-Edmund-
Cambridge, Britania Raya - 1949
Keluarga Belgrave sudah sampai ke sini. Hanya ada tuan Belgrave dan Lucille. Mereka bilang nyonya Belgrave meninggal saat melahirkan Lucille, jadi kami tidak pernah mengetahui banyak hal tentangnya. Keluarga Scrubb, aku, dan Lucy menyambut kedatangan mereka berdua.
Tuan Belgrave menerima sambutan paman Harold, lalu beralih tersenyum kepadaku. "Edmund! Apa kabar, nak? Sudah lama sekali aku tidak berjumpa denganmu," sapanya sambil menjabat tanganku. "Lihatlah kau, sudah tumbuh menjadi pria yang tampan, tidak heran Lucille begitu mengagumimu."
"Terima kasih atas pujianmu, tuan Belgrave. Aku senang kita bisa bertemu kembali," jawabku sopan sebelum paman Harold dan bibi Alberta mempersilahkan mereka masuk.
Aku membiarkan tuan Belgrave lewat terlebih dahulu dan mereka semua masuk ke rumah. Seperti yang telah orang tuaku ajarkan padaku, akan lebih sopan jika aku menemani tamu wanita yang seumuran denganku. Awalnya aku agak enggan, namun aku tetap melakukannya. Aku menunggu Lucille berjalan melewatiku, tapi saat aku melihatnya, dia sedang berjongkok di dekat sekumpulan tanaman. Ia menelaah, mengagumi bunga Bluebell milik bibi Alberta.
Oh ayolah... Aku tidak bisa membiarkan seorang wanita berada di luar rumah saat langit sudah gelap begini, pikirku. Aku menghela nafas dan berjalan ke arahnya. Dia sadar bahwa aku ada di belakangnya.
"Halo Edmund," ucapnya lembut tanpa melihat ke arahku.
"Kau tidak akan masuk?" tanyaku khawatir.
Ia tersadar dari lamunannya. "Oh, apa kau menungguku? Maafkan aku. Bunga ini sangat cantik. Aku tidak punya bunga Bluebell dirumah," jelasnya.
Aku menangguk mengerti. Sempat kami canggung dalam keheningan saat ia menengok lagi ke arah bunga-bunga Bluebell itu. Aku tidak bisa memaksanya masuk begitu saja, jadi aku hanya berdiri dan memandangnya dari belakang sambil menunggu.
Agak mengherankan untukku melihatnya seperti itu. Selama ini dia selalu bersemangat kalau bertemu denganku, tapi aku rasa dia berbeda hari ini. Aku tidak mau ambil pusing memikirkannya. Mungkin ini hari yang buruk baginya. Mungkin ia juga memang tidak begitu ingin ikut ke sini.
Dari belakang aku bisa melihat jelas rambutnya yang berwarna pirang dan bergelombang hampir ikal. Ditata dengan poni tinggi dan sebagian besar rambutnya terurai. Masih terlihat jelas walaupun keadaan sekitar hanya disinari lampu jalan. Sangat bertolak belakang dengan Luna. Luna memiliki rambut berwarna cokelat yang gelap dan kemerahan. Sedikit lebih lurus dibandingkan rambut Lucille saat ini. Entah mungkin kebosananku membuatku berpikir aku bisa membanding-bandingkan mereka berdua. Dari awal, perbedaan mereka sudah terlihat jelas.
Saat aku melihatnya berusaha berdiri, aku menyodorkan tanganku dan membantunya. Aku kira dia akan terus memegang tanganku sampai kami masuk, tapi dia melepaskannya dan aku mempersilahkannya berjalan di depanku.
Rasanya aneh juga. Seperti ada sesuatu yang ia hindari, pikirku.
Saat kami sampai di ruang makan, Lucy dan bibi Alberta sedang menyiapkan beberapa hal tambahan yang mereka ingin suguhkan. Meja yang berbentuk persegi panjang membuat kami duduk sesuai dengan yang paman Harold atur. Paman Harold duduk di kursi paling ujung, lalu ada Eustace di kursi sebelah kiri dan tempat bibi Alberta di sebelah kanannya bersama Lucy. Mereka menyiapkan tempat dudukku di seberang tempat Lucille dengan jarak satu kursi dari tempat Eustace, Paman Harold berdiri untuk membantu bibi Alberta duduk, aku membantu Lucy dan Lucille duduk lalu berjalan dan duduk di tempatku sendiri.
Selama mereka mengobrol, aku terdiam sembari sesekali memakan memakan makananku sedikit demi sedikit. Berusaha mengabaikan apa pun yang sedang mereka bicarakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost In Time: Martyrs (BOOK 2 - 2024 Revision On Progress)
FanfictionCOMPLETED (with old format). Buku ke-2 dari seri Lost In Time. Sejak perjalanan terakhir di Narnia, mereka tahu waktu akan menjadi musuh terbesar dalam hidup mereka. Perjalanan baru dimulai, mengungkapkan apa yang hilang dari sejarah dunia Narnia da...