19. -||PCADA||-

329 87 24
                                    

Sudah 3 hari Akhtar tidak masuk kerja dikarenakan ia sedang sakit. Tetapi bukan fisiknya yang sakit melainkan hatinya yang sakit akibat mendengar Ayra sudah dikhitbah dengan laki-laki lain.

Tapi sayang, Akhtar belum tau laki-laki yang mengkhibah sahabat sekaligus perempuan yang ia sayangi ini. Kapan mereka berkenalan, kapan mereka dekat Akhtar belum tau pasti. Karena selama ini yang Akhtar tau Ayra belum mempunyai calon.

Akhtar memutuskan untuk berdiam diri dulu di rumah selama beberapa hari ini karena kalau ia bertemu dengan Ayra pasti luka dihatinya semakin menjadi-jadi.

"Tar? Gimana kondisi kamu?" tanya Faiza sambil membawa segelas susu.

"Alhamdulillah bun," jawabnya lesu.

"Masih kurang baik," sambung Akhtar.

"Astaghfirullah. Kamu sebenarnya sakit apa sih nak? Ngga biasa-biasanya kamu sakit sampai lama begini,"

Akhtar menepuk-nepuk dadanya. Memberi isyarat bahwa yang sakit adalah hatinya.

"Dada? Kamu sesak nafas? Kita ke dokter saja gimana? Lagi zaman banyak virus gini nak bunda takut kamu kenapa-kenapa," lirih Faiza.

"Ish bukan sesak nafas bunda. Akhtar lagi sakit hati,"

Faiza membulatkan bola matanya. Siapa perempuan yang mampu membuat Akhtar sakit hati?

"Kamu punya pacar?"

"Ngga bun,"

"Terus kenapa sakit hati?"

"Perempuan yang Akhtar sukai sejak SMA dulu.... Dia sudah dikhitbah oleh laki-laki lain,"

"Siapa kah dia Tar? Jujur sama bunda,"

"Bunda kenal baik perempuan itu bahkan sangat dekat dengan keluarganya," ucap Akhtar sambil menahan air mata yang akan luruh.

Faiza pun berpikir sejenak. Sejak kapan Akhtar mengenalkan perempuan yang ia sukai selama ini? Sampai-sampai ia bilang bahwa bundanya ini sangat kenal dengan perempuan yang ia sukai.

"Bunda nyerah deh. Sudah lah kamu jujur saja,"

"Ayra bun," gumamnya sangat pelan.

Faiza benar-benar terkejut. Perasaan Ayra belum mempunyai calon, bahkan Faiza tau kalau Ayra ini tidak mau menikah muda ia mau fokus pada kariernya. Tetapi kenapa ia lupa dengan komitmen yang sudah ia buat?

"Kamu tau dari mana kalau dia sudah dikhitbah?"

"Dari postingan foto Affran bun," kali ini ia tidak bisa menahan air matanya. Sakitnya benar-benar sakit.

"Sudah-sudah masa anak laki cengeng sih. Kalau memang dia jodoh kamu pasti dia akan kembali sama kamu sayang. Sudah ya jangan menangis lagi," Faiza dengan berusaha penuh menguatkan hati putra sulungnya ini.

"Makasih ya bun selalu ada buat Akhtar," ucap Akhtar sambil berhambur kepelukan bundanya.

♡♡♡♡

Dengan mengucap basmallah Akhtar melangkah memasuki kantornya. Mungkin karena mendapat pencerahan dari bundanya tadi ia sedikit bersemangat untuk masuk kerja.

Disepanjang koridor ia berjalan semua pegawai menyapa Akhtar dengan sopan, terkecuali kedua sahabatnya yang sudah berada dihadapannya.

"Kemana aja lu?" tanya Fadhlan.

"Kerjaan lagi banyak malah bolos kerja," omel Yusuf.

Perjalanan Cinta Akhtar dan Ayra (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang