[62]

2K 99 6
                                    

|E N T E R N A L  L O V E|
°BAGIAN 62°

🎧•Hold On
[Chord Overstreet]

“Kesalahan terbesarku adalah, saat berpikir bahwa aku akan baik-baik saja tanpamu.”

- terdapat banyak bahasa Jerman -
VOTE+KOMENT

---

Menghabiskan waktu 15 jam lamanya didalam pesawat bukanlah waktu yang singkat. Karena berangkat jam 8 malam, otomatis Krystal dan Arfin tiba di bandara internasional Munchen, Jerman pukul 10 pagi. Mengingat jarak waktu penerbangan antara Indonesia dan Jerman berkisar 15 jam.

Pagi pertama di Munchen.

Walaupun memakai pakaian hangat dilapisi blazer panjang, rasa dingin kota ini sangat terasa. Seperti menusuk hingga tulang. Diluar bandara sana terlihat jelas, air hujan turun rintik-rintik.

“Arfin.”

Sang empunya nama membulatkan mata senang melihat seorang cewek berambut cokelat terang berlari riang ke arahnya.

“Kak Aline.”

Mereka berdua berpelukan erat satu sama lain. Melampiaskan rasa rindu sebab sudah lama tidak bertemu. Selanjutnya lompat-lompat bak anak kecil lalu kembali berpelukan lagi.

Nama perempuan cantik itu Aline. Cucu pertama dari saudara Ratna bernama Elle. Menempuh pendidikan kedokteran juga, dan sekarang sudah semester 4.

Aline beralih pada Krystal, cewek itu merentangkan tangan menyambut pelukan. Tanpa kata lagi, Krystal membuka topi hitam yang ia kenakan lalu memeluk Aline dengan hangat.

“Hallo. Ich habe auf dich gewartet. Ich kann es kaum erwarten, dich zu sehen, meine Brüder.”
“(Halo. Aku telah menunggumu. Saya tidak sabar untuk melihat Anda saudara-saudara saya.)”katanya, fasih logat Jerman.

Krystal mengangguk seraya tersenyum. Mereka melepaskan pelukan.

“Die Reise hierher ist sehr lang.”“(Perjalan ke sini sangat panjang.)”timpalnya, Aline terkekeh.

“Es tut uns leid. Ich war früher von der Toilette.”“(Maaf. Saya dari toilet tadi.)”

Seorang cowok bertopi cokelat muda berhasil mengambil atensi. Krystal mengernyit samar. Aline yang peka, menjentikkan jari.

“Stell ihn Hazn vor. Der jüngere Bruder meines Freundes. Er wird nächsten Monat auch aufs College gehen, genau wie ihr.”“(Perkenalkan dia Hazn. Adik pacar saya. dia juga akan berkuliah bulan depan sama seperti kalian.)”

Krystal dan Arfin mengagguk mengerti. Hazn tersenyum hingga lesung pipitnya terlihat. Menjulurkan tangan pada cewek dihadapannya.

“Ich bin Hazn. Wenn du?”“(Saya Hazn. Kalau kamu?)”

Krystal menunduk. Menatap tangan kokoh itu. Ia menghela napas samar. Tersenyum tipis, menerima uluran tangan hangat milik Hazn.

“Krystal.”balasnya, logat Jerman. Hazn ikut tersenyum. Terpesona  melihat aura wajah Krystal, lalu beralih lagi pada Arfin.

“Lass uns nach hause gehen. Du musst sehr müde sein. Ella kann es kaum erwarten, euch auch zu sehen.”“(Ayo kita pulang. Kalian pasti sangat lelah. Ella juga tidak sabar melihat kalian.)”ucap Aline tak sabaran.

Cewek cantik itu kemudian membantu membawakan barang Arfin. Baru saja Krystal ingin mendorong kopernya, namun tangan Hazn lebih dulu memegang pendorongnya.

EL [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang