2. -||PCADA||-

1.1K 302 28
                                    

Pagi ini Affran mengantar Ayra ke kampus, entah mengapa sedari tadi Affran merasa ada yang tidak beres dengan Ayra karena sesekali ia melihat Ayra sedang melamun. Entah apa yang sedang dipikirkan oleh Ayra ia tidak ingin mencampuri urusan pribadi adik nya itu.

Berbeda dengan Ayra ia tidak sadar bahwa dari tadi Affran memerhatikan Ayra yang tengah melamun. Tiba-tiba Ayra teringat zaman SMA dahulu, ia teringat sahabat nya yaitu Akhtar. Lama kelamaan Affran pun penasaran apa yang sedang dipikirkan oleh adik nya ini.

"Dek?" Panggilan Affran mampu membuyarkan pikiran Ayra.

"Ah iya mas kenapa?" Sedikit gugup ia menjawab Affran.

"Kamu kenapa? Lagi ada masalah? Kok melamun aja dari tadi?" Tanya Affran.

"Eh? Ngga kok mas Ayra tidak punya masalah apa-apa," elak Ayra sambil tersenyum kikuk.

"Benar nih? Kalau ada masalah cerita aja sama mas ya?" Tawar nya sambil melirik Ayra.

"Siap mas ku," lirih nya dengan semangat.

Sungguh dia terpaksa berbohong karena ia tidak ingin Affran mengetahui apa yang sedang ia pikirkan sekarang.

"Aku tau Ay kalau kamu bohong sama mas tapi jika kamu tidak mau cerita sama mas juga ngga apa-apa kok itu hak kamu privasi kamu," tiba-tiba Affran bicara seperti itu.

Deg.

Seolah Affran tau isi pikiran nya itu. Alhasil dia terlihat sangat gugup sekarang, untung nya Affran memaklumi hal ini.

"Ay?" Panggil nya lagi.

"Eh..mm..Iya mas kenapa?" Dijawab nya kikuk.

"Yeh kok malah ngelamun lagi sih? Cerita aja dek kalau lagi ada masalah," tawar nya kepada Ayra.

"Iya mas lain kali Ayra bakalan cerita kok," Ayra mengembangkan senyumnya sungguh ia sangat menyayangi kakak nya ini, Affran selalu ada ketika ia suka maupun duka Ayra bangga dan sangat bersyukur mempunyai kakak seperti Affran.

"Dek ini jalan nya kemana lagi? Mas lupa arah jalan kampus kamu," Affran nampak sangat kebingungan, bagaimana tidak jika ia salah jalan sudah dipastikan Ayra akan terlambat masuk kampus.

"Loh? Memang nya mas ngga pernah nganterin Ayra ya?" Ditatapnya Affran dengan penuh kebingungan.

"Hehe pernah dek tapi mas lupa lagi maaf ya," kekeh Affran sambil mengusap lembut bahu Ayra.

"Ya Allah jadi ternyata mas manggilin Ayra mau nanya jalan kampus Ayra?" Ucap nya tersenyum.

"Ii..Iya hehe cuma tadi pas mas mau nanya kamu malah ngelamun," Affran menggaruk rambutnya yang tidak gatal.

"Huft dasar. Habis dari sini mas lurus terus di depan sana ada pertigaan kita belok ke kanan ya lalu lurus sedikit sudah sampai," jelasnya.

Affran pun mengangguk paham. Tak lama kemudian mereka sudah sampai di depan gerbang kampus Ayra, Ayra pun segera turun dan berpamitan kepada Affran.

"Nah sudah sampai, terima kasih ya mas sudah mau nganterin Ayra ke kampus," Ayra menatap lekat Affran tak lupa disusul dengan senyum nya yang manis itu.

"Iya dek sama-sama. Ya sudah kamu masuk sana takutnya kamu telat," Affran mengelus puncak kepala Ayra dan memerintahkan nya untuk masuk ke kampus.

"Iya mas, ya sudah Ayra pamit ya Assalamu'alaikum mas hati-hati dijalan," Ayra pun turun dan mencium punggung tangan Affran.

"Iya dek wa'alaikumsalam," jawab Affran.

Ayra melambaikan tangan hingga mobil Affran sudah tidak terlihat lagi. Ia pun membalik kan badan dan bergegas masuk ke dalam kampusnya. Dari kejauhan Ayra sudah melihat kedua sahabat nya di bawah pohon rindang yang terletak di lapangan kampus.

Perjalanan Cinta Akhtar dan Ayra (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang