01

16.8K 513 37
                                    

Bab pertama sebuah buku;
Bertemu denganmu, adalah seni melukis tanpa penghapus
— 𝓔ternal 𝓛ove —

Bab pertama sebuah buku;Bertemu denganmu, adalah seni melukis tanpa penghapus— 𝓔ternal 𝓛ove —

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di jam istirahat ke dua, keadaan sekolah elite Walinton highschool sangat riuh dan ramai. Siswa/siswi berlalu lalang sana-sini. Lapangan utama, sumber suara yang terdengar cukup riuh oleh suara pekikan dan kata penyemangat terlontar untuk cowok famous yang sedang latihan bermain basket.

Sisi-sisi lapangan di penuhi oleh siswi-siswi yang terlihat sangat antusias.

Di lain tempat, dua orang siswi sedang berjalan bersisian. Kepala mereka menunduk, benda pipih itu mengambil atensi. Hingga kaki mereka melangkah di karidor kelas 10 yang bersampingan langsung dengan lapangan utama.

Mereka tak menyadari ada bola yang melayang dan siap menghantam salah-satu dari mereka.

Bruk!

"Akh!"pekik salah satu cewek, refleks memegangi bagian kepalanya yang sakit karena lemparan bola orange.

"Lo nggak apa-apa, Krys?"

Sang empunya nama mendesis. Kepalanya yang sakit kini makin sakit karena lemparan keras bola basket tadi. Kepalanya yang memang sudah pusing karena mengurusi tugas osis sampai tugas sekolah yang menumpuk, kini pusingnya berkali-kali lipat.

Membuat kepalanya berdenyut tak tertahan di dalam sana. Siapa pelaku yang melempar bola ini? Kalau memangnya tidak pintar bermain basket, lebih baik tidak usah. Karena itu akan melukai orang lain. Contohnya, dirinya sendiri.

Cewek yang di tanya hanya diam. Menghela nafas berat, dengan kedua tangan terkepal kuat. Jika sudah seperti ini, orang yang melakukan kesalahan harus bertanggung jawab!

Cewek itu menghadapkan badan ke arah lapangan. Wajah dingin tanpa ekspresi berpadu tatapan tajam bernetra coklat menyusuri setiap penjuru lapangan.

"SIAPA YANG LEMPAR?!"bentaknya marah, berhasil mengambil seluruh atensi siswa/siswi yang mendengar.

Para siswa/siswi menatap cewek itu sedikit terkejut. Kini berbisik-bisik tidak ada yang angkat bicara. Lemparan bola itu mengenai cewek yang di kenal paling galak seantero sekolah?

Seriously?!

"Anjir! Malah kena Krystal lagi."

"Kenapa harus si macan sekolah, sih?"

"Bukan gue bukan gue. Guyss, gue berhenti main yak."ucap cowok manis, langsung beranjak ke tepi lapangan takut kena semprot cewek galak itu.

EL [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang