[68]

2.4K 119 64
                                    

|E N T E R N A L  L O V E|
°BAGIAN 68°

Aku kembali. Dengan rasa sakit yang tak kunjung reda. Dan rasa cinta yang tak kunjung usai.

🎧•Lucid Dream
[Monogram]

VOTE+KOMENT
BAB INI WAJIB KOMENT-!

---

“Pada saat itu kamu kabur ke mana?”

Seorang pria dengan setelan jas rapi itu bertanya, seraya menghisap rokoknya dengan nikmat. Gedung tak terpakai ini sepi. Hanya ada 2 pria di dalamnya. Gedung yang berhadapan langsung dengan perusahaan besar.

Pria yang sibuk memasang sarung tangan hitam melirik.“Spanyol.”jawab Daniel.

Hendrix terkekeh.“Sangat jauh.”

Daniel mengeram kesal.“Tidak mungkin aku kabur ke negara tetangga. Itu sama saja. Aku akan cepat tertangkap.”

Hendrix mengangguk-angguk.“Kamu bodoh.”ucapnya. Membuat Daniel melirik sinis.“Kenapa mempercayai Alex dan mempekerjakan dia pada saat itu. Jadi kacau kan?”

Daniel terdiam. Benar. Ia terlalu mempercayai Alex yang mengembel-embel akan menyelesaikan tugas dengan cepat sebab pria itu seorang penembak jitu. Nyatanya, dia yang mengacaukan semuanya.

Untung saja, saat di hari Alex tertangkap ia cepat mengambil langkah untuk kabur jauh dari indonesia. Membuat dirinya baik-baik saja sekarang, tidak sengsara di balik jeruji besi seperti Alex.

Sekarang semuanya aman. Keadaan membaik. Peristiwa itu sudah 8 tahun lamanya. Pasti semua orang sudah melupakan kejadian itu, mungkin Argatama pun sama halnya. Membuat ia bisa melakukan balas dendam dengan tenang. Dan ia akan melakukan itu sendiri, menggunakan tangannya. Tidak akan mempercayakan kepada orang lain lagi.

Janjinya pada Argatama 8 tahun yang lalu, bahwa ia akan kembali ke indonesia dan menuntaskan balas dendamnya kini terlaksanakan.
Ia ... akan membunuh anak sulungnya.

“Sebenarnya ... kenapa kamu sangat ingin menghancurkan Argatama?”tanya Hendrix penasaran. Sebab, ia pikir yang di lakukan Daniel ini hanyalah membuang waktu saja.

“Argatama mengalahkan ku dalam bidang pertambangan dan industri. Dia juga membongkar semua rahasia gelap dari perusahaanku. Dan itu membuatnya mendapat sebuah penghargaan, hingga perusahaan yang dia bangun sukses besar sampai sekarang.”jelas Daniel. Terdapat benci di dalamnya. Ia dengki pada Argatama sebab pria itu sukses di atas kesengsaraannya.

Tawa Hendrix pecah, yang membuat kedua tangan Daniel gatal untuk menusukkan pisau di atas meja sana pada jantung pria itu. Hendrix hanya bisa mengganggu saja.

“Lebih baik kamu pergi ....”

“Sebelum mati membusuk di sini.”

Jantung Hendrix berpacu cepat, kedua tangannya refleks terangkat di udara membuat puntung rokoknya jatuh tak berdaya di atas lantai. Ia meneguk saliva susah tatkala Daniel menodongkannya senapan angin pcp berwarna merah tepat di dada kirinya.

“Woi, woi, woi, kawan. Aku tidak bermaksud apa-apa. Baik aku akan pergi, namun singkirkan benda ini.”

Tangan kanan Hendrix perlahan menjauhkan ujung senapan itu dari dadanya. Lalu bangkit dari duduk berusaha menyembunyikan ketakutan.

Hendrix berdeham singkat. Memperbaiki jasnya, lalu mendekat dan berbisik pada Daniel.

“Semoga kau berhasil bung.”ucapnya, tersenyum miring lalu beranjak pergi. Meninggalkan Daniel yang terus mengumpat padanya.

EL [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang