Dari kejauhan, Luna bisa melihat bagai mana Edmund berusaha mengencangkan ikatan baju zirah milik Phil sambil membisikkan sesuatu. Sesekali pandangannya beralih ke arah Lucille yang terlihat memendam banyak emosi. Mungkin kesedihan atau kemarahan, atau bahkan keduanya. Ia tidak pernah bergerak sedikit pun sejak ia turun dari kudanya.
Lucille tahu pihak mana yang tertindas. Ia tahu siapa yang benar dan siapa yang salah. Ia tidak terbutakan oleh perasaan sayangnya terhadap ayahnya sendiri. Namun di sisi lain, ia ingin sekali berlari memisahkan ayah dan saudaranya yang berdiri tegap dan saling menatap dengan tajam penuh dengan dendam dan amarah. Ia ingin semuanya berhenti. Setelah kehilangan kesempatan untuk memiliki hidup normal seperti anak-anak lain yang memiliki ibu, ia tidak bisa kehilangan ayahnya pula.
Lucille mulai sadar sebagaimana khawatirnya Luna. Mereka tidak jauh berbeda. Mereka hidup tanpa ibu... dan... apalah pria tanpa wanita di sampingnya. Setegar apa pun seorang lelaki, kehilangan cinta sejati adalah salah satu hal yang paling menyakitkan bagi mereka.
Saat Edmund selesai mengencangkan baju zirah Phil, ia melihat ke arah Luna dan tersenyum kecil seakan-akan mengatakan bahwa semuanya akan baik-baik saja.
Tuan Hamid yang sedari tadi berdiri di belakang Lucille, menarik mundur Lucille dan membawanya ke arah Edmund. "Aku ingat bagaimana kau mendekap erat adikku untuk menghindariku. Kau akan menghasut anakku untuk melakukan hal yang sama, Hamid?" sindir Constance.
Tapi tuan Hamid tidak berkata apa pun sampai Phil bertanya, "Apa maksud semua itu?"
"Kau bahkan tidak tahu siapa yang berdiri bersamamu, nak. Dia dan ayahmulah yang menghasut ibumu untuk mengusirku dari tanah Archenland," jawab Constance.
"Kaulah yang mengkhianati adikmu sendiri, Constance. Jika kau mencintai sahabatku, ADIKMU, Arianne, kau tidak akan pernah mencoba melukainya atau siapa pun yang ia cintai. Aku menghabiskan sisa hidupku ini, berjanji untuk melindungi darah Arianne dan Archie. Anakmu termasuk ke dalamnya. Bahkan akan aku lindungi ia meski itu dari ayahnya sendiri," jawab tuan Hamid
"Katakanlah padaku, anakku. Kau lebih mempercayainya atau aku?" Constance menembakkan pertanyaan seberat itu kepada Lucille yang tak sanggup memilih lagi, ia ingin semua orang berdamai namun ia tahu itu tidak mungkin.
"Kau tahu ibuku, tuan Hamid?" tanya Phil.
Tuan Hamid hanya menjawab, "Sebelum Constance Voronin mengacaukan semuanya? Ya."
"Bersiaplah, nak. Kau akan mengerti mengapa aku begitu berambisi untuk menduduki takhta Archenland. Jika saja Halvor Hamid ini mengerti, aku tidak harus menghadapimu. Keponakanku tersayang," ucap Constance dengan bengis.
Edmund yang mendengarkan percakapan itu sedari tadi terheran jika tuan Hamid berasal dari masa yang sama, ia berkemungkinan dikirim ke dunianya bersamaan dengan para Di Ilios, mengapa tidak ada satu pun lembaran buku sejarah Archenland yang mengatakan adanya keberadaan tuan Halvor Hamid? Namun perhatiannya teralih kepada Lucille yang kini berdiri di sampingnya lalu berbisik, "Maafkan aku jika aku pernah melukai perasaanmu."
Lucille tidak melepaskan pandangannya dari ayahnya, namun ia tetap menjawab, "Kau tidak pernah melakukan hal seperti itu, Edmund. Seharusnya aku yang meminta maaf akan semua gangguan yang pernah kau dapatkan dariku dan ayahku."
"Sejujurnya... aku tahu kau wanita baik-baik, Lucille. Hanya saja, kau dikelilingi orang yang buruk hati. Bukan maksudku menyalahkan ayahmu, tapi... aku yakin kau mengerti apa yang aku maksudkan."
Dan Lucille mengangguk, ia menjawab, "Luna beruntung mendapatkan pria sepertimu, Edmund. Siapa pun akan merasa beruntung."
Edmund menengok ke arahnya. "Aku juga beruntung memilikinya. Dan kau... kau berhak mendapatkan seseorang yang mencintaimu. Bukan orang seperti Nazaam."
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost In Time: Martyrs (BOOK 2 - 2024 Revision On Progress)
FanfictionCOMPLETED (with old format). Buku ke-2 dari seri Lost In Time. Sejak perjalanan terakhir di Narnia, mereka tahu waktu akan menjadi musuh terbesar dalam hidup mereka. Perjalanan baru dimulai, mengungkapkan apa yang hilang dari sejarah dunia Narnia da...