Chapter 48: Beyond the Iron Gate

200 43 14
                                    

Luna berjalan cepat keluar dari ruangan tempat ia menyembunyikan bukunya menuju halaman di mana semua pria sudah berbaris menunggunya, dan para wanita dan anak-anak berdiri di belakang Luna. Luna melihat dan menghitung setiap pria yang ada. Jumlah mereka tidak banyak, cukup banyak untuk pertahanan, tidak cukup banyak untuk menaklukan. Kebanyakan dari mereka hanya warga desa paruh baya dengan segelintir remaja, dan sisanya adalah penjaga-penjaga kastil. Agak sulit memperhatikan mereka satu persatu di kegelapan malam itu. Luna mengeluh dalam hatinya mengatakan bahwa tidak adil Lazzaro berlari ke kastil Telmar dari Aslan's How selama hampir setengah hari dan ia malah disambut dengan berita yang mengharuskannya ikut melawan tanpa banyak waktu istirahat. Begitu pula dengan semua orang-orang ini yang tadinya mencoba menidurkan anak-anak mereka, tiba-tiba diganggu dengan berita buruk.

Luna menarik nafas panjang, mengeraskan suaranya, dan mengumumkan, "Teman-temanku... pertama-tama, aku paham banyak dari kalian masih meragukan wanita untuk memimpin kalian, tapi aku harap kalian akan sudi memberiku kesempatan untuk melakukannya. Benar adanya yang telah kalian dengar. Seseorang akan mencoba untuk menyerang kastil ini. Mereka tidak memiliki kehormatan yang sama dengan orang-orang kita. Mereka akan berusaha menyerang kita di saat mereka berusaha membunuh orang-orang kita di Aslan's How dan itu kabar buruknya... kita sendirian."

Semua orang mulai berbisik satu sama lain. Mereka paham dengan jumlah mereka itu, mungkin mereka akan terkalahkan. "Tapi kabar baiknya, kita punya pertolongan yang tak terduga. Aku harap kalian masih punya sedikit belas kasihan kepada pembawa kabar ini. Saudaraku, Lucille Voronin. Putri tunggal dari Constance Voronin, dan Istri dari Tisroc Nazaam dari Calormen ya-"

Sebelum Luna menyelesaikan ucapannya, orang-orang itu mulai meneriakinya geram mengingat banyak sekali hal yang dirugikan karena tindakan-tindakan Voronin di negeri mereka. Luna memberikan sinyal pada Lucille untuk mendekatinya. Valencia yang sedari tadi berada di bagian paling belakang kerumunan wanita langsung menerobos mendekati nonanya, begitu juga tuan Hamid yang muncul entah darimana. Luna dengan sedikit lebih berteriak berkata, "Ia sudah mempertaruhkan nyawanya untuk sampai ke sini, dan aku percaya ia tidak ingin menjadi bagian dari Calormen sama sekali. Ia terpaksa menikahi sang Tisroc. Sama seperti anak-anak perempuan, saudari, dan bahkan istri-istri kalian jika kalian memusatkan perhatian kalian kepada seseorang yang tidak lagi menjadi masalah kalian. Di luar dinding dan pintu kastil ini, musuh yang sebenarnya bergerak dan menunggu. Kita tidak boleh lengah! Dan dengan bantuan seorang pembelot dari sisi mereka, kita akan menjadi lebih kuat. Jadi ambil semua benda yang bisa kalian jadikan senjata. Pertahankan kastil ini dengan semua orang didalamnya. Tunggu kedatangan mereka dari semua pintu dan menara-menara penjaga. Bawa anak-anak dan istri-istri kalian bersembunyi di ruang bawah tanah lalu kembalilah padaku dan bertarung bersamaku! Biarkan mereka tahu bahwa kita belum dan tidak akan menyerah!" Mereka mengangguk dan bersorak untuk menyanggupi calon Ratu mereka. Bahkan para dewan yang tinggal di kastil, sedari tadi berdiri di balkon pun tidak berani mengeluarkan sepatah kata pun untuk menolak.

Lucille memegang lengan Luna. "Bagaimana denganku? Aku tidak bisa diam saja."

Luna berkata, "Aku mengharapkan kau juga berdiri di sampingku. Aku pernah menyaksikan seberapa setianya pengikutmu padamu. Jika kau ada di sisiku, mungkin kau bisa menghentikan mereka."

Lucille membalasnya dengan keluhan, "Aku tidak yakin mereka setia padaku. Mereka hanya setia pada ayahku."

Luna menggeleng dan membalas pegangannya. "Tidak semua, Lucille. Aku pernah bertemu salah satu dari mereka yang berkata bahwa aku hanyalah gadis gila dan mereka tidak rela aku duduk disalah satu takhta Narnia. Aku rasa mereka berkata seperti itu setelah mengabdi kepada wanita lain yang lebih layak untuk mereka jadikan pemimpin, dan aku sangat yakin, yang mereka layani adalah kau jika mereka bisa memilih. Jujur aku masih merasa gelisah harus berada di posisi secanggung ini denganmu, tapi aku juga ingin melakukan yang terbaik untuk orang-orang yang telah menolongku sejauh ini. Aku yakin kau paham rasanya."

Lost In Time: Martyrs (BOOK 2 - 2024 Revision On Progress)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang