Seorang pria dengan ikat kepala ala timur tengah memasuki sebuah tenda di perbatasan kerajaan Narnia dan Archenland. Di depan tenda itu, berjajar beberapa orang bersenjata untuk menjaga jalan masuk ke dalam tenda. Orang tersebut di persilahkan masuk. Matanya bertemu dengan seorang pria empat puluh tahunan dan seorang wanita muda yang berdiri bersandar ke meja kotak di tengah tenda. Meja itu dipenuhi dengan peta dan miniatur prajurit yang biasa digunakan untuk menyusun strategi.
Seseorang dari prajurit penjaga berteriak, "Yang Mulia, Tisroc Nazaam dari Calormen."
"Tisroc?" bisik Lucille kepada ayahnya.
"Tisroc adalah cara mereka menyebut Raja atau Kaisar mereka... atau lebih setara dengan... Firaun," bisik Constance kembali.
"Sebut saja aku Raja, nonaku. Tuan Voronin... kau tampak seperti apa yang aku bayangkan," ucap sang Raja itu, entah menghina atau memuji.
Constance dan Lucille menunduk. Constance berkata, "Yang Mulia. Selamat datang di perkemahan kami. Saya pun sudah mendengar banyak hal tentang keberhasilan anda." Mereka berjabat tangan dan saling tersenyum seakan-akan mereka yakin kalau mereka akan membuat perubahan besar bersama-sama.
Lucille hanya bisa menunduk di belakang ayahnya. Berusaha untuk tidak terlalu mencolok.
"Nona Lucille Voronin. Secantik apa yang aku dengar. Aku tidak akan menyangkalnya. Raja Edmund seharusnya menyesal sudah mengabaikan keberadaanmu." Dia mengambil tangan Lucille dan menciumnya.
"Raja Nazaam. Sebuah kehormatan untukku bisa bertemu denganmu," jawab Lucille.
"Sekarang katakan padaku. Apa semua yang aku dengar tentang kalian itu benar? Kalau sebenarnya... Kau, tuan Constance Mechislav Voronin, adalah orang yang sama dengan Voronin yang hebat?"
***
"Rapat dewan lagi?" tanya salah satu penjaga yang ditugaskan untuk menjaga pintu masuk ke ruangan. Damien mengangguk dan mulai berjalan ke arah ruang rapat. Edmund, Caspian, Lord Montreal, Phylarchus, Halvor dan Alistaire sudah berdiri mengelilingi meja rapat sejak tiga puluh menit yang lalu. Lord Montreal bersikukuh meminta bantuan untuk kembali ke negerinya, Archenland. Bahkan sebelum dia tahu bahwa Calormen terlibat dalam masalah ini. Dia tahu pasti bahwa meskipun rakyat Archenland diam dan tak bergerak saat mereka kehilangan pewaris takhta, mereka tidak akan membiarkan sembarang orang duduk di takhta mereka.
Luna yang baru masuk ruangan bersama Lucy pun langsung mencoba untuk meyakinkan Edmund bahwa dia akan mencari tahu kebenaran dari semua kejadian yang mengancam hidupnya. Luna sudah tidak peduli seberapa berbahayanya idenya itu jika benar-benar dilakukan.
Mereka saling berdebat, namun setiap katanya tertuju pada kurangnya informasi mengenai Archenland. Mereka mencoba menekan informasi secara tidak langsung dari orang Archenland yang hadir di rapat itu. Setelah cukup lama berdebat tanpa henti, tuan Montreal menghentikan mereka. "Buku sejarah Archenland... tanpa mengurangi rasa hormat, aku mengaku mengetahui bahwa tuan Archontas Di Ilios merupakan Ksatria Archenland karena sebuah cerita dari buku it-"
Phil menyela, "Tunggu... tunggu... ayahku? Seorang Ksatria? Dari Archenland? Kau tahu sesuatu tentang ini?" tanyanya pada Luna.
Luna mengangkat kedua tangannya 'menyerah'. "Aku juga baru tahu beberapa hari yang lalu. Aku belum tahu detailnya."
"Oke. Jadi kita tahu bahwa ayah kalian pernah memiliki sejarah di Archenland, dan kali ini paman kalian mengejar kalian untuk... apa pun itu. Ini sudah jelas dendam pribadi... mungkin buku sejarah itu bisa memberi kita informasi lebih. Alasan mengapa Constance secara spesifik ingin mengambil alih Archenland." Lucy menyimpulkan.
Phil berkata, "Mungkin Damien tahu sesuatu... ia pernah membacanya."
Semua orang melihat ke arah Damien yang ada disudut ruangan. Damien sempat tak berbicara dan menghentak-hentakkan kakinya dengan gugup. "Seperti yang pernah ku katakan, aku tidak pernah membaca bukunya," jawabnya. "Tapi aku tahu di mana letaknya, aku bisa membawa kalian ke tempat di mana buku itu disimpan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost In Time: Martyrs (BOOK 2 - 2024 Revision On Progress)
FanfictionCOMPLETED (with old format). Buku ke-2 dari seri Lost In Time. Sejak perjalanan terakhir di Narnia, mereka tahu waktu akan menjadi musuh terbesar dalam hidup mereka. Perjalanan baru dimulai, mengungkapkan apa yang hilang dari sejarah dunia Narnia da...