Pagi hari yang cerah ini membuat semua manusia bersemangat untuk melakukan aktivitas apapun. Hari yang cerah
membuat para manusia juga gembira.Seperti halnya dengan Akhtar, ia bersemangat sekali berolahraga pagi ini terlebih lagi Husein ikut bersamanya. Ia tambah bersemangat.
Husein pun sama. Ia sangat senang bisa jalan-jalan pagi seperti ini, karena biasanya jam segini dirinya masih tertidur pulas dan tidak ada yang membangunkannya. Tetapi tidak untuk hari ini, ia berjanji kepada sang ayah untuk bangun lebih pagi dari sebelumnya. Jadi ia bisa ikut olahraga pagi dengan Akhtar.
"Huh... huh... sebental papa. Ucen cape." keluhnya.
Memang benar, Husein bersemangat sekali olahraganya sampai keringat yang begitu deras membasahi seluruh tubuhnya. Akhtar tersenyum manis melihat keaktifan putra kecilnya.
"Iya little prince. Mau beli minum di warung sana?" tawar Akhtar sembari menunjuk warung yang letaknya diseberang jalan.
Dengan tatapan letih, Husein menoleh ke warung yang Akhtar tunjuk. Kemudian Husein menganggukan kepala setuju.
Akhtar tersenyum lagi. Ia tau kalau Husein lelah, jadi ia langsung menggendongnya. "Aaww papa! Ucen aget tau!" omelnya.
"Maaf pangeran." kekeh Akhtar.
Karena letih ia hanya diam saja, Husein seperti boneka yang sedang digendong. Kepalanya disandarkan kebahu Akhtar, tangan mungilnya melingkar dileher Akhtar, dan kakinya melingkari pinggang Akhtar.
Setelah sampai di warung Akhtar langsung membeli air mineral dua botol untuk dirinya dan Husein. Sementara Husein turun dari gendongannya agar bisa minum dengan mudah. Sekaligus Akhtar istirahat sebentar duduk dikursi yang ada didekat warung itu.
"Assalamu'alaikum mas Akhtar." sapa Laura.
"Wa'alaikumsalam, eh Laura. Mau kemana?"
"Ini, mau ke warung. Wah ada si manis juga, apa kabar Husein?"
"Aik ante." jawabnya lemas.
"Loh kok lemas gitu? Kenapa hm?"
"Cape dia habis keliling sambil jogging." jawab Akhtar mewakili.
"Ya ampun kasihan banget kamu Sein. Mau tante beliin apa biar semangat lagi?"
Husein menggeleng lemah. Kemudian ia beranjak dari duduknya dan menghampiri Akhtar. "Ayo pah. Pulang aja, Ucen au bobo."
"Yaudah ayo. Naik ke punggung papa, biar papa gendong lagi." Husein tidak banyak bicara, ia menuruti ucapan Akhtar.
"Laura, kita pamit pulang dulu ya. Assalamu'alaikum." pamit Akhtar.
"Wa'alaikumsalam mas."
.
Keesokan harinya.
Akhtar sudah kembali bekerja setelah kemarin cuti beberapa hari dan ditambah hari weekend. Ternyata banyak sekali tugas yang menunggunya di kantor, padahal kemarin ia sudah memerintahkan asistennya yaitu Fadhlan dan Yusuf untuk membantu pekerjaannya.
Entah apa saja yang sudah dikerjakan. Semua laporan belum selesai, dan itu membuat Akhtar pusing.
"Pak, ini laporan perusahaan minggu ini." ucap sekretaris itu.
"Baiklah, kamu boleh pergi. Oh iya jangan lupa tolong panggil pak Fadhlan dan pak Yusuf, ada hal penting yang harus saya bicarakan dengan mereka." suruhnya.
"Baik pak. Saya permisi."
Akhtar menganggukan kepala.
Sekretaris itu pun keluar dari ruangan Akhtar, sekretaris itu langsung pergi ke ruangan Fadhlan dan juga Yusuf. Untung saja ruangan mereka berdekatan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjalanan Cinta Akhtar dan Ayra (On Going)
Romansa⚠️(SLOW UPDATE)⚠️ Akhtar Qabeel Alfarezi adalah seorang pengusaha muda yang sukses umur nya sekitar 25 tahun dia bekerja di Perusahaan Ayah nya. Ia terkenal tegas, bijaksana, ambisius, tanggung jawab. Suatu saat ia dijodohkan oleh kedua orangtuanya...