21. -||PCADA||-

351 69 15
                                    

Sudah 3 bulan Akhtar dan Ayra bertunangan, kini mereka tengah mempersiapkan acara pernikahan mereka.

Semua orang sedang repot menyiapkan segala seserahan yang akan dibawa saat hari pernikahan mereka nanti. Fadhlan yang bertugas mendekorasi taman pelaminan untuk mereka, sedangkan Yusuf yang menghandle semua makanan yang akan disajikan nanti.

Baik Akhtar maupun Ayra bahagia melihat orang-orang terdekatnya ikut andil dalam acara pernikahan mereka.

"Ayra, saya mau nanya nih kamu suka warna apa?"

"Hah? Warna? Buat apa pak?"

"Saya dapat amanah dari Akhtar, saya disuruh mendekor taman pelaminan kalian sesuai dengan warna yang kamu suka,"

"Ada-ada saja. Saya suka warna peach dan hijau toska pak,"

"Oke makasih Ay. Ya sudah saya lanjutin dulu ya. Assalamu'alaikum,"

"Wa'alaikumsalam pak Fadhlan,"

Dari kejauhan ada mata teduh yang sedang memandangi Ayra yang manis itu. Siapakah dia?

Siapa lagi kalau bukan calon suaminya Ayra. Ayra yang sedang sibuk melihat dekoran-dekoran tenda dan taman pelaminan mereka sehingga tidak sadar bahwa sejak tadi ada yang memandanginya.

Matanya yang tidak lepas dari tenda-tenda itu karena menurutnya perpaduan warnanya yang pas dan indah dipandang oleh mata.

"Terima kasih ya Allah Engkau telah mengirimkan seorang imam yang baik untukku," gumamnya dalan hati.

"Ngelamunin apa sih hm?"

"Astaghfirullah. Kamu ih bikin kaget aja,"

"Hahaha maafin ya,"

"Iya,"

Hening sejenak.

Kini mata Akhtar juga ikut memandangi dekoran yang sedang menghiasi tenda dan taman pelaminan mereka.

Tak disangka berawal dari sahabat biasa dan pada akhirnya bersatu juga walaupun banyak sekali halangan serta ujian yang mereka hadapi.

♡♡♡♡

Ayra sedang memilih-memilih souvenir ditempat pernak-pernik. Ia pergi bersama kedua sahabatnya yaitu Annisa dan Nabilla.

Sengaja Ayra mengajak mereka terutama Annisa karena setiap apa yang dipilih oleh Annisa itu pasti sesuatu yang unik dan jarang sekali ditemui.

Dan benar Annisa memilih souvenir hiasan dinding dengan model yang sangat unik.

Kurang lebih souvenir yang dipilih oleh Annisa seperti itu. Cukup unik dan aestetic. Memang pilihan Annisa selalu disukai oleh Ayra.

"Wah Nis pilihan kamu memang selalu memuaskan," Ayra berdecak kagum kepada Annisa.

"Ah biasa aja Ay,"

"Halah palingan juga udah ngefly gara-gara dipuji sama Ayra tuh," celetuk Nabila yang sedikit cemburu akibat Annisa selalu dipuji oleh Ayra.

"Hilih comel," sahut Annisa.

"Aduh," keluh Ayra.

"Loh kamu kenapa Ay?" tanya Qabila.

"Kamu sakit Ay?" sambung Annisa.

"Ngga. Aku cuma kebelet. Bentar ya aku mau cari toilet dulu,"

"Haduh. Mau dianter ngga?" tanya Nabila.

"Emang aku anak kecil pakai dianter begitu," jawab Ayra.

"Bukan masalah gitu Ay, kalau kamu hilang pasti kita yang kena. Tau sendiri kan Akhtar galaknya kayak gimana," ucap Annisa.

Perjalanan Cinta Akhtar dan Ayra (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang