[40]

1.7K 102 15
                                    

|E N T E R N A L L O V E|
°BAGIAN 40°

"Terlalu banyak berharap. Pantas rasanya sakit sekali."

"Perjuangan dan kesabaran itu satu paket. Kalau kesabaran sudah habis, di situlah batasnya sebuah perjuangan."

"Aku pergi. Bukan untuk menghapus rasa ini. Tapi untuk mengerti keadaan. Bahwa kamu dan aku, memang tak bisa menjadi kita."

🎧•Hurts So Good
[ Astrid S ]

VOTE+KOMENT

***

Raja menatap tajam cowok di hadapannya. Kedua tangannya terkepal kuat berusaha menahan emosi."Lo selalu aja nyalahin gue! Seolah-olah gue yang bikin ini semua hancur!"

Raja mendorong kasar kedua bahu Nandi, membuat cowok itu terdorong selangkah. Nandi mengeraskan rahang, tak terima."Ini emang salah lo! Seandainya lo nggak sama Aurel waktu itu, ini semua nggak bakal terjadi!"

Raja menghela napas berat. Kembali menahan emosinya karena di pojokkan seperti ini. Seharusnya Nandi sadar diri, semua ini juga karena cowok itu.

"Siapa suruh lo buang Aurel, hah?!"tunjuknya tepat di wajah Nandi. Urat cowok itu timbul, dengan wajah memerah.

"Siapa juga yang mau buang orang yang paling di sayang?! Gue diemin Aurel karena gue nggak mau di tau apa yang gue alamin pas itu! Tapi lo?!"Nanda mendorong kasar kedua bahu Raja.

Raja terdorong selangkah."Tapi lo, manfaatin situasi itu buat rebut Aurel karena lo suka sama dia!"

Raja tertegun. Terdiam begitu saja dengan jantung yang kini berdetak abnormal di setiap detiknya. Lidahnya tiba-tiba kelu, tak tahu harus mengatakan apa. Benar, ia malah memanfaatkan situasi itu dulu untuk lebih dekat dengan Aurel agar bisa memiliki cewek itu.

Nandi tahu semuanya?

Melihat keterdiaman Raja, membuat Nandi tersenyum miring. Tapi tak menampik, ia sangat marah karena Raja yang notabenya adalah sahabatnya, mencintai kekasihnya sendiri dan ingin memilikinya. Hingga memanfaatkan situasi saat ia dulu berada di masa-masa paling rumit dan menyengsarakan.

Karena tak tahan, Nandi membogem keras wajah Raja hingga cowok itu tersungkur di lantai lapangan basket indoor. Sulung Argatama meringis merasakan ngilu pada rahangnya.

Nandi mencengkram kerah baju Raja, lalu kembali menghantam pukulan yang tak main-main.

Bugh!

"Kan, apa gue bilang?! Lo suka sama Aurel! Ini yang namanya sahabat?! Waktu itu gue butuh banget dukungan lo, karena cuma lo yang ada pas itu! Tapi apa?! Lo malah jalan terus sama Aurel!"

Wajah Nandi memerah, terus menghantam wajah Raja dengan bogeman tak main-main. Raja saat ini tak bisa apa-apa, hanya terdiam seolah dengan bogeman Nandi adalah balasan karena sikap egoisnya dulu.
Wajah Raja babak belur, darah keluar di kedua sudut bibir cowok itu.

"Gue muak Ja! Gue muak! Kalau lo emang mau milikin Aurel, bilang sama gue! Jangan main dengan cara kotor!"

"Kalau malam itu Aurel nggak sama lo! Mungkin dia masih ada!"

Dan perkataan Nandi itu seolah belati putih beracun yang mengoyak dada Raja tanpa ampun. Rasanya sakit. Benar, kalau malam itu Aurel tak bersamanya pasti Aurel masih ada sampai sekarang.

Tapi ... kejadian itu tak semua salah Raja. Nandi pun ikut andil dalam kejadian itu. Lagipula, Raja tahu diri kalau Aurel kekasih sahabatnya, dia hanya ingin menjaga dan menemani Aural saat Nandi mendiamkan cewek itu.

EL [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang