35. -||PCADA||-

237 20 0
                                    

Walaupun mata Ayra masih tertutup rapat, namun Rizal tak henti-hentinya mengucapkan syukur karena Ayra sudah sadar. Terlebih lagi kelahiran cucu pertamanya membuat dirinya semakin bersyukur. 

Rizal mengelus pelan puncak kepala Ayra kemudian mencium keningnya. "Selamat ya sayang. Kamu sudah menjadi seorang ibu, ibu yang kuat dan pantang menyerah,"

Setelah mengucapkan itu Rizal keluar dari sana. Karena waktu jenguknya dibatasi hanya lima menit per orang. Apalagi Ayra yang baru sadar dari masa kritis, harus banyak-banyak istirahat.

Rizal keluar dengan perasaan yang bahagia serta bangga terhadap perjuangan putri bungsunya. Ayra rela mempertaruhkan nyawa demi anaknya.

"Gimana mas?"

"Ayra sedang tidur. Nanti lagi kalau mau melihatnya," tutur Rizal.

"Kak, gimana keadaan kak Ayra?" tanya Arumi yang tak kalah khawatir.

"Alhamdulillah sudah lebih baik Rum. Jangan putus do'akan kakak mu ya?"

"Pasti kak. Jangan sedih ya nanti Rum ikut sedih," kemudian Rumi mendekati kakaknya dam memeluknya.

♡♡♡♡

Dua minggu kemudian.

Aroma rumah sakit sudah menjadi hal yang biasa bagi Akhtar. Setiap hari ia kesini untuk menjenguk anak dan istrinya, mereka bergantian menjaga Ayra. Ya, ini kemauan dari Ayra yang menyuruh Akhtar untuk beristirahat dirumah.

Oh iya, Ayra sudah sadar sejak satu minggu lalu. Betapa bahagianya dia bisa melihat dunia ini kembali, terlebih lagi bisa buah hatinya yang selama ini ia nanti-nantikan bersama Akhtar. Sembilan bulan penuh perjuangan.

"Assalamu'alaikum sayang," sapa Akhtar yang baru datang.

"Wa'alaikumsalam mas," jawab Ayra.

"Duh jagoan papa nempel aja sama mama. Papa cemburu nih nak," ledekan Akhtar sukses membuat Ayra pipi Ayra bersemu merah.

"Mas ih, biarkan saja Husein nempel sama mamanya,"

Akhtar malah tertawa.

Sekitar lima hari lalu mereka berdua baru memberi nama untuk anak mereka. Ya, karena Ayra juga baru siuman jadi Akhtar tidak ingin egois memberikan nama atas keinginannya sendiri. Jadi harus dari persetujuan keduanya. Nama anak mereka adalah Husein Alvaro. Walaupun namanya terbilang kekinian tetapi juga ada berbau islamnya.

Rupa Husein adalah perpaduan dari Akhtar dan Ayra. Alisnya mengikuti Akhtar tebal dan hitam, matanya mengikuti Ayra, bulat dan tajam, hidungnya mancung seperti mereka berdua, bibirnya mungil seperti Ayra. Sungguh indah sekali ciptaan-Nya.

"Sini, papa gantian menggendongnya. Kamu nggak kasihan, Sein? Sama mama kamu kecapean tuh gendong kamu yang berbadan gembul ini," ledeknya sambil menoel-noel pipi tembamnya.

"Hus. Mas kalau ngomong asal saja," omel Ayra sembari memberikan Husein kegendongan Akhtar.

Husein Alvaro lahir dengan berat badan yang bisa dibilang cukup berat yaitu 3.6 kilogram. Dengan panjang 51 sentimeter. Cukup berisi dan tinggi bukan? Wajar saja, karena gen nya tidak ada yang pendek dan kurus.

Akhtar yang baru saja belajar menggendong bayi, terlihat agak kerepotan. Pelan-pelan sekali ia menggendong bayinya agar tidak jatuh. Sebelumnya memang ia minta diajari oleh sang ibu mertua agar tidak kaku saat menggendong Husein. Tetapi, namanya juga baru belajar. Rasa takut dan gugup itu pasti ada, karena baru pertama kali ia gendong bayi dalam semasa hidupnya.

Perjalanan Cinta Akhtar dan Ayra (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang