Sistem Sekolah Jepang

3.6K 243 5
                                    

Sistem pendidikan Jepang dibuka kembali pasca berakhirnya perang dunia ke-2. Sistem yang dulu yang menerapkan 6-5-3-3 juga dirubah menjadi sistem 6-3-3-4, yaitu (6 tahun di SD, 3 tahun di SMP, 3 tahun di SMA, dan 4 tahun di Universitas) yang mengacu pada sistem pendidikan di Amerika. Wajib belajarnya (Gimukyoiku) sendiri memiliki rentang waktu 9 tahun, yaitu 6 tahun di SD (Shougakkou) dan 3 tahun di SMP (Chuugakkou).

Jepang adalah salah satu populasi pelajar terbaik di dunia, dengan 100% pendaftar di kelas wajib (SD-SMP) dan memiliki 0% warga yang buta huruf. Sedangkan di SMA (Koukou) meskipun tidak diwajibkan, pendaftar yang masuk lebih dari 96% skala nasional dan hampir 100% di kota-kota. Murid di SMA yang drop-out hanya sekitar 2% saja. Dan sekitar 46% siswanya yang lulus dari SMA melanjutkan ke universitas.

Menteri pendidikan di Jepang mengawasi kurikulum secara ketat, buku teks, kelas-kelas dan tingkat pendidikan di seluruh negara Jepang. Akibatnya, membawa pendidikan Jepang ke tingkat diatas rata-rata.

Kehidupan Para Murid Jepang

Tahun ajaran baru di Jepang dimulai di bulan April. Tahun fiskal juga di Jepang dimulai pada bulan April dan berakhir di bulan Maret tahun berikutnya, membuatnya menjadi lebih nyaman dari berbagai aspek.

Bulan April adalah puncak dari musim semi dimana bunga sakura bermekaran (Sakura = bunga yang paling dicintai oleh orang Jepang) dan merupakan waktu yang paling tepat untuk melakukan suatu yang baru di Jepang. Namun, perbedaan sistem sekolah ini menyebabkan masalah bagi siswa yang berkeinginan untuk melanjutkan sekolah ke luar negeri (misalnya Indonesia yang pada umumnya tahun ajaran baru dimulai bulan Juli). Hampir setengah tahun terbuang karena harus menunggu dari bulan Maret untuk masuk tahun ajaran baru di bulan Juli. Begitupun sebaliknya, ketika mereka kembali ke Jepang, mereka harus menunggu lebih dari setengah tahun dari bulan Juni (Indonesia) untuk masuk tahun ajaran baru di bulan April (Jepang).

Rata-rata siswa Jepang menghabiskan waktunya selama 6 jam sehari di sekolah. Dan selepas sekolah mereka punya kegiatan lain seperti ekstrakulikuler dan PR untuk membuat mereka tetap sibuk. Mereka memiliki hari libur selama 6 minggu di musim panas dan masing-masing 2 minggu untuk musim dnigin dan musim semi. Namun, seringkali di hari libur yang panjangpun mereka diberikan PR yang seabrek yang menanti mereka untuk dikerjakan.

Nihon... Ai Shi Te Ru...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang