03

4.6K 250 10
                                    

Bagi seorang Rajendra Argatama Pamungkas, terlambat datang ke sekolah adalah hal biasa baginya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bagi seorang Rajendra Argatama Pamungkas, terlambat datang ke sekolah adalah hal biasa baginya. Tapi, yang menjadi masalah jika datang terlambat itu adalah ketahuan guru piket, apalagi pak Utomo.

Pak Utomo adalah guru killer. Setiap hari guru plontos itu berkeliling satu sekolah hanya untuk memastikan jangan sampai ada siswa/siswi datang terlambat dan tidak melaksanakan hukuman terlebih dahulu.

Hukumannya tak main-main pula. Lari 5 kali keliling gedung sekolah, lari keliling 50 putaran lapangan, membersihkan wc siswa dan siswi di lanjutkan membersihkan gudang atau bahkan membersihkan seluruh karidor sekolah.

Raja yang selalu datang terlambat tak pernah sekalipun lolos dari Pak Utomo walau ia sudah berhati-hati berjalan ke kelasnya. Tak jarang juga Pak Utomo memergoknya dengan Putra dan Ikbal membolos di rooftop.

Kalau ada yang bertanya, kenapa Nathan tidak ikut, mana mau anak rajin seperti dia membolos.

Raja berjalan santai dengan kedua tangan di masukkan ke dalam saku celananya. Bersiul ria seolah merayakan kemenangan. Bagaimana tidak! Kakinya sudah menginjak di lantai 2 dan Pak Utomo belum juga memperlihatkan batang hidungnya.

Raja menunduk, melihat jam yang tertera di benda hitam yang melingkar di lengan kirinya. Sudah menunjukkan pukul 07.55 dan sampai sekarang pak Utomo belum muncul.

Terima kasih Tuhan. Ia juga malas melaksanakan setiap hukuman yang di berikan.

Raja menaiki tangga menuju lantai tiga, saat di anakan ke 7 langkahnya refleks terhenti saat mendengar perkataan dari belakangnya, lebih tepatnya di bawah tangga sana.

"Yang telat harus di hukum!"

Raja mendengus kasar. Seperti nya terlambat datang ke sekolah tanpa hukuman tak pernah berpihak padanya. Tapi ... tunggu! Suara itu seperti suara seorang cewek.

Raja membalikkan badan. Seketika mendecak kesal dan menatap malas cewek di bawah tangga sana sedang bersedekap dada.

Raja tak peduli. Ini masih pagi, jadi ia sangat malas sekali harus adu mulut sampai berkelahi dengan cewek menjengkelkan satu ini. Lantas, ia pun membalikkan badan dan melanjutkan langkah menuju kelas. Semoga saja guru belum masuk. Jika sudah ada guru, ia tinggal membolos saja di rooftop gedung.

Krystal mendecak saat di abaikan seperti ini. Karena kesal, dengan cepat ia melangkahkan kaki menaiki tinggi.

"Turun ke lapangan sekarang!"perintahnya tegas.

"Apaan sih! Pergi sana!"

"Lo yang seharusnya pergi! Pergi ke lapangan, buat di hukum!"

Raja tak membalikkan badan, masih setia berjalan santai tanpa beban."Males. Apalagi liat muka lo!"

Krystal berdecih, ia melangkah cepat dan menghadang jalan Raja membuat cowok itu memutar bola mata malas.

"Lo kira gue juga nggak males liat muka lo?!"balasnya dingin.

EL [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang