40. -||PCADA||-

189 14 2
                                    

"Mas, ini dimakan sarapannya." ucap Annisa.

Fadhlan bergeming.

Ia hanya menoleh sebentar lalu melanjutkan kegiatannya yaitu memasang dasi. Hari ini ia memasang dasi sendiri, hari-hari biasanya Annisa yang memasangnya. Tetapi hari ini tidak.

Annisa berusaha mati-matian menahan perasaannya. Pasalnya, sudah dari tiga hari semenjak Yusuf memberikannya kue, Fadhlan bersikap cuek kepadanya. Walaupun ia makan bersama, tidur bersama Fadhlan hanya terdiam.

Sebegitu cemburunya Fadhlan.

"Ya. Saya bawa saja makanannya kekantor. Saya sudah telat!"

Annisa terkesiap mendengar ucapan Fadhlan yang terlalu baku dan asing baginya. "Y‐ya sudah mas, aku siapkan ya."

Fadhlan diam.

Sebenarnya ia kasihan mendiami istrinya. Dan jujur saja ia sangat rindu dengan Annisa. Tapi rasa cemburunya melebihi semuanya jadi sulit untuk bersikap seperti biasa lagi.

Ah sudahlah.

Akhirnya Fadhkan ke kantor, tetapi sebelum jalan ia memakan sarapan yang sudah disiapkan oleh Annisa tadi. Tapi ia makan dimobil. Dan Fadhlan sengaja memarkirkan mobilnya agak jauh dari rumahnya.

Satu kata yang bisa Fadhlan katakan saat ini.

Nikmat.

Ya. Walaupun hanya sebuah roti bakar dengan siraman selain stoberi itu sudah sangat nikmat baginya ditambah lagi dibuatnya menggunakan kasih sayang. Meskipun rumah tangga Fadhlan ada sedikit masalah, tapi Fadhlan tidak menampik bahwa ia sangat merindukan istrinya.

Kalau boleh ia jujur. Annisa adalah cinta keduanya setelah ibunya. Tidak ada cinta lain lagi yang Fadhlan tanam dihati wanita lain. Jika ada yang mengaku sebagai mantan kekasih atau calon istrinya itu adalah sebuah berita burung. Banyak sekali perempuan yang mengaku sebagai kekasih Fadhlan ketika ia belum menikah waktu itu.

Sebenarnya sebelum ia menikah, ia dijodohkan oleh kedua orangtuanya. Wanita itu bernama Kaila. Jujur saja sebenarnya ia tidak benar-benar mencintai Kaila sepenuhnya. Ia menerima perjodohkan itu karena keinginan orangtuanya saja.

Terlebih lagi melihat Kaila yang waktu itu mengkhianati dirinya setelah bertunangan, membuat Fadhkan benar-benar kecewa dan trauma untuk menjalin sebuah hubungan lagi.

Namun, berbanding terbalik dengan saat ini. Ia sangat takut kehilangan Annisa. Karena adanya kehadiran Annisa disisinya, mampu mengobati rasa traumanya dimasa lalu. Sungguh Fadhlan sangat berterimakasih akan hal itu.

Tetapi disamping itu juga ia masih marah dengan kejadian Annisa menerima kue pemberian dari Yusuf yang dengan alasan mengganti sarapan yang Annisa berikan saat itu. Sungguh tidak masuk akal.

.

"Eh Nab, sini deh. Ini laporan lo ada yang salah."

Nabilla menyeritkan keningnya. Perasaan baru tadi ia merevisi laporannya tapi mengapa masih ada yang salah?

"Perasaan tadi udah gue benerin deh. Kok masih salah? Mata lo kali yang bermasalah."

"Ck. Coba lihat ini harusnya tanggal 15 Agustus, perusahaan ini ekspor ke Singapura. Tapi kenapa lo ngetiknya ke Malaysia?"

"Loh? Emang iya? Wait gue cek dulu."

"Ya sudah lo sebaiknya teliti dulu. Gue mau keruang rapat, ada rapat bersama clien hari ini."

"Oke."

Sepeninggalan laki-laki bertubuh tegap nan tampan itu Nabilla buru-buru meneliti semua laporan yang sudah ia ketik tadi masih ada yang salah atau tidak. Ia mencocokkan laporan dikomputernya dan laporan yang sudah ia tulis.

Perjalanan Cinta Akhtar dan Ayra (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang