Semenjak kejadian dimana papanya ketahuan selingkuh, sikap Darren berubah. Dari dia yang dingin, menjadi lebih dingin. Selain itu, dia juga sering keluar masuk club malam dan bergonta-ganti wanita. Darren hanya menyuruh mereka untuk menemaninya, tidak lebih.
Selama pergi dari mansion itu, dia sementara waktu menginap di apartemen milik Alex. Karena Darren tidak mau terus-terusan menyusahkan sahabatnya, dia memutuskan untuk menjual mobilnya dan menggunakan uang itu untuk modal mendirikan usaha dan mencari rumah sederhana untuk ia tinggali.
Tidak besar memang, tapi itu sudah cukup baginya untuk berteduh dari teriknya matahari dan dinginnya malam. Usaha kecilnya juga sudah mencukupi kehidupan sehari-hari dan biaya kuliahnya. Hingga akhirnya usaha yang ia bangun berbuah manis.
Usahanya menjadi berkembang pesat dan memiliki cabang dimana-mana. Perusahaan yang bergerak di bidang transportasi dan komunikasi itu sudah berdiri kokoh tanpa campur tangan sang papa.
Entahlah, Darren tidak pernah mendengar kabar tentangnya lagi. Tapi, dia sesekali menelpon adik perempuannya atau mama tercintanya hanya sekedar menanyakan kabar.
Hidup sendiri membuatnya buta arah. Tidak ada yang menasehatinya seperti dulu. Bahkan ia juga semakin jauh dengan Tuhan-nya dan lebih mementingkan urusan dunia. Dulu saat dia masih tinggal dalam satu atap yang sama, sang mama akan selalu mengingatkan untuk melaksanakan kewajibannya.
"Darren, salat Maghrib dulu."
Walaupun hidup berdampingan dengan budaya barat yang terkenal akan kebebasannya itu, tidak membuat Darren remaja meninggalkan kewajibannya sebagai seorang muslim.
Tapi semenjak kejadian itu, Darren semakin menjauh dari-Nya. Sering keluar masuk club malam tentu sudah menjadi bukti nyata. Sering bergonta-ganti wanita dan minum-minuman keras yang sangat dilarang didalam agamanya juga tetap ia lakukan.
Alex, sahabatnya pun angkat tangan dengan kebiasaannya yang satu itu. Apalagi Darren adalah perokok aktif. Hingga seorang perempuan muncul dalam kehidupannya, membuat hari-harinya yang kelabu menjadi lebih berwarna.
Perempuan itulah cinta pertamanya. Cinta pertama dan patah hati pertama. Ya, akibat mencintai seseorang terlalu dalam membuatnya seakan buta dan tuli. Tidak sadar jika dirinya hanya dimanfaatkan saja. Tapi lagi-lagi dengan bodohnya dia memaafkan begitu saja kesalahan perempuan itu.
"Aku memaafkan mu sayang. Tapi tolong jangan tinggalkan aku," mohon Darren pada perempuan di hadapannya.
Perempuan itu berdecih dan menatap Darren sinis. "Suka tidak suka, aku akan tetap pergi dengannya."
Darren terduduk dengan memandang punggung perempuan yang ia cintai dengan nanar.
Semenjak itu, Darren menjadi semakin menggila. Bahkan Alex pun tidak sanggup untuk meredam kegalauan sahabatnya itu. Akhirnya Alex memutuskan untuk mengajak sahabatnya itu liburan. Dengan harapan agar Darren menjadi lupa dengan masalahnya.
"Dar, gue mau liburan. Lo mau ikut?"
Darren sedang menatap layar ponsel di tangannya dengan tatapan kosong, tidak sadar jika Alex mengajaknya berbicara.
Alex lama-lama jengah melihatnya. Putus cinta membuat sahabatnya menjadi gila.
"WOY DAR!!"
Karena terkejut, ponsel dalam genggaman Darren meluncur begitu saja ke lantai dan pecah.
"APA-APAAN SIH LO?!" Darren langsung mencengkram kerah baju Alex.
Karena tersulut emosi juga, Alex malah balik menantang Darren. "LO YANG APA-APAAN!! LO TUH UDAH BUTA HAH?! CEWEK JALANG KAYAK DIA LO CINTA?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Married with Mr. Bule [END]
Teen FictionJudul lama : Pernikahan atau Permainan Cover by Pinterest Aku tidak menyangka perjalanan study tour ku ke Bali akan mempertemukan ku dengan pria bule itu. Pria bule yang kini resmi menjadi suamiku bahkan disaat umurku belum genap 18 tahun. Berawal d...