-Montreal-
"Sepertinya dia tidak akan butuh bantuan kita. Dia pemimpin natural," jelasku kepada Damien dan beberapa pelayar armada di belakangku. Aku lihat kedua prajurti Calormen itu pergi begitu saja. Aku tidak tahu apa mereka akan melaporkan keberadaan nona Di Ilios, tapi dari situ aku yakin bahwa meragukan kemapuan wanita itu adalah hal yang salah. Apa mungkin dia adalah jawaban dari pertikaian antara Calormen dengan negeri-negeri kami?
Aku berjalan menghampirinya, dia menyadari keberadaanku. Dari arah berlawanan, tuan Mathieu datang menghampiri dan bertanya, "Apa kau baik-baik saja, nona?" Nona Di Ilios mengangguk, namun sebelum ada dari kami yang berbicara, tuan Mathieu mengajak kami pergi. Orang-orang di sekitar pun hanya berbisik satu sama lain tanpa ada yang menahan kami.
Kami kembali ke kediaman tuan Gilbert untuk bersiap. Aku mencoba memeriksa apa yang kurang dan siapa yang terluka namun semuanya baik-baik saja. "Kalau semuanya sudah aman, aku harus pergi. Seseorang mengirimku pesan dari pegunungan Pire. Aku harus kembali ke sana, nona," jelasku.
"Kau akan pergi ke pegunungan Pire?" tanya nona Luna dan aku mengangguk mengiyakan.
"Maafkan aku, nona. Aku harus mencari tahu apa yang terjadi setelah para penjaga mengundurkan diri. Aku percaya Damien bisa membantu kalian pergi ke kastil Anvard. Aku tidak tahu ada berapa banyak orang Calormen di sana, jadi kalian harus berhati-hati. Kalian tidak punya pilihan selain melakukannya saat ini juga sebelum terlalu banyak orang mengenali nona Luna atau mungkin lebih baik kau tidak masuk ke sana sama sekali."
"Tapi tidak ada dari penjaga di kastil Anvard yang pernah melihatku," jawabnya.
"Namun berita bisa menyebar cepat, nona," jawab Damien
"Mungkin itu adalah kesalahan, tapi aku akan mengambil risikonya," paksa nona Luna.
Damien mulai habis kesabaran. "Dengan segala hormat, nona Luna. Terakhir aku ingat, kau adalah calon Ratu Narnia. Kalau orang-orang Archenland seperti kami gagal melindungimu saat kau berjalan di tanah kami. Membiarkan hal buruk terjadi padamu demi sebuah buku sejarah tua. Kepercayaan Narnia terhadap Archenland akan menghilang."
Nona Luna memandang tajam ke arah Damien seakan-akan sedang menilainya. "Kalau aku adalah Raja Archenland, aku akan langsung mengangkatmu menjadi dewan." Dan perkataan itu membuat semua orang di ruangan tertegun dengan jawaban yang dia berikan, bahkan setelah Damien hampir berteriak di hadapannya. "Ironisnya, aku bahkan tidak berekspektasi menjadi Ratu sebelum kekacauan ini terjadi, tapi di sinilah aku. Archenland beruntung memilikimu, Damien." Nona Luna menghela nafas dan tidak satu pun dari kami berani berkomentar. Lalu ia berkata, "Kita pergi sekarang."
"Baiklah. Aku akan pergi ke pegunungan Pire dan membawa beberapa orangku, sisanya, lindungi nona Luna, pastikan dia mendapatkan apa yang dia inginkan dan kembali ke Narnia dengan selamat. Mungkin para Raja Narnia memilihku menjadi pemimpin di misi ini, tapi aku paham jalan kita berbeda, aku juga punya orang-orang yang harus aku lindungi. Patuhi perintah nona Luna dan tuan Mathieu. Ku harap kita akan bertemu lagi."
"Kau tidak akan kembali ke Narnia bersama kami?" tanya nona Luna.
Aku menggelengkan kepala dan tersenyum. "Tidak. Aku akan kembali tapi tidak sekarang... Archenland berhutang banyak kepada kalian dan jika bangsa Calormen ini juga berusaha menghancurkan kalian, Archenland tidak akan membiarkan itu terjadi. Nona Luna tidak akan membiarkan itu terjadi."
Nona Luna sempat terdiam sampai ia mendengar suara seorang Archenlanders muda di belakangnya berkata, "Aku satu-satunya orang yang tahu persis di mana buku itu berada. Biarkan aku membantumu."
Ia hanya menjawab, "Kau tidak perlu meminta izin,Damien... aku butuh kau."
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost In Time: Martyrs (BOOK 2 - 2024 Revision On Progress)
FanfictionCOMPLETED (with old format). Buku ke-2 dari seri Lost In Time. Sejak perjalanan terakhir di Narnia, mereka tahu waktu akan menjadi musuh terbesar dalam hidup mereka. Perjalanan baru dimulai, mengungkapkan apa yang hilang dari sejarah dunia Narnia da...