"Ini dimana?"
Tempat ini sangat indah. Aku berani mengatakan jika di bumi tidak ada yang menandingi keindahan tempat ini.
Bagaimana mungkin gurun pasir yang tandus, padang rumput kehijauan dan gurun salju saling bersisian?
Pemandangan ini sungguh luar biasa.
Apa ini akhirat?
Dalam sekejap semuanya tiba-tiba menghilang dan tergantikan dengan padang bunga. Lalu terdengar suara tangisan bayi dari balik pohon yang satu-satunya ada di tempat ini.
Karena penasaran aku pun mendekati asal suara tangisan bayi tersebut. Ternyata di balik pohon itu ada sebuah keranjang berukuran sedang yang berisi bayi.
Aku perlahan duduk di samping keranjang berisi bayi itu. Ajaibnya bayi itu langsung terdiam dan tersenyum dengan mata bulatnya yang lucu.
Tanpa sadar aku pun ikut tersenyum dan mengangkat bayi itu ke dalam gendongan. "Anak manis, kenapa kamu bisa ada di sini?"
Bayi itu tertawa kegelian saat aku menciumi seluruh permukaan wajahnya.
Lalu tiba-tiba suasana berubah dalam sekejap mata. Bayi yang ada di gendongan ku menghilang dan padang bunga tadi berubah menjadi padang rumput yang luas. Bahkan tidak ada satupun pohon yang tumbuh.
Assalamu'alaikum humaira.
Aku mencari-cari asal datangnya suara itu. Namun suaranya terasa menggema di telingaku.
"Siapa? Siapa itu?" gumamku dengan mata memindai ke segala arah.
Bangunlah. Kami menunggumu Kayla. Abi, Umi, saya dan anak kita.
Kepalaku tiba-tiba terasa sakit yang begitu hebat hingga aku terduduk di tanah begitu saja.
"Mas Darren."
🍁🍁🍁
Darren masih setia menunggu istrinya dan menggenggam erat tangannya. Penampilannya yang rapi berubah awut-awutan. Kancing kemeja yang terbuka dan rambut yang tidak lagi rapi. Namun, ia tidak memperdulikan penampilannya itu. Hanya satu, satu yang ada di pikirannya yaitu Kayla, istrinya.
"Berapa lama lagi saya harus menunggu kamu?" monolog Darren sambil mengelus punggung tangan Kayla yang tidak diinfus.
"Maaf, maafkan saya. Saya sadar sekarang kalau kelakuan saya selama ini menyakitimu. Bahkan anak kita," lanjut Darren dengan kepala menengadah ke atas, menahan ledakan air mata yang merengsek keluar.
"Saya yang salah Kayla. Saya yang salah. Tolong jangan hukum saya dengan cara seperti ini," lirihnya sambil menatap sendu perempuan yang terbaring lemah di hadapannya.
Tok..tok..tok
"Masuk!" sahut Darren seraya mengusap lelehan air mata yang keluar.
Alex menyembul dari balik pintu dengan cengiran di wajahnya. "Ada seseorang yang mau ketemu sama lo."
Darren mengernyitkan dahinya. "Siapa? Aku tidak mau buang-buang waktu untuk menemui orang yang tidak penting," sahutnya tak perduli.
"Papa menawarkan pengobatan ke luar negeri untuk istrimu. Apa kamu setuju?"
Darren seketika menengokkan kepalanya ke arah pria paruh baya dengan perawakan mirip dengannya.
"Bagaimana menurutmu?" Pria paruh baya itu berjalan mendekat ke arah Darren.
Darren melemparkan tatapan sinis dan tidak sukanya. "Uang saya lebih dari cukup untuk membiayai istri saya. Saya tidak memerlukan bantuan dari Anda, Pak."

KAMU SEDANG MEMBACA
Married with Mr. Bule [END]
Novela JuvenilJudul lama : Pernikahan atau Permainan Cover by Pinterest Aku tidak menyangka perjalanan study tour ku ke Bali akan mempertemukan ku dengan pria bule itu. Pria bule yang kini resmi menjadi suamiku bahkan disaat umurku belum genap 18 tahun. Berawal d...