23. -||PCADA||-

347 43 25
                                    

Semenjak pernikahan Akhtar dan Ayra terjadi semua sahabat mereka baik sahabat dari Akhtar maupun Ayra menjadi semakin dekat dan akrab.

Seperti sudah kenal lama. Tetapi kedekatan mereka bukan sekedar hanya ingin berteman tetapi ingin mengharapkan lebih juga.

Semoga saja itu terjadi.

Yang lain masih sibuk membereskan peralatan dan barang-barang lainnya. Sesudah acara pernikahan selesai Akhtar dan Ayra tidak tau menau tentang kondisi gedung yang mereka tempati kemarin.

Mereka berdua langsung pergi ke apartemen milik Akhtar untuk tinggal sementara sembari menunggu rumah mereka jadi.

Rumah mereka sedang direvonasi sedikit agar terlihat seperti baru lagi. Rumah itu adalah rumah yang diwariskan oleh ayahnya Akhtar agar kelak ketika Akhtar menemukan wanita pilihannya mereka akan tinggal disana.

Dan itu sudah terjadi, jadi rumah itu hanya perlu dibereskan dan dipoles sedikit lagi agar kelihatan lebih rapi dan bagus lagu seperti awal.

Drrttt....drrttt....

Mentari saja belum menampakkan cahayanya, siapa pagi-pagi buta yang sudah menelpon Akhtar?

"Assalamu'alaikum Tar!" sapa Yusuf dari sebrang.

"Wa'alaikumsalam. Nape hah? Pagi-pagi udah gangguin orang tidur,"

"Abis berapa ronde semalem bang? Cape banget kayaknya hahaha,"

"Otak lu sapuin sana, ngeres banget. Cape lah kemarin acaranya kan sampai malam terus ditambah lagi ada clien yang nelpon gue semalam ngajak ketemuan. Ada apa nelpon? Kalo gak ada yang penting mendingan gue tutup ya. Mau lanjut tidur,"

"Hehe tau aja lu. Gue cuma mau gangguin lu doang,"

"Ya ud-"

Tut.

Tanpa ba-bi-bu Akhtar langsung menutup telponnya sepihak agar sahabat yang usil ini diam dan menutup mulutnya.

"Siapa Tar?" tiba-tiba Ayra terbangun.

"Biasa orang gila. Udah lanjut tidur lagi kamu pasti cape banget kan?" ucapnya sambil memeluk erat pinggang Ayra.

Tanpa menjawab lagi Ayra sudah terlelap lagi.

♡♡♡♡

Walaupun sekarang hari libur Akhtar masih tetap sibuk menjalani pekerjaannya ditambah lagi ada clien yang menelponnya tadi malam.

Mau tidak mau ia harus merelakan waktunya untuk pekerjaannya. Resiko menikah dengan Akhtar adalah jarang sekali ada waktu senggang.

Sebenarnya Akhtar tidak enak dengan Ayra, pasalnya baru satu hari menikah ia sudah sibuk dan tidak punya waktu untuk istrinya.

Namun, alhamdulillah Ayra sudah memahami kondisi Akhtar. Ayra pun sudah paham dengan pekerjaan suaminya yang sangat padat. Maklum saja Akhtar adalah pebisnis muda yang sukses dan profesional.

Wajar kalau banyak clien atau perusahaan yang ingin bekerja sama dengan perusahaan milik Akhtar. Selain itu juga Akhtar adalah pimpinan yang ramah terhadap karyawannya kecuali dengan kedua sahabatnya itu yang selalu menjahili dirinya.

Perjalanan Cinta Akhtar dan Ayra (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang