[06]

3.3K 190 1
                                    

enternal love 06

•••

"Apa tulangnya nggak copot?"

Bruukk-!

Kedua gender yang berbeda ini sama-sama jatuh terduduk dengan posisi saling berhadapan membentang sedikit jarak. Bokong mereka menghantam keras lantai karidor. Membuat mereka meringis.

Raja yang masih meringis merasakan sakit pada bokongnya langsung sadar bahwa ia sedang di kejar oleh bu Eka. Dan ia tak boleh berleha-leha saja di sini.

Raja memperbaiki posisi tas hitamnya yang menggantung di pundak kiri. Setelahnya, cowok itu bangkit. Dan ia baru sadar ternyata cewek yang bertabrakan dengan nya adalah cewek sialan itu. Cewek itu menatap tajam dengan kedua tangannya menepuk-nepuk bagian belakang rok nya.

"Mau ke mana lo?"Krystal melipat kedua tangannya di dada setelah kegiatan membersihkan roknya tadi selesai.

Raja mempererat genggaman tangannya yang memegang tas hitam di pundak kanan. Sialan, haruskah ia bertemu dengan cewek ini lagi? Ini masih pagi, ayolah!

"Bukan urusan l--"

"RAJAAAAA!"

Raja refleks menengok ke belakang. Jarak bu Eka sudah dekat dengannya, dan ia harus cepat-cepat kabur jika tak ingin di beri hukuman.

Raja kembali menatap Krystal yang menaikkan sebelah alisnya. Raja merutuk, baru saja satu langkah lengannya di cengram dengan kuat seolah tak membiarkan ia lari begitu saja sebelum mendapat hukuman.

"Nggak usah lari-!"ucap Krystal geram masing mencengkram kuat lengan Raja.

Raja mengerang frustasi. Menarik tangannya dengan kuat, alhasil lengannya terlepas tetapi tubuh Krystal ikut terhayung ke depan hingga membentur dada bidangnya.

"Aws."Krystal meringis merasakan nyeri pada hidung mancungnya, pasti hidungnya memerah sekarang.

Raja menghela nafas gusar. Apa-apaan cewek ini? Masih setia berdiri dengan jarak 1 centi dengannya membuat dirinya risih sendiri.

"Sana lo! Jauh-jauh-!"Raja mendorong kedua bahu Krystal saat cewek itu masih sibuk mengusap hidungnya yang memerah.

Krystal terdorong selangkah. Tak mengambil waktu Raja pun beranjak pergi, tetapi belum dua langkah tiba-tiba ia merasakan telinganya sakit seolah ada yang memelintirnya.

"Mau lari kemana lagi kamu, hah?!"

Shit-!

Raja meringis tertahan. Sungguh, jeweran di telinganya ini sangat keras seperti alat pendengaran itu mau lepas saja.

"A-a-a iya bu. Iya-iya saya nggak kabur lagi deh. Bu saya janji."

"Halah, kamu tukang bohong."hardik bu Eka, jeweran pada telinga Raja semakin kencang dan kuat membuat Raja memekik tertahan. Bisa-bisa telinganya ini lepas betul.

"Bener bu. Saya nggak lari lagi deh."ucapnya, mencoba meyakinkan.

Guru berwajah garang itu geleng-geleng kepala."Nggak. Kamu udah bikin saya capek kejar-kejar kamu terus."

"Yah, siapa suruh Ibu ngejar saya, padahal kan yang ngejar harus cowok bu."

"Elah, elah ... emangnya kamu mau ngejar Ibu?"

"Yah kagak lah. Mana mau saya sama yang tua."celetuk Raja, sedetik kemudian ia merutuk karena mulutnya terlalu spontan mengeluarkan perkataan itu.

Bu Eka mengambil nafas berat."Saya masih muda Raja! Saya akan kasih kamu hukuman yang berat-!"

EL [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang