"Apa kau melihat nona Luna?" tanya Edmund kepada seorang pelayan yang lewat. Setelah menyambut Caspian, Edmund tidak bisa menemukannya di mana pun, ia mulai khawatir karena kesibukannya membuatnya sulit mencari waktu untuk Luna.
Ia bertanya dari satu pelayan ke pelayan lain sampai seseorang mengatakan, "Yang mulai, aku melihatnya masuk ke perpustakaan, mungkin di sanalah ia berada." Edmund berterima kasih dan segera berjalan ke sana.
Tentu butuh beberapa waktu untuk menyadari bahwa Luna masuk jauh lebih dalam dari yang ia kira. Namun akhirnya ia menemukan Luna bersandar dengan satu tangannya memijat kening dan mengusap matanya. Edmund menghampirinya, berlutut disebelah kursinya, menarik tangan Luna perlahan. "Kau menangis? Ada apa, Luna?"
Luna terkekeh sedikit, berusaha melupakan apa pun yang membuatnya bersedih. "Tidak apa. Aku hanya menemukan sesuatu." Luna menunjukkan secarik kertas yang ditulis oleh tuan Hamid kepada Edmund.
Ia tanpa ragu menarik kursi dan membacanya hingga selesai lalu berkata, "Mungkin sudah waktunya seseorang menyebarluaskan isi buku ini dan menceritakan versi lengkapnya."
Luna tidak benar-benar mendengarkan Edmund, ia terus melihat ke arah kaca patri yang tertembus cahaya matahari. Ia bertanya, "Apa para dewan Archenland sudah tahu kalau aku yang mencuri buku ini?"
Edmund terkekeh. "Percaya atau tidak. Mereka tahu. Aku sudah bicara dengan mereka."
"Apa mereka akan menghukumku?" Luna belum juga mengalihkan pandangannya dari patri-patri indah itu seakan-akan ia menemukan sesuatu yang akan ia lewatkan jika saja ia berkedip sekalipun.
"Apa itu yang kau takutkan? Tidak... mereka memang lebih waspada mengawasi Phil setelah pengakuan itu dan mereka meminta buku itu dikembalikan kepada mereka, tapi mereka tidak mempermasalahkan karena Erwin menyetujui misi itu, harus kuakui, seorang 'Lord Montreal' sangat berpengaruh di Archenland, para dewan memilih untuk tidak mempermasalahkannya, dan saat itu, kita semua butuh keterangan tentang garis pewaris takhta. Jika tidak, kita tidak memiliki bukti untuk mendukung kampanye Phil untuk menyelamatkan Archenland. Bukan langkah yang bijak, memang. Namun semuanya kembali seperti sebelumnya. Kurasa alasan itu cukup bagus untuk situasi hidup dan mati," jelas Edmund.
Luna mengalihkan pandangannya dan menatap langsung ke arah mata Edmund, ia bertanya, "Bolehkah aku yang menyerahkannya kepada para dewan? Apa mereka sudah tahu mengenai tuan Halvor Hamid?"
Edmund sempat kaget karena permintaanya itu, namun ia menjawab, "Jika itu yang kau mau, aku memperbolehkannya, dan ya, mereka tahu mengenai tuan Halvor Hamid. Mereka bilang kalau mereka akan mulai mencari tahu lebih banyak tentangnya... dan mungkin jika mereka tahu tentang kertas ini, itu akan memudahkan mereka."
Keheningan menyelimuti mereka berdua setelahnya. Edmund hanya bisa terduduk dengan gugup dan canggung sambil memandangi apa pun yang ada di sekitarnya. "Ehem... Luna... Sebenarnya aku mencarimu untuk bertanya kalau kau bersedia berjalan di taman besok pagi. Maksudku, aku ingin menghabiskan waktu bersamamu lagi setelah kekacauan dan kesibukkan tanpa henti. Semua itu membuatku pening. Apa kau mau?"
Luna berusaha tersenyum meskipun ada keriuhan mengisi kepalanya, namun ia pikir itu adalah ide yang bagus, jadi ia menyanggupinya.
"Juga... malam ini ada jamuan kecil untuk kepulangan Caspian. Aku berharap kita bisa datang ke ruang makan bersama. Aku akan menjemputmu di depan kamarmu," pinta Edmund dengan tangannya yang tak bisa berhenti bergerak memainkan jemari.
Pikir Luna, Edmund tidak terlihat seperti seorang Raja dengan kegugupannya itu namun kepolosan tingkahnya saat mengungkapkan perasaan hanya kepadanya membuatnya terenyuh, dan itulah yang membuatnya mencintai Edmund selama ini, dan hal seperti inilah yang membuat Narnia terasa lebih hangat dari seharusnya. Luna mengangguk dan senyumnya melebar. "Tentu saja, Ed."
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost In Time: Martyrs (BOOK 2 - 2024 Revision On Progress)
FanficCOMPLETED (with old format). Buku ke-2 dari seri Lost In Time. Sejak perjalanan terakhir di Narnia, mereka tahu waktu akan menjadi musuh terbesar dalam hidup mereka. Perjalanan baru dimulai, mengungkapkan apa yang hilang dari sejarah dunia Narnia da...