1. Tak ada waktu pacaran
Setiap wanita di Jepang rata rata mereka sangat cerdas dan selalu menghabiskan waktunya untuk belajar dan bekerja, bagi wanita Jepang pacaran adalah hal yang buang buang waktu.
2. Hilangnya kebebasan
Kekhawatiran wanita Jepang seandainya menikah mereka takut akan hilangnya kebebasan untuk beraktivitas layaknya masih lajang, mereka tak bisa membayangkan jika setiap hari hanya menghabiskan waktunya menjadi ibu rumah tangga.
3. Enggan melahirkan
Mereka takut jika melahirkan anak berarti mereka akan menghabiskan waktu hanya untuk mengurusi dan merawat bayi, disamping itu untuk memenuhi kebutuhan balita juga memerlukan biaya sangat mahal. Bagi wanita Jepang bekerja dan beraktivitas yang tak menjenuhkan itu merupakan hal yang lebih baik.
4. Wanita bertanggung jawab terhadap rumah tangga
Ini merupakan tantangan tersulit yang sering terlintas dalam pikiran wanita single di Jepang jika mereka telah menikah nanti, seorang ibu rumah tangga diharuskan untuk mencari nafkah dan mengurusi keluarganya meskipun pada kenyataannya tidak semua begitu.
5. Biaya hidup sangat tinggi 46 juta perbulan
Wanita Jepang selalu berfikir ribuan kali jika mereka ingin membangun rumah tangga, untuk hidup di negara maju seperti Jepang suami istri harus berpenghasilan sendiri sendiri untuk mencukupi kebutuhan hidup setiap bulan, rata rata kehidupan rumah tangga sederhana di Jepang yang belum mempunyai anak dalam sebulan bisa menghabiskan 460 ribu Yen atau setara 46 juta rupiah. Sampai saat ini setiap warga Jepang yang belum menikah dan berpenghasilan pas pasan mereka hanya bisa berharap mendapatkan jodoh orang kaya yang bisa memenuhi semua kebutuhannya.
Nah itulah pemikiran modern wanita yang hidup di negara maju seperti Jepang. Namun, hal ini berdampak pada jumlah pertumbuhan penduduk Jepang yang mulai menurun dari tahun ke tahun. Bahkan, anak anak sekolah lebih sedikit dan lansia sangat banyak. Akibat kejadian ini, pemerintah Jepang akhirnya mengeluarkan kebijakan terhadap kenaikan gaji wanita Jepang walaupun sudah menikah mereka tetap bisa menjadi wanita karir.