ayra sembari membantu membopong Affran.
"Niat mau meluk kamu eh malah jatuh, huh,"
"Meluk boleh, tapi jangan lari-larian kayak anak kecil jadi gini kan. Lagian yang nyuruh mas Affran bersih-bersih rumah Ayra siapa?"
"Suamimu,"
Ayra terperangah. Tidak sangka suaminya sangat perhatian akan kesehatannya terlebih lagi ia sedang mengandung, pastinya Akhtar lebih posesif lagi tentang kesehatan Ayra.
"Ay? Hey, kok ngelamun?"
"Eh, nggak apa-apa kok mas Ayra cuma terharu aja. Mas Akhtar sampai nyuruh mas Affran bantuin Ayra bersih-bersih rumah,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjalanan Cinta Akhtar dan Ayra (On Going)
Romance⚠️(SLOW UPDATE)⚠️ Akhtar Qabeel Alfarezi adalah seorang pengusaha muda yang sukses umur nya sekitar 25 tahun dia bekerja di Perusahaan Ayah nya. Ia terkenal tegas, bijaksana, ambisius, tanggung jawab. Suatu saat ia dijodohkan oleh kedua orangtuanya...