Chapter 25: Emerald Green Eyed

306 49 9
                                    

Musik dansa pertama telah selesai dan seperti pria bangsawan lainnya, Lord Montreal menunduk dan mencium tangan Luna. Kerumunan orang terpecah lagi, memberi Edmund kesempatan untuk menghampiri Luna. Edmund menyelip-nyelip di antara orang-orang dan memegang tangan Luna, mendekapnya seperti takut kehilangan dia tapi tentu saja Montreal tidak punya niatan seperti itu.

"Aku tidak tahu kau bisa menari sebaik itu," puji Edmund.

Luna melihat ke arah Montreal dan Montreal menunduk kepada Edmund. "Yang Mulia."

"Jangan terlalu keras, aku sedang menyamar," jawab Edmund sambil terkekeh.

Montreal ikut tertawa kecil. "Baik, tuan. Sebuah kehormatan bertemu denganmu. Namaku Montreal."

"Oh. Ambassador baru dari Archenland. Tentu saja, Lord Montreal. Selamat datang di kastil Telmar. Aku tahu ini pertama kalinya kau berkunjung dan terlibat dengan Narnia secara langsung. Kami sudah dengar kabar tentang Archenland. Para pelayan sudah menyiapkan kamar untukmu. Kita bisa bicarakan masalah negerimu besok. Untuk sekarang, aku dan nona ini akan berkeliling dulu."

Edmund bersalaman dengan Montreal. "Terima kasih banyak, Yang Mulia." Montreal berbisik senang. Lalu Edmund mengajak Luna berkeliling. Mereka membuka topeng mereka ketika tidak ada seorang pun terlihat.

"Kau cemburu?" sindir Luna.

"Tidak..." jawab Edmund santai.

"Sebenarnya aku agak berharap kau cemburu." Luna cekikikan sendiri. "Ya, ya. Aku cemburu... Sedikit. Maksudku... Kenapa tidak? Lord Montreal. Umur 25, Ambassador baru Archenland yang terpilih karena pemilihan umum. Aku yakin banyak yang menyukainya dan dia punya apa yang aku tidak punya," keluh Edmund.

"Dan apa itu yang tidak kau punya?" tanya Luna.

"Mata berwarna biru." Jawaban Edmund membuat Luna tertawa. "Kalian sama-sama dua puluh satu tahun tapi kau adalah seorang Raja. Kau sudah punya apa yang dia tidak punya."

"Hemmm... kau?"

'Yang benar saja.' Pikir Luna becanda. "Cintaku? Boleh... tapi aku ini milikku, Ed."

Edmund tersenyum dan mencium kening Luna.

Tapi Luna langsung merubah topik setelah mengingat sesuatu. "Ed, aku ingin bertanya. Mengapa ayahku bergelar Ksatria Archenland?"

Edmund sempat terdiam kaget, namun ia bertanya kembali, "Bagaimana kau tahu? Aku tidak pernah bilang soal itu."

Luna mengungkapkan bahwa Montreal yang memberitahunya. "Montreal. Ia bilang begitu. Ia juga bilang kalau lebih baik aku bertanya padamu. Aku berasumsi kau tahu sesuatu tentang itu."

Edmund menarik Luna dari kerumunan ke sisi ruangan yang lebih sepi. "Kau ingat aku pernah bilang ia yang mengingatkanku soal Miraz?" Luna mengangguk. "Ia memberiku secarik kertas berisi pesan dan ia menandai dirinya sebagai Ksatria Archenland. Aku mencoba bertanya padanya, namun ia hanya bilang kalau ia pernah mengabdi kepadanya... kita tahu ia pernah punya perjalanan lain sebelum perang Beruna. Aku berharap ia akan memberitahumu sesuatu tentang itu."

Luna menggeleng dan menjawab, "Ia tidak pernah cerita. Aku juga tidak pernah terpikir untuk bertanya."

"Apa kau curiga darimana Montreal tahu soal itu? Apa lebih baik kita bertanya padanya?" tanya Edmund.

Luna mengiyakan, jadi mereka mencoba mencari Montreal, namun sebelum mereka menemukannya, Luna berhenti dan bertanya, "Ed. Apa kau melihat wanita berambut pirang? Dia memakai gaun putih. Bahkan dengan topeng menutupi sebagian besar wajah pun aku yakin dia sangat cantik. Wajahnya akan sulit dilupakan. Aku tahu kau pasti melihatnya. Apa kau tahu siapa dia?"

"Entahlah. Aku tahu beberapa wanita seperti itu tapi aku menolak untuk yakin kalau dia bisa sampai ke sini." Edmund menunduk kesal.

"Kau pernah lihat wanita seperti itu? Di dunia kita? Karena... Aku rasa... Aku pernah melihatnya juga." Luna terlihat cemas.

Lalu suara teriakan dan pedang beradu dari ruang pesta membuat Luna dan Edmund langsung memakai topeng mereka dan berlari ke balik pilar di ruang pesta. Mereka melihat para centaurus penjaga mencoba menghentikan siapa pun yang sedang membuat kerusuhan. Seorang pria menyekap dan mengarahkan belatinya kepada seorang wanita. Caspian mencoba menghentikannya tapi wanita berambut pirang yang Luna curigai mengacungkan pedang ke arah Caspian.

Tanpa bersuara, dia menyuruh pria itu membuka topeng si wanita yang dia sekap, tapi begitu wanita berambut pirang melihat wajah wanita itu, dia langsung mendorongnya. Dia berbalik dan menyuruh para 'bawahannya' untuk menyebar. "Kumpulkan semua pria berambut merah dan wanita berambut cokelat yang memiliki warna mata hijau yang kalian temukan di sini!"

Glenstorm mencoba menyerang untuk melindungi Caspian yang berusaha mengambil tawanan wanitanya. "Jangan coba-coba menyerang kami! Atau kami akan membunuh wanita ini!" Kata salah satu dari mereka.

Luna makin panik dan mencoba mencari Phil. Luna dan Phil saling bertatapan dari sudut ruangan yang berbeda, Damien berusaha menyelinap pergi untuk melindungi Phil saat dia sadar kalau tuannya itu persis seperti apa yang para pemberontak cari. Mereka pegi melalui sebuah pintu kecil di balik tangga tepat di seberang ruangan, hilang dari pandangan semua orang. Mereka sadar kalau mereka tidak bisa membuat gerakan secara tiba-tiba. Tidak ada satu pun dari mereka berani membalikan badan. Para pemberontak itu lebih dari satu pertiga isi ruangan. Lebih besar dan kekar daripada sebagian bangsawan yang sedang berusaha melindungi istri, saudara dan anak-anak mereka.

Edmund menemukan Lucy di kelilingi beberapa faun, centaurus dan dayang-dayangnya untuk melindungi Ratu mereka. Lucy melihat ke arah Edmund dan memberi sinyal 'Bawa Luna pergi'. Tapi Edmund tidak bisa pergi begitu saja mengetahui kawan-kawannya sedang dalam bahaya, tapi tepat saat kepanikan mulai menghampiri Edmund, seseorang menarik-narik baju Edmund dari belakang.

Edmund melihat ke arah orang itu dan langsung berbisik kepada Luna yang menahan air mata karena takut. "Luna, menunduk perlahan dan ikuti orang yang ada di belakangku."

"Bagaimana denganmu? Aku tidak akan pergi tanpamu," bisik Luna menahan tangis mengingat kalau sejak awal, ada orang yang ingin menculiknya.

"Aku yakin mereka tidak akan berani menyakitiku. Luna aku mohon. Aku harus mencari cara untuk mengusir orang-orang ini. Tapi target utama mereka adalah kau. Aku yakin mereka mencarimu. Mereka orang yang sama dengan yang menyerang kita di hutan," bisik Edmund sambil perlahan jongkok.

Luna mengeluarkan anting yang dia ambil dari orang yang mencoba menculiknya. "Anting ini. Ada ukiran bertuliskan 'Voron'... Bahasa Rusia yang artinya Gagak. Voronin juga... Arti nama Voronin dalam bahasa Rusia juga adalah gagak. Apa mungkin itu mereka? Aku rasa aku pernah melihat wanita itu di Amerika."

Edmund membelai rambut Luna dan mengangguk. "Voronin ada di sini. Wanita itu selalu menghantuiku. Aku kira itu bukan dia tapi aku salah. Aku yakin itu dia. Dia... Lucille... Lucille Belgrave Voronin."

Lost In Time: Martyrs (BOOK 2 - 2024 Revision On Progress)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang