Entah mengapa rasa kecewa Ayra terhadap Akhtar tak kunjung reda, kalau ia mengingat lagi kejadian itu hatinya terasa sesak. Menurut Ayra, Akhtar sudah mempermainkan hatinya karena sejak dulu Ayra memendam rasa kepadanya begitupun sebaliknya. Mengapa setelah sudah dekat dan saling bertemu malah jadi seperti ini. Apakah Akhtar sudah tidak mempunyai rasa lagi dengan Ayra?
Ayra membuang jauh-jauh pikiran itu, sekarang apa yang harus Ayra lakukan? Semakin mendekat atau semakin menjauh? Sebenarnya Ayra ingin selalu dekat dengan Akhtar namun hatinya masih belum bisa menerima ini semua.
♡♡♡♡
Dikamar Akhtar sedang menatapi langit-langit sekaligus meratapi kesalahannya kepada Ayra. Menyesal. Ya itu dapat menggambarkan suasana hatinya saat ini, yang sedang ia pikirkan sekarang adalah bagaimana cara mendapatkan maaf dari Ayra?
Pergi kerumahnya? Ya mungkin ini adalah cara ampuh untuk mendapatkan maaf darinya. Tak menunggu waktu yang lama ia langsung mengganti pakaian rapi dan sopan, menyisir rambutnya serta memberi gel agar selalu terlihat rapi, tak lupa ia juga menyemprotkan parfum ditubuhnya.
Setelah siap ia pun keluar kamar dan meminta izin kepada orangtuanya terlebih dahulu.
"Ayah, bunda,"
"Wah rapi sekali kamu, mau kemana?" tanya Ikhbar.
"Pastinya mau ketemu sama pacarnya lah yah," celetuk Arumi yang sedang memakan cemilan dimeja makan.
"Punya mulut lemes banget sih dek," sindir Akhtar sambil menjitak kepala Arumi.
"Aduh kak sakit tau, kepala ini kan difitrahin jangan main asal jitak aja dong," rintih Arumi sambil mengelus-ngelus kepalanya yang dijitak oleh Akhtar tadi.
"Bodo amat gak peduli!" kata Akhtar.
"Sudah-sudah kalian ini kebiasaan kalau ketemu ada saja yang dipermasalahkan," lerai Faiza kepadanya kedua anaknya ini.
"Makanya bilangin tuh bun Arumi kalo punya mulut jangan lemes,"
"Bilangin kakak juga bun kalo sama perempuan jangan kasar,"
Ikhbar dan Faiza semakin pusing melihat tingkah laku mereka bukannya diam malah semakin menjadi.
"Kalian bisa diam tidak?" suara tegas Ikhbar lah yang mampu membuat mereka diam membisu.
"Bisa yah," jawab mereka berdua.
"Bagus. Sekarang ayah mau tanya sama Akhtar, kamu mau kemana malam-malam begini sudah rapi?" ucap Ikhbar.
"Akhtar mau kerumah Affran yah, ada urusan sebentar nanti jam 9 Akhtar langsung pulang kok. Ngga apa-apa kan yah?" jawabnya ragu.
"Oke jam 9 tepat sudah sampai dirumah kalau tidak ayah tidak akan membukakan pintu," ancam Ikhbar.
"Siap yah, terimakasih,"
"Kamu tidak mau makan malam dulu nak?" tanya Faiza.
"Tidak bun, Akhtar buru-buru nanti saja Akhtar cari makan diluar,"
"Ya sudah kalau begitu, kamu hati-hati ya jangan ngebut-ngebut bawa mobilnya," perintah Faiza.
"Baik bun, ya sudah ayah, bunda Akhtar pamit dulu ya, Assalamu'alaikum," pamit Akhtar kepada kedua orangtuanya sambil menyalami tangan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjalanan Cinta Akhtar dan Ayra (On Going)
Romance⚠️(SLOW UPDATE)⚠️ Akhtar Qabeel Alfarezi adalah seorang pengusaha muda yang sukses umur nya sekitar 25 tahun dia bekerja di Perusahaan Ayah nya. Ia terkenal tegas, bijaksana, ambisius, tanggung jawab. Suatu saat ia dijodohkan oleh kedua orangtuanya...