[20]

2.6K 161 11
                                    

Memilikimu adalah Halusinasi.
Kamu objek yang nyata namun terasa Fana

•••

|Walinton HighSchool|
•Jenius, Anggun, Bermartabat •

Tulisan di spanduk besar itu terpampang dengan jelas dengan logo besar bergambar 'obor berpadu kobaran spi yang membara dengan dua sayap burung elang di sisi kanan dan kiri obor'.

Lomba persahabatan.

Kegiatan tahunan yang di selenggarakan oleh Walinton highschool, dan tahun ini SMA angkasa yang ikut berpartisipasi. Membuat semua siswa/siswi Walinton highschool sangat antusias begitupun SMA Angkasa hari ini.

Semua persiapan telah di mantapkan oleh seluruh Anggota OSIS kelas 10 sampai 11. Banyak tenda putih dengan bentuk kerucut di atasnya terpasang di beberapa tempat. Hiasan dengan berbagai bentuk terpasang, membuat suasana WHS

Pukul 07.00 siswa/siswi yang akan mengikuti lomba, sibuk. Seperti lomba dance, sibuk gladi memantapkan gerakan untuk menampilkan penampilan yang terbaik nanti. Basket, sibuk menyusun strategi. Karate, pencat silat, taekwondo, dan lomba-lomba lainnya.

Mereka ber-5 berjalan di karidor. Banyak pasang mata yang melihat. Almamater mereka hitam, berbeda dengan murid yang lain karena Almamater hitam khusus untuk Ketos dan Anggota inti.

"Wah! Wah! Wah! Ini sekolah gue, bukan sih?"ucap Ahdan melebih-lebihkan.

Rini menoleh lalu mendelik."Dasar alay, norak, kampungan, kayak nggak pernah aja liat ginian."ucapnya sinis.

Ahdan membalas tatapan Rini."Eh, kue mochy basi. Bisa diem aja nggak sih? Nggak mau bnget liat gue seneng."balas Ahdan tak kalah sinisnya.

"Gue, Krystal sama Revan ke anak basket sama dance dulu. Pengen tau persiapan mereka."ucap Fany pada Rini dan Ahdan.

"Yaudah. Kalau gue sama mochy basi ini lomba yang lainnya."sahut Ahdan tanpa dosa, tak tahu bahwa Rini sudah menyumpahi nya yang tidak-tidak.

"Ayo, mochy ku."Ahdan merangkul Rini menuju ruang taekwondo.

Rini menyentak kasar lengan Ahdan."Jangan pegang-pegang! You know!"

"Yes, I know."balas Ahdan seraya terkekeh kecil membuat Rini mendengus.

Ahdan berdeham lalu berkata."Rin. Gue sebagai pendengar baik lo nih ya, gue ingetin untuk kuatin mental."

Rini menatap Ahdan dengan kening berkerut."Apaan sih, mental gue dah kuat ya nggak kayak lo, lembek kayak reninggang basah."

Ahdan mendelik."Ceilehhh, liat badut aja lo kabur anjirr."

Rini ingin sekali rasanya melempar cowok di sampingnya ini ke lantai bawah."Napasih lo kadal."

"Lo tau nggak sih kalau mantan lo bakal ada? Dan dia yang paling berpartisipasi sama kegiatan kita ini?

Mendengar itu, membuat Rini langsung terdiam. Ia baru ingat. Cewek itu menghela napas pelan walau entah kenapa kedua tangannya dingin dengan kepala sedikit pening, rasanya ia ingin muntah sekarang. Ia mencoba menguasai diri saat dadanya tiba-tiba sesak seperti ini.

EL [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang