4. -||PCADA||-

774 254 20
                                    

Ayra pun hanya terdiam membisu mendengar ancaman yang diucapkan oleh Chyntia. Annisa dan Nabilla cukup cemas memikirkan Ayra yang dari tadi hanya diam, mereka takut terjadi apa-apa dengan Ayra.

"Ay?" Panggil Nabilla.

Ayra tidak menjawab ia masih terfokus terhadap ucapan Chyntia.

"Ayra?" Sambung Annisa.

Nabilla dan Annisa pun saling menatap, baru kali ini mereka melihat sahabat nya begitu sedih. Karena mereka sangat tau kalau Ayra itu adalah gadis yang periang, selalu tersenyum di depan mereka tetapi setelah kejadian beberapa jam lalu Ayra menjadi sosok yang pendiam dan terus mengeluarkan air mata.

"Ay? Udah ya ngga udah dipikirin ucapan Chyntia tadi," Nabilla mengelus punggung tangan Ayra.

"Benar tuh kata Bila kamu ngga udah mikirin Chyntia aku yakin kok dia ngga bakal berani berbuat seperti itu," Annisa pun mencoba menenangkan Ayra.

Ayra mendengar ucapan mereka hanya mengangguk dan menghapus air matanya.

♡♡♡♡

Hari ini adalah jadwal meeting Akhtar bersama clien nya tetapi ia masih bergulung di tempat tidurnya, seharusnya ia sudah bersiap untuk mempersiapkan semuanya di kantor tetapi berbeda dengan ekspetasinya. Seperti sebuah rutinitas jika ia belum di bangunkan oleh bunda nya ia tidak akan bangun walaupun sudah memasang alarm di ponsel nya.

"Tar..Akhtar bangun nak sudah shubuh nanti kamu kesiangan loh," ucap Faiza bunda nya Akhtar dari balik pintu kamar nya.

Tidak ada jawaban apapun dari nya. Faiza memutuskan untuk masuk ke kamar nya, untung saja pintu nya tidak di kunci oleh Akhtar. Dugaan Faiza pun tidak salah ia yakin bahwa putra nya ini masih tertidur pulas.

"Nak bangun sudah shubuh," lirih Faiza seraya menepuk pelan pipi Akhtar.

Sedikit demi sedikit Akhtar pun mengerjapkan mata nya dan melihat sosok bundanya yang tengah merapikan sisi tempat tidurnya.

"Eh bunda. Eunghh sekarang jam berapa bun?" Ia pun duduk di sisi tempat tidur.

"Sekarang sudah jam setengah 5 Tar," ucapan Faiza membuat Akhtar sedikit terkejut.

"Hah? Serius bun? Astagfirullah Akhtar kelewat tahajud bun," panik nya bukan main Akhtar pun langsung lari ke kamar mandi untuk membersihkan diri karena ia tidak mau telat untuk sholat lagi.

Faiza hanya tersenyum dan menggelengkan kepala nya melihat tingkah laku putra yang masih belum berubah dari dulu. Padahal Akhtar sudah cukup dewasa tetapi ia masih begitu manja.

♡♡♡♡

Setelah Akhtar sudah selesai bersiap ia pun bergegas ke arah meja makan untuk sarapan bersama. Ayah nya menatap tajam kepadanya, sedangkan Akhtar hanya menunduk ketika ia melihat tatapan ayah nya yang tidak biasa itu.

"Akhtar!" Ucap Ikhbar Ayah Akhtar.

"I..iya ayah," jawabnya menunduk ia tidak berani menatap ayah nya yang tengah marah.

"Kamu ini sudah dewasa Tar! Tetapi masih saja seperti anak-anak. Setiap pagi bunda mu selalu membangunkan mu. Tinggalkan lah kebiasaan yang tidak baik itu Tar!" Omel nya.

"Hm.. maaf ayah,"

"Selalu seperti itu! Kalau kamu masih mengulangi kesalahan yang sama lebih baik tidak usah minta maaf! Karena percuma!"

Perjalanan Cinta Akhtar dan Ayra (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang