Pagi pun telah tiba seperti biasa keluarga Ikhbar tengah bersiap untuk berangkat kerja, kuliah, dan ke supermarket untuk membeli kebutuhan dapur yang susah habis.
"Assalamu'alaikum bunda," sapa Akhtar.
"Wa'alaikumsalam sayang tumben sudah bangun jam segini?" Jawab nya sambil mengiris bawang.
"Takut diomelin sama ayah lagi," lirih nya sangat pelan tetapi masih bisa terdengar oleh Faiza.
"Apa? Takut diomelin ayah?" Tegasnya lagi.
"Ah tidak bun, Akhtar ingin berangkat lebih pagi lagi untuk menyelesaikan pekerjaan di kantor," alasan nya seraya berjalan ke arah rak piring untuk mengambil gelas.
"Kamu masih saja sibuk urusan pekerjaan. Kalau begini terus kapan mau ketemu sama jodoh mu nak," ucap Faiza sambil melirik Akhtar yang tengah minum.
"Uhuk..uhuk," apa ia tidak salah dengar? Sudah dua kali Akhtar diberikan pertanyaan ini.
"Soal itu bun? Ah Akhtar belum tau. Akhtar belum menemukan yang pas untuk hati Akhtar," ia pun menggeser kursi dan duduk di atasnya.
"Kalau seperti itu, ayah dan bunda berencana ingin menjodohkan mu dengan anak teman ayah mu...Kalau tidak salah anaknya teman ayah itu dulunya satu sekolah sama kamu deh Tar siapa tau kamu kenal," ucap Faiza yang masih sibuk mengiris bawang.
"Oh iya kah? Kalau itu yang terbaik Akhtar ikut ayah dan bunda saja. Toh selera Akhtar dan bunda juga sama," senyumnya mengembang.
"Oya astagfirullah sampai lupa kemarin kamu dapat salam dari pak Rizal teman bisnis ayah kamu kenal kan?" Tanya Faiza kini menoleh ke arah Akhtar.
"Oh om Rizal? Akhtar kenal kok yang punya perusahaan minyak bumi itu kan? Abi nya si Affran kan teman Akhtar?" Akhtar memastikan kembali.
"Iya sayang," jawab Faiza tersenyum.
"Wa'alaikumsalam salam," dijawab nya salam dari Rizal tersebut.
♡♡♡♡
Berbeda dengan Ayra, ia kini sedang menyiapkan sarapan untuk keluarganya. Ia sedang memasak nasi goreng seafood serta membuat kan teh manis.
"Assalamu'alaikum putri umi yang cantik," sapa Hana kepadanya.
"Eh? Wa'alaikumsalam umi sayang," jawabnya.
"Tumben kamu sudah masak pagi-pagi?" tanya Hana.
"Harum banget lagi wangi nya kamu masak apa nak? Seperti nya enak dan spesial ya?" Akhirnya Hana pun menghampiri Ayra untuk melihat apa yang ia masak sekarang.
"Masak nasi goreng seafood umi, pasti spesial dong umi kan buat umi abi sama mas Affran," jawabnya tersenyum.
"Alhamdulillah kamu memang tidak berubah Ay," tuturnya.
"Ayra berubah dong umi, Kalau Ayra tidak berubah ngga mungkin Ayra sudah besar sekarang hehehe," canda Ayra.
"Kamu ini bisa saja,"
"Oya Ay kamu dapat salam," jeda nya.
"Dari siapa umi?" Tanya nya seraya meletakkan nasi goreng ke dalam wadahnya.
"Dari rekan bisnis abi sekaligus teman SMA abi dulu," jelasnya sambil membantu menyiapkan piring.
"Oh iya? Wa'alaikumsalam. Tapi kok teman abi kenal sama Ayra?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjalanan Cinta Akhtar dan Ayra (On Going)
Roman d'amour⚠️(SLOW UPDATE)⚠️ Akhtar Qabeel Alfarezi adalah seorang pengusaha muda yang sukses umur nya sekitar 25 tahun dia bekerja di Perusahaan Ayah nya. Ia terkenal tegas, bijaksana, ambisius, tanggung jawab. Suatu saat ia dijodohkan oleh kedua orangtuanya...