[69]

2.3K 107 11
                                    

|E N T E R N A L L O V E|
°BAGIAN 69°

🎧Illenium
[Fracture ft_ Nevve]

VOTE+KOMENY

---

Krystal takut.

Setelah semalam berhasil mengoperasi Raja, dirinya mendadak kaku. Menegang dan gugup entah kenapa. Ia masih tak percaya, kenapa pertemuannya dengan Raja setelah 8 tahun lamanya harus semerikan ini? Sebenarnya, apa rencana semesta? Rasa sakit apa lagi yang akan semesta berikan untuknya? Tidak cukup kah rasa sakit yang kemarin?

Semesta berhasil membuat luka yang berhasil ia sembuhkan, kini kembali terbuka perlahan-lahan. Mencipta rasa sakit luar biasa. Saking bingung dan frustasinya Krystal, ia tidak bisa berkata-kata lagi sekarang. Lidahnya kelu, mulutnya berhasil di bungkam oleh keadaan.

Krystal menggigit bibir kuat. Terus memeluk dirinya sendiri. Kedua matanya membengkak serta memerah sebab semalam menangis hebat. Mengakibatkan, kepalanya memberat dan berdenyut tak tertahan.

Bahkan, ia tidak pulang. Hanya berdiam di kolong meja direktur. Entah kenapa ia melakukan itu, yang intinya dia mau.

"Krystal!"

Panggilan itu membuat sang empunya nama tersentak sendiri. Krystal menghapus jejak-jejak air matanya, lalu menghela napas panjang beberapa kali.

"Apa?"ucapnya perau.

Arfin mengernyit, cepat-cepat menuju meja panjang itu, lalu menggeleng sendiri melihat sepupunya ada di bawah sana seolah bersembunyi.

"Lo ngapain di sini? Mau di culik setan?"tanyanya kesal sendiri.

Krystal berdecak. Membuat Arfin menghela napas panjang seraya menatap iwatch yang melingkar di lengannya.

"Lo nggak pulang?"tanyanya.

Yang di tanya terdiam, lalu menggeleng pelan. Yah, ia bahkan tidak pulang ke rumah. Setelah berhasil menenangkan diri dengan menangis hebat, ia tak sadar telah berada di bawah meja.

Arfin mengeram kesal."Yaudah cepetan keluar."

Bak anak kecil yang polos, Krystal keluar dari kolong meja itu dengan tubuh yang begitu lemas. Merasakan kepalanya pusing, melihat ruangan besar ini sedikit berputar-putar.

"Lo istirahat dulu, terus periksa keadaan Raja."

Mendengar itu membuat Krystal tertegun. Meneguk saliva susah, merasakan detak jantungnya berdegup kencang di dalam sana. Tidak. Ia tidak mau melakukan itu. Lantas, si cewek dingin menggeleng kuat.

"N-nggak. Lo aja."

Arfin mendelik."Lah kok jadi gue? Lo pemimpin rumah sakit ini, sekaligus orang yang ngoperasi Raja semalam. Jadi lo lah yang meriksa keadaan dia sampai sembuh."ucapnya sewot sendiri.

"Istirahat dulu sana. Gue bakal lapor oma entar, kalau lo nggak pulang.”ancamnya.

“Gue beliin lo makanan dulu."ucapnya lagi, berbalik badan lalu beranjak pergi. Sebenarnya, bukan Arfin tidak mau memeriksa keadaan Raja. Namun, ia sengaja memberikan semua tugas itu pada Krystal.

Sedangkan Krystal melemaskan kedua bahu. Memeriksa keadaan Raja sampai membaik? Yang benar saja, mendengar nama cowok itu saja ia tegang seperti ini. Bagaimana jika ia bertemu dengannya setiap hari? Namun benar yang di katakan Arfin, ia harus bertanggung jawab.

Dan yang membuat Krystal takut sampai saat ini adalah ... bagaimana jika orang-orang tahu bahwa ia adalah Krystal?

***

EL [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang