28. -||PCADA||-

284 18 0
                                    

Sepanjang jalan menuju kantin kantornya Akhtar, ia masih memikirkan perkataan Fadhlan tadi. Yang mengatakan bahwa Akhtar genit kalau di kantor, apalah itu benar adanya?

Ah, lupakan saja!

♡♡♡♡

Tik tik tik

Bunyi detakan jam dinding memecah keheningan di ruangan seluas itu. Manusia yang berada didalamnya diam membisu bak patung.

Tidak ada satu suara pun yang terdengar, hanya hembusan nafas gugup yang menyertai mereka. Entah apa juga yang harus dibahas, sepertinya mereka tidak tau.

"Ekhem," Yusuf berdehem agar suasana tidak canggung lagi.

Nabilla menoleh.

"Saya minta maaf Nab," Nabilla menatap bingung Yusuf ketika ucapannya berubah menjadi formal.

"Sudah saya maafkan. Saya hanya ingin lihat perjuangan kamu untuk meminta maaf kepada orang lain," tegas Nabilla. Dan membuat Yusuf terperangah.

"Sebelumnya terima kasih ya Nab. Saya tidak menyesal mengenal kamu. Oh iya sebentar," jeda Yusuf. Kemudian ia mengeluarkan sesuatu dari saku jasnya.

Sebuah kotak merah yang berbentuk piano keluar dari sakunya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebuah kotak merah yang berbentuk piano keluar dari sakunya.

Dan ternyata Yusuf melamar Nabilla di ruangan itu juga. Yusuf langsung bersimpuh didepan Nabilla dan membuka kotak cincin yang indah itu.

Betapa terkejutnya Nabilla ketika Yusuf tiba-tiba melamarnya.

Nabilla hanya terdiam dan mendekap mulutnya sendiri. Lama-kemalaman air matanya menetes karena terharu.

Krek

Tiba-tiba pintu ruangan Yusuf terbuka. Muncullah Fadhlan, Akhtar dan Ayra. Melihat Yusuf. Sedikit terkejut melihat Yusuf yang sedang bersimpuh didepan Nabilla.

Akhirnya mereka menghampiri Yusuf dan Nabilla didalam, Ayra pun semakin terkejut ketika melihat Nabilla sedang dilamar oleh Yusuf. Padahal sebelumnya Nabilla bercerita mengenai masalah diantara mereka sewaktu main ke Annisa waktu itu.

Tapi lihatlah! Yusuf berani meminta maaf dan melamarnya secepat ini. Tak perlu mewah atau heboh-heboh dalam persiapan lamarannya. Ia hanya membutuhkan sebuah cincin yang dapat mengikat hubungan mereka. Simple bukan?

Cara itulah yang disukai oleh Nabilla. Tapi apa ia bisa menerima ini? Masalahnya, ia belum terlalu mengenal Yusuf lebih jauh lagi. Dan apakah ini hari yang tepat untuk mengenalnya lebih jauh?

"Yusuf!" pekik Fadhlan.

Yusuf yang sedang fokus dengan kegiatannya merasa terusik akibat panggilan Fadhlan. Ia menaikkan satu alisnya kemudian mengenyeritkan keningnya.

Perjalanan Cinta Akhtar dan Ayra (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang